Sisa Sebulan Kampanye, Anies-Muhaimin Bakal Perbanyak Kampanye Dialogis
Pemilih di Jawa menjadi target utama dari pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
JAKARTA, KOMPAS — Pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, bakal memaksimalkan masa kampanye yang tinggal satu bulan dengan metode berdialog kepada pemilih.
Metode kampanye dialog juga bertujuan memberikan pendidikan politik kepada publik dan mengajak masyarakat menjadi pemilih yang rasional dan kritis. Program kampanye seperti Desak Anies dan Slepet Imin dinilai telah memberi sarana bagi publik untuk menguji kedua kandidat.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Wakil Deputi Kampanye Kreatif Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Taufik Basari, menjelaskan, 45 hari kampanye yang sudah dilewati pasangan Anies-Muhaimin turut serta memberikan pendidikan politik kepada publik dengan cara mengajak masyarakat menjadi pemilih yang rasional dan kritis. Metode kampanye dengan dialog dan tanya jawab yang dipilih Anies-Muhaimin diklaim merupakan bagian dari hal tersebut.
”Kami buat acara-acara seperti Debat Anies dan Slepet Imin sebagai sarana publik untuk menguji calonnya. Yang kami tampilkan tidak sekadar gimik seperti joget-joget, pencitraan semu, ataupun janji yang disampaikan hanya untuk mendapat simpati belaka,” ujar Taufik saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Baca juga : Anies-Muhaimin Sudah Kampanye di 18 Provinsi, Yakinkan Pemilih di Jawa dan Basis Pendukung Prabowo
Menurut Taufik, selama sisa sebulan masa kampanye, metode kampanye akan serupa dengan selalu berusaha melibatkan publik sebagai subyek yang berpartisipasi sehingga pemilih bukan lagi sebagai obyek yang hanya diberi janji dan tidak realistis.
”Untuk 30 hari ke depan, tentu kami berharap ada respons publik atau feedback dari masyarakat terhadap pendidikan politik yang kami lakukan juga,” tambahnya.
Wakil Deputi Teritorial Pemenangan Timnas Amin, Saan Mustopa, menambahkan, awalnya program Desak Anies dan Slepet Imin untuk menyasar pemilih muda. Pasalnya, kalangan tersebut dikategorikan sebagai pemilih rasional dan kritis.
Namun, dalam perkembangannya, program kampanye dialog dan tanya jawab banyak diikuti tak hanya oleh pemilih muda.
Ia meyakini, metode kampanye ini bisa memberikan pendidikan politik bagi publik untuk menjadi pemilih rasional dan kritis.
Baca juga : 36 Hari Kampanye, Jawa dan Sumatera Paling Banyak Dikunjungi Tiga Capres
Saan menjelaskan, selama 45 hari masa kampanye, pasangan Anies-Muhaimin sudah berkampanye dan bertemu masyarakat, seperti di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Ia mengatakan, jumlah pemilih di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat yang mencapai 46 persen dari total pemilih dalam daftar pemilih tetap Pemilu 2024 menjadi target utama.
Selanjutnya, pihaknya akan memaksimalkan sisa waktu 30 hari kampanye dengan cara efektif dan efisien. ”Metode kampanye yang kami kerjakan sudah membawa hasil positif dari segi elektoral. Elektabilitas dari sejumlah hasil survei itu harus kami tingkatkan. Kami targetkan suara 30-35 persen untuk lolos putaran kedua Pilpres 2024,” ujar Saan.
Karena itu, lanjutnya, pada 21 Januari nanti mulai digelar kampanye akbar di wilayah Jawa, lalu diikuti di wilayah Sumatera. Kampanye ini melibatkan ratusan ribu pendukung. Selain mengoptimalkan kampanye akbar, pihaknya juga memaksimalkan kampanye secara efektif dengan mendatangi wilayah dengan pemilih potensial tinggi bagi pasangan Amin, termasuk di wilayah timur Indonesia.
Mulai minggu ketiga dan keempat Januari 2024, Anies-Muhaimin akan menyambangi sejumlah daerah di Maluku dan Papua.
”Kami juga didukung Pak Jusuf Kalla. Beliau tokoh berpengaruh di Sulawesi dan wilayah timur lainnya. Saya kira Pak JK akan ikut turun menemani capres-cawapres berkampanye di wilayah timur tersebut,” katanya.