Demokrat Tegaskan Berubah Sikap, Kini Dukung Jokowi-Amin
Setelah AHY jadi menteri, Partai Demokrat berubah tak lagi jadi oposisi dan kini dukung pemerintahan Jokowi.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrat memperbarui sikapnya yang kini tak lagi menjadi oposisi, melainkan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sikap itu dinyatakan seusai Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dilantik sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju. Perubahan sikap itu berlangsung secara cepat dan mendadak yang memicu rasa kaget bagi kader partai.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru saja dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggantikan Hadi Tjahjanto yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Dengan begitu, sikap Demokrat sebagai oposisi pemerintah yang telah berlangsung hampir 10 tahun pun berakhir.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Iya, pastilah (mendukung pemerintah),” ujar AHY saat ditanya soal perubahan sikap dukungan tersebut seusai serah terima jabatan dan berkeliling di kantor barunya, Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Konsolidasi internal tak dilakukan
Secara terpisah, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, waktu pelantikan AHY sebagai menteri berlangsung secara cepat. Konsolidasi antarelite dan mekanisme pembahasan Majelis Tinggi Partai Demokrat pun tidak dilakukan. Hal itu pun membuat sebagian besar kader kaget.
Ia turut menyinggung Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga kaget setelah mendengar kabar AHY dilantik sebagai menteri. Kekagetan Ibas—sapaan akrab Edhie—dipicu oleh kondisi Partai Demokrat yang tengah menunggu hasil Pemilihan Umum 2024.
”Waktunya terlalu cepat, ini kejadiannya hari Senin (19/2/2024), sekarang Rabu. Cepat sekali, belum sempat konsolidasi. (Kader-kader) ini kaget-kaget dan senanglah, bahagia,” ujar Syarief.
Meskipun demikian, penerimaan jabatan menteri oleh kader memang berada di luar pembahasan majelis tinggi. SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat juga disebut belum memberikan arahan spesifik kepada kader-kader partai.
Kader Partai Demokrat yang duduk di kursi parlemen bakal tetap melakukan fungsi kontrol dan penyeimbang (checks and balances) terhadap pemerintah. Budaya kritis ala oposisi yang telah berlangsung hampir 10 tahun tetap berjalan beriringan dengan dukungan kepada program pemerintah.
Waktunya terlalu cepat, ini kejadiannya hari Senin (19/2/2024), sekarang Rabu. Cepat sekali, belum sempat konsolidasi. (Kader-kader) ini kaget-kaget dan senanglah, bahagia.
Selain itu, Syarief juga membantah lobi-lobi jabatan menteri sudah berlangsung sejak pertemuan Presiden Joko Widodo dan AHY di Yogyakarta, Minggu (28/1/2024). Saat itu, Jokowi dan AHY bersepeda santai menyapa masyarakat serta sarapan bersama.
Restu SBY
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menambahkan, jabatan menteri yang diemban AHY sudah melalui restu SBY. Pemilu yang dianggap sudah usai—kini proses penghitungan suara—menuntut Demokrat yang sudah berkomitmen untuk kembali bersatu dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Sikap Demokrat pun berubah di parlemen, kini menjadi partai politik pendukung pemerintah. ”Partai Demokrat pun akan konsisten dengan sikap itu. Tidak seperti partai pendukung pemerintah lainnya, yang menterinya masih ada di pemerintahan, tetapi bersikap seperti oposisi,” ujarnya.
Meskipun begitu, kader awalnya berpikir bergabungnya Demokrat ke pemerintahan akan dimulai pada periode 2024-2029. Sebab, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang didukung Demokrat, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tengah unggul dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Akan tetapi, pemerintahan kabinet Jokowi tengah mengalami sejumlah kekosongan kursi menteri. Saat ditawarkan, kata Andi, Demokrat menganggap hal itu bagus untuk modal partai. Sebab, AHY menggantikan posisi Hadi Tjahjanto yang berpangkat purnawirawan marsekal, setara dengan bintang empat militer.