logo Kompas.id
Politik & HukumIsu Pangan dan Lingkungan...
Iklan

Isu Pangan dan Lingkungan Paling Dinanti di Debat Keempat

Gagasan tiga cawapres untuk persoalan pangan, lingkungan hidup, dan pembangunan berkelanjutan paling dinanti publik.

Oleh
YOESEP BUDIANTO/LITBANG KOMPAS
· 5 menit baca
Debat perdana calon wakil presiden di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023), berlangsung cukup menarik. Debat ini ditunggu publik setelah sebelumnya KPU menggelar debat perdana calon presiden pada Selasa (12/12/2023).
KOMPAS

Debat perdana calon wakil presiden di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023), berlangsung cukup menarik. Debat ini ditunggu publik setelah sebelumnya KPU menggelar debat perdana calon presiden pada Selasa (12/12/2023).

Komisi Pemilihan Umum kembali akan menggelar debat antarcalon wakil presiden, Minggu (21/1/2024). Senada dengan tiga debat sebelumnya, publik antusias menantikan debat keempat kandidat Pemilihan Presiden 2024 tersebut. Topik pembangunan berkelanjutan, pangan, dan lingkungan hidup paling dinantikan publik.

Antusiasme publik untuk mengikuti debat keempat terekam dalam jajak pendapat Kompas pada 15-17 Januari 2024 yang melibatkan 510 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Delapan dari sepuluh responden (81,1 persen) menyatakan tertarik menonton debat keempat ini. Antusiasme publik meningkat setelah mengalami penurunan pada debat kedua dan ketiga.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Pada debat pertama, antusiasme publik mencapai titik tertingginya, yaitu 85,2 persen. Namun, antusiasme publik turun di angka 78,8 persen pada debat kedua yang menghadirkan debat antarcalon wakil presiden (cawapres). Antusiasme tersebut kembali menurun pada debat ketiga di awal Januari 2024, yaitu 75,2 persen.

Baca juga: Gibran Siapkan Materi, Muhaimin Latih Diri, Mahfud Klaim Sudah Kuasai Tema Debat

Banyak faktor yang memengaruhi dinamika antusiasme publik ini, salah satunya topik debat yang akan dibahas capres atau cawapres. Topik debat yang erat dengan kehidupan sehari-hari memegang peranan penting untuk menarik antusiasme publik. Pada debat antarcawapres ada sejumlah topik yang menarik dibahas dan dekat dengan permasalahan publik, seperti subsidi BBM, stok pangan, tengkes (stunting), lumbung pangan (food estate), hilirisasi tambang, dan polusi udara.

https://cdn-assetd.kompas.id/bKP5844GkzACZRoXnNa7LTu3v0o=/1024x2978/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F19%2Fdd7a397d-0aa9-4eda-b6ec-70474a7b3cda_png.png

Secara lengkap, ada enam bidang yang akan diangkat dalam debat keempat ini, yaitu pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa. Untuk mempertajam enam bidang tersebut, KPU menyiapkan 11 panelis yang berlatar belakang akademisi dan sesuai dengan kepakarannya dalam setiap bidang.

Dalam format yang sama dengan debat ketiga, 7 Januari 2024, debat keempat juga akan dibagi dalam enam segmen. Pada segmen pertama, ketiga kandidat wakil presiden memaparkan visi dan misi sesuai dengan tema debat. Segmen kedua dan ketiga merupakan pendalaman visi dan misi dengan menjawab pertanyaan yang telah disiapkan para panelis. Selanjutnya sesi tanya jawab antarcawapres pada segmen keempat dan kelima. Terakhir, pernyataan pamungkas cawapres di segmen keenam.

Dari enam tema besar yang sudah ditetapkan KPU, perhatian publik terkonsentrasi pada satu tema, yaitu pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup. Setidaknya 49,6 persen responden berharap tema tersebut mendapatkan porsi besar dalam debat. Persoalan pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup sangat erat berkaitan dengan kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai kalangan.

Baca juga: Sederet Isu Krusial yang Dinantikan Publik dari Debat Ketiga

Tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup menjadi krusial di tengah masyarakat. Dalam konteks pembangunan, tujuan utama dari konsep berkelanjutan adalah tercapainya peningkatan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, serta menjaga kualitas lingkungan hidup dan pembangunan yang inklusif.

Sejumlah anak muda melakukan aksi dalam Pawai Youth20cuppy di depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). Dalam aksi ini, anak muda yang berasal dari enam provinsi di Pulau Jawa tersebut menyampaikan aspirasi tuntutan terkait upaya pencegahan dampak krisis iklim di Indonesia.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Sejumlah anak muda melakukan aksi dalam Pawai Youth20cuppy di depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). Dalam aksi ini, anak muda yang berasal dari enam provinsi di Pulau Jawa tersebut menyampaikan aspirasi tuntutan terkait upaya pencegahan dampak krisis iklim di Indonesia.

Terkait tema tersebut, publik memandang ada tiga poin utama yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan nasional, yaitu deforestasi, polusi udara dan pencemaran air, serta hilirisasi tambang. Setidaknya 23,7 persen responden menyatakan isu deforestasi perlu mendapat banyak atensi saat debat. Isu ini erat hubungannya dengan keberlanjutan hutan, sumber daya alam, dan komunitas adat yang tinggal di dalamnya.

Iklan

Sementara itu, 18,6 persen responden lain berpendapat polusi udara dan pencemaran air juga krusial dibahas dalam debat. Keduanya merupakan isu laten yang terjadi di banyak wilayah Indonesia. Sayangnya, tidak pernah ada solusi konkret yang mampu menyelesaikan kedua persoalan ini. Artinya, publik mengharapkan ide-ide kreatif dan progresif dari debat keempat besok.

Selain deforestasi, polusi udara, dan pencemaran air, isu krusial lain dalam tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup adalah hilirisasi tambang (18,2 persen). Hilirisasi tambang bukan agenda baru di Indonesia. Pemerintah secara bertahap menghentikan ekspor bahan tambang mentah, seperti nikel, bauksit, timah, dan alumina. Isu ini penting bagi publik karena menjadi salah satu strategi nasional yang diharapkan mampu menambah nilai komoditas tambang oleh negara sehingga mampu meningkatkan perekonomian nasional.

Pangan

Selain tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, tema lain yang menyerap cukup banyak perhatian publik adalah persoalan pangan (27,1 persen). Pangan menjadi isu krusial di tengah ketidakpastian geopolitik global dan perubahan iklim yang memperparah degradasi lingkungan. Apalagi, beberapa bulan yang lalu masyarakat Indonesia dihadapkan pada kondisi kenaikan harga beras dan sejumlah komoditas lain.

https://cdn-assetd.kompas.id/qMpbcqW8M3I9CwysUpqLMaZYZ_I=/1024x986/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F23%2F7e7f6416-21a2-4ffd-922d-a31ad33b1e9c_png.png

Persoalan pangan di Indonesia tidak sederhana. Ada sejumlah tantangan besar yang perlu dilewati untuk mencapai ketahanan pangan secara menyeluruh, yaitu kelembagaan petani, sumber daya manusia, penguatan produksi, kesejahteraan petani, pengelolaan lahan berkelanjutan, hingga adaptasi teknologi pertanian untuk pangan. Tujuan akhirnya adalah mencapai swasembada yang mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor bahan pangan.

Bagi publik, persoalan pangan yang perlu dibahas secara maksimal adalah bagaimana ketiga pasangan capres-cawapres ini menangani kelaparan dan tengkes (18,6 persen). Meski terbilang minim, kasus kelaparan masih memerlukan penanganan serius. Kasus kelaparan terbaru dilaporkan terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Oktober 2023. Sementara untuk tengkes, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia 2022, angka tengkes masih 21,6 persen dan diharapkan menjadi 14 persen pada 2024.

Baca juga: Dinanti, Gagasan Capres Terapkan Transparansi pada Alutsista

Sementara dua isu lain terkait pangan yang mendapat atensi publik masing-masing 13 persen adalah penanganan program lumbung pangan dan kegagalan panen di sejumlah wilayah Indonesia. Publik berharap kedua isu tersebut mendapat porsi bahasan yang banyak oleh para cawapres karena terkait dengan kesejahteraan petani dan masyarakat lokal serta keberlanjutan ekosistem hutan di lahan-lahan lumbung pangan.

Agraria

Tema debat keempat juga menyasar persoalan agraria, masyarakat adat, dan pembangunan desa di Indonesia. Publik menanti ketiga cawapres memaparkan pandangan dan solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan tiga persoalan tersebut. Saat ketiga tema tersebut diperdalam, 31,3 persen responden tertarik mendengarkan bahasan tentang pemerataan pembangunan desa.

https://cdn-assetd.kompas.id/46ihZwMYcVcckqlBojOZbtsIXMA=/1024x1354/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F16%2F3b3eeec0-969c-430a-a973-135d737436b3_png.png

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, pembangunan berkelanjutan tidak mungkin tercapai jika pembangunan desa tak ada kemajuan. Karena itu, publik juga menilai evaluasi dan pengawasan dana desa tak kalah penting. Merujuk data Indonesia Corruption Watch (ICW), Rp 433,8 miliar dana desa dikorupsi selama periode 2015-2021 dengan jumlah tersangka 729 orang (Kompas, 15/3/2023).

Masih terkait agraria, publik berharap ketiga cawapres mampu menjelaskan bagaimana mencapai keadilan dalam proses pembebasan lahan masyarakat untuk pembangunan. Banyak konflik di level desa karena proses pengadaan lahan ini, bahkan tak sedikit memakan korban jiwa, kriminalisasi, dan perampasan ruang hidup masyarakat desa.

Sementara itu, terkait masyarakat adat, pengesahan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Hukum Adat turut menjadi fokus publik pada debat keempat besok.

Pada akhirnya, debat keempat Pilpres 2024 menjadi ajang terbuka untuk beradu gagasan di depan publik. Melihat tingginya antusiasme publik, para kandidat diharapkan tidak sekadar beretorika, tetapi memberikan jawaban lugas dan implementatif. Terakhir, hal paling penting adalah realisasi semua komitmen politik yang disampaikan saat debat.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000