Hasto menegaskan, rencana pertemuan Megawati-Sultan tak ada kaitannya dengan permintaan Presiden Jokowi.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, MADINA NUSRAT
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tengah merancang pertemuan Ketua Umum PDI-PMegawati Soekarnoputri dengan Sultan Hamengku Buwono X. Pertemuan itu bertujuan untuk menegaskan tonggak sejarah reformasi yang harus ditegakkan kembali menghadapi sisi-sisi gelap kekuasaan saat ini, termasuk kepentingan melanggengkan kekuasaan.
Rencana pertemuan kedua tokoh tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto saat dihubungi dari Jakarta, Senin (12/2/2024) malam. ”Dengan melihat kesejarahan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Sri Sultan HB X, terutama kedua pemimpin tersebut sama-sama sebagai tokoh reformasi yang dikenal konsisten, kami sedang mengatur pertemuan di antara kedua tokoh penanda tangan Deklarasi Ciganjur tersebut,” kata Hasto.
Hasto pun menegaskan, pertemuan itu tak ada kaitannya dengan pernyataan Sultan baru-baru ini yang mengaku diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati. ”Pertemuan di antara kedua pemimpin tersebut sudah kami rencanakan, tetapi hal tersebut tidak terkait dengan permintaan Presiden Jokowi,” ucapnya.
Menurut Hasto, pertemuan Megawati dengan Sultan dirancang untuk menegaskan tonggak sejarah reformasi yang harus ditegakkan kembali menghadapi sisi-sisi gelap kekuasaan saat ini. Hal itu termasuk untuk membicarakan kecenderungan politik yang menghalalkan segala cara akibat kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan, di luar pranata kehidupan politik yang seharusnya mengedepankan sikap kenegarawanan.
Seperti diberitakan Kompas.com, Senin, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X membenarkan kabar bahwa ia diminta Presiden Jokowi untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati. Sebelumnya, kabar tersebut diungkap oleh pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie.
Saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Sultan pun membenarkan kabar tersebut. ”Tapi saya, kan, menunggu Presiden. Saya akan menjembatani. Terserah Presiden itu (waktunya). Saya nunggu. Kalau memerlukan, saya bersedia,” ujar Sultan, Senin.
Sultan menegaskan, dirinya bersifat pasif terkait dengan hal ini. Jika Presiden Jokowi meminta, dirinya siap bergerak. ”Ya, berarti bukan ambil inisiatif. Yang ambil inisiatif Bapak Presiden. Kalau mau ketemu Mbak Mega, saya fasilitasi. Kalau bisa ketemu sendiri, ya, syukur, kalau saya sifatnya pasif,” ucapnya.
Terkait hal yang diungkapkan Sultan, Kompas telah meminta konfirmasi kepada Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana lewat pesan yang dikirimkan melalui Whatsapp. Namun, Ari tak merespons.