logo Kompas.id
Politik & HukumRatusan Warga Benda Kerep di...
Iklan

Ratusan Warga Benda Kerep di Cirebon Gunakan Kunyit Saat Pemilu

Ratusan warga di Benda Kerep, Kota Cirebon, Jawa Barat, akan menggunakan sari kunyit sebagai pengganti tinta pemilu.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
· 2 menit baca
Potret Tempat Pemungutan Suara 65 di Blok Bantar, Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (12/2/2024). Di TPS itu, sekitar 215 warga diperkirakan akan menggunakan kunyit sebagai pengganti tinta usai pencoblosan pada Pemilu 2024.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Potret Tempat Pemungutan Suara 65 di Blok Bantar, Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (12/2/2024). Di TPS itu, sekitar 215 warga diperkirakan akan menggunakan kunyit sebagai pengganti tinta usai pencoblosan pada Pemilu 2024.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

CIREBON, KOMPAS – Ratusan warga di Blok Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, akan menggunakan sari kunyit sebagai pengganti tinta usai pencoblosan Pemilihan Umum 2024. Hal ini sudah menjadi tradisi di daerah pesantren itu.

Bagus Ridwan, Ketua Tempat Pemungutan Suara 65 di Blok Bantar, mengatakan, pemakaian sari kunyit sebagai tanda warga mencoblos sudah menjadi tradisi sejak pemilu awal tahun 2000. “Itu saran dari kiai sepuh sejak dulu. (Kunyit) ini sah untuk shalat,” ucapnya, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Bawaslu Cirebon Soroti Keamanan dan Kondisi Ribuan Logistik Pemilu

Cairan kunyit, katanya, tidak menghalangi pori-pori jari atau kuku saat terkena air wudu. Sebaliknya, warga khawatir, tinta ungu dari Komisi Pemilihan Umum dapat menghambat air wudu meresap ke jari dan kuku. Itu sebabnya, banyak warga lebih memilih memakai sari kunyit.

Di TPS 65, katanya, sebanyak 215 calon pemilih akan menggunakan sari kunyit sebagai penanda telah mencoblos dalam Pemilu 2024. Meskipun bukan tinta biru KPU, Bagus memastikan, bekas kunyit tidak mudah hilang. Dengan begitu, warga tidak bisa mencoblos melebihi ketentuan.

Warga melintasi sungai di Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (12/2/2024). Sepeda motor dan mobil tidak bisa masuk ke kawasan itu karena tidak ada jembatan.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Warga melintasi sungai di Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (12/2/2024). Sepeda motor dan mobil tidak bisa masuk ke kawasan itu karena tidak ada jembatan.

Iklan

Hingga kini, pihaknya belum mendapatkan sari kunyit dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Argasunya atau KPU Kota Cirebon. ”Untuk jaga-jaga, kami berencana membuat sari kunyit besok kalau belum ada dari KPU. Ini persiapan saja meskipun sudah disediakan,” kata Bagus.

Adapun tenda TPS 65 telah berdiri di salah satu halaman rumah warga. Lokasi TPS kali ini berada lebih tinggi dibandingkan dengan tempat sebelumnya untuk menghindari banjir. Apalagi, kawasan itu berada di dekat Sungai Kalijaga. Permukiman warga juga terpisah oleh sungai.

Petugas mengangkut bilik dan kota suara di Gudang Logistik Komisi Pemilihan Umum Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (7/11/2023). Hari itu, KPU setempat menerima 4.104 bilik suara dan 5.130 kotak suara untuk Pemilihan Umum 2024.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Petugas mengangkut bilik dan kota suara di Gudang Logistik Komisi Pemilihan Umum Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (7/11/2023). Hari itu, KPU setempat menerima 4.104 bilik suara dan 5.130 kotak suara untuk Pemilihan Umum 2024.

Di kampung yang berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Cirebon itu terdapat empat TPS. Selain TPS 65, ada TPS 66, TPS 67, dan TPS 72. Warga mulai membangun tenda TPS dari kayu, bambu, dan terpal. Adapun daftar pemilih tetap di setiap TPS berkisar 250 hingga 280 suara.

Pengasuh Pondok Pesantren Benda Kerep KH Miftah Faqih mengatakan, sebagian besar warga memilih memakai kunyit sebagai pengganti tinta saat pemilu untuk menjaga wudunya. Namun, pihaknya tidak melarang warga yang ingin menggunakan tinta sebagai penanda telah mencoblos.

Pengasuh Pondok Pesantren Benda Kerep Kiai Muhammad Miftah saat diwawancarai di kediamannya di RW Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (12/2/2024).
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Pengasuh Pondok Pesantren Benda Kerep Kiai Muhammad Miftah saat diwawancarai di kediamannya di RW Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (12/2/2024).

”Kalau warga mau pakai tinta (KPU), monggo (silakan), yang mau kunyit juga monggo,” ucap KH Miftah. Pihaknya berharap, penggunaan kunyit sebagai alternatif bagi warga yang khawatir memakai tinta. Dengan begitu, partisipasi pemilih dalam ajang demokrasi kali ini tetap tinggi.

Ketua PPS Argasunya Muhammad Siddiq Ubaidilah mengatakan, panitia menyediakan tinta dan sari kunyit untuk calon pemilih di empat TPS Benda Kerep. ”Sudah ada (warga) yang menerima menggunakan tinta. Tapi, ada juga sebagian yang masih ingin pakai kunyit,” ungkapnya.

Warga khawatir, tinta ungu dari Komisi Pemilihan Umum dapat menghambat air wudu meresap ke jari dan kuku. Itu sebabnya, banyak warga lebih memilih memakai sari kunyit.

Menurut Siddiq, sari kunyit akan disiapkan oleh KPU Kota Cirebon. Namun, pihaknya belum mengetahui pasti kapan barang tersebut disalurkan. Adapun logistik pemilu, seperti tinta, kotak suara, dan lainnya sudah berada di kelurahan. ”Besok kami kirim ke setiap TPS,” ujarnya.

Baca juga: Pembangunan Kota Cirebon Kian Timpang

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000