Efek Anies-Muhaimin Tak Signifikan, Nasdem dan PKB Bertahan di Papan Tengah
Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, Nasdem dan PKB belum beranjak dari posisi papan tengah partai kontestan pemilu.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Langkah Partai Nasdem bersama Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB untuk mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar tidak berpangaruh signifikan terhadap raihan suara kedua partai tersebut di Pemilu 2024. Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, Partai Nasdem dan PKB sama-sama belum beranjak dari papan tengah partai politik kontestan pemilu.
Hingga Jumat (16/2/2024) pukul 13.09 dengan jumlah data masuk 98,35 persen, PKB berada di urutan keempat dengan raihan suara 10,74 persen. Sementara Partai Nasdem berada di bawahnya di urutan kelima dengan capaian 9,94 persen. Hitung cepat dilaksanakan di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) sampel dengan margin of error +/- 1 persen.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Capaian kedua partai politik (parpol) tersebut di Pemilu 2024 berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas cenderung sama dengan hasil Pemilu 2019. Hasil rekapitulasi Pemilu 2019 yang ditetapkan KPU menunjukkan, PKB meraih 9,69 persen suara sah nasional dan berada di urutan keempat partai politik pemenang pemilu. Sementara perolehan suara Nasdem 9,05 persen dan berada di urutan kelima.
Jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019, tidak ada pergerakan posisi Nasdem ataupun PKB pada Pemilu 2024. Nasdem tetap berada di urutan kelima parpol pemenang pemilu, begitu pula PKB tetap di urutan keempat. Padahal, Nasdem menargetkan dapat beranjak dari partai menengah menjadi partai papan atas, demikian pula PKB yang menargetkan masuk tiga besar partai pemenangan Pemilu 2024.
Meski demikian, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid tetap optimistis PKB dapat memenuhi target menjadi pemenang kedua Pemilu 2024 dan memperoleh minimal 100 kursi di DPR. Sebab, PKB masih meyakini majunya Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, sebagai calon wakil presiden akan mengerek perolehan suara partai tersebut.
Menurut Jazilul, munculnya gambar wajah Ketua Umum PKB di dalam surat suara pemilihan presiden (pilpres) membuat seluruh jajaran pengurus dan simpatisan partai bergerak aktif memenangi pemilu. Tidak hanya itu, kehadiran Muhaimin dalam kontestasi pilpres turut membuat struktur PKB lebih solid, terkoordinasi, dan stabil.
Munculnya gambar wajah Ketua Umum PKB di dalam surat suara pemilihan presiden (pilpres) membuat seluruh jajaran pengurus dan simpatisan partai bergerak aktif untuk memenangi pemilu.
Langkah-langkah pemenangan yang dilakukan PKB semakin terencana dan terukur. Kerja-kerja caleg di lapangan pun menjadi lebih mudah. Karena itu, Jazilul meyakini PKB perolehan suara PKB akan naik sekitar 3 persen dari pemilu sebelumnya.
”Kita tunggu real count-nya, kok, saya yakin suara PKB naiknya 3 persen,” ujar Jazilul, Jumat (16/2/2024).
Tunggu rekapitulasi KPU
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi F Taslim juga menyampaikan, Nasdem masih menunggu hasil rekapitulasi suara resmi dari KPU. Menurut dia, target menjadi parpol papan atas di posisi dua besar telah diupayakan melalui kerja-kerja caleg ataupun melalui kampanye pilpres.
Karena itu, ia tidak ingin berekspektasi mengenai hasil akhir sebelum ada hasil resmi dari KPU. ”Kami menunggu rekapitulasi manual selesai,” katanya.
Menurut Hermawi, kenaikan suara Nasdem di Pemilu 2024 tidak hanya berasal dari efek ekor jas pencalonan Anies, tetapi juga kerja para pengurus partai dan caleg di semua tingkatan.
Ketua DPP Partai Nasdem Saan Mustopa menambahkan, ada fase saat elektabilitas Nasdem meningkat setelah mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres. Pada periode akhir 2022 hingga awal 2023, elektabilitas Nasdem di berbagai lembaga survei meningkat. Saat itu, Anies mulai diajak berkampanye bersama Nasdem di beberapa daerah.
”Namun, saat mendekati pemungutan suara, tren tersebut cenderung melandai. Efek ekor jas saling mengompensasi di beberapa wilayah karena ada sentimen positif dan sentimen negatif,” ucapnya.
Menurut Saan, faktor elektoral bukan satu-satunya pertimbangan Nasdem saat mengusung Anies sebagai capres. Nasdem tidak terlalu berharap ada efek ekor jas yang tinggi dari pencalonan tersebut. Sebab, di saat bersamaan, Nasdem juga menyusun kerja-kerja stuktur partai yang lebih solid dan dukungan dari caleg yang kompetitif untuk memenangi pileg.
”Harus diakui ada manfaat elektoral dari Anies, tetapi itu bukan satu-satunya faktor yang membuat suara Nasdem meningkat,” katanya.