logo Kompas.id
Politik & HukumGanjar: Penganiaya Sukarelawan...
Iklan

Ganjar: Penganiaya Sukarelawan di Boyolali Harus Diadili

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo merasa kronologi penganiayaan sukarelawan pendukungnya di Boyolali cukup simpang siur. Ia meminta proses hukum tegas.

Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
· 3 menit baca
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh, menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan, di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) malam. Penganiayaan dilakukan oknum TNI ketika para sukarelawan sedang konvoi.
DOKUMENTASI TIM GANJAR PRANOWO

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh, menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan, di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) malam. Penganiayaan dilakukan oknum TNI ketika para sukarelawan sedang konvoi.

BOYOLALI, KOMPAS — Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjenguk dua sukarelawan pendukungnya yang menjadi korban dugaan penganiayaan oknum TNI, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ia menyoroti perihal kronologi peristiwa yang simpang siur. Menurut dia, harus ada pengadilan untuk membuktikan fakta lapangan.

Dua sukarelawan yang masih perlu dirawat itu bernama Arif Diva Ramandani dan Slamet Andono. Mereka sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Mereka diduga dianiaya oleh oknum TNI sewaktu melintas di depan Markas Kompi Senapan B Batalion Infanteri 408/Suhbrastha, Sabtu (30/12/2023).

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Di sela-sela malam pergantian tahun, Minggu (31/12/2023), Ganjar didampingi istrinya, Siti Atikoh, menyempatkan diri menjenguk kedua sukarelawan tersebut. Keduanya langsung menuju kamar masing-masing pasien begitu tiba di rumah sakit pada pukul 21.14.

Baca juga: Penganiayaan Sukarelawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, 15 Anggota TNI Diperiksa

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat diwawancarai seusai menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan, di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) malam.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat diwawancarai seusai menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan, di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) malam.

Namun, Ganjar hanya bisa mengobrol dengan salah seorang korban, yakni Slamet. Ketika dikunjunginya, korban lainnya, Arif, sedang tertidur sehingga tidak bisa ditanya-tanyai. Mantan Gubernur Jateng itu menyebut kondisi korban sudah terus membaik. ”Yang satu sudah bisa diajak bicara. Hasil pemeriksaan dokter membaik. Bagus, ya. Tidak ada gegar otak. Tulangnya bagus. Hanya memar-memarnya saja dan patah gigi,” kata Ganjar menjelaskan.

Ketika berbincang dengan Slamet, Ganjar menerima laporan bahwa sukarelawan pendukungnya itu tiba-tiba diserang oleh oknum TNI. Tidak ada pemberitahuan ataupun peringatan lebih dahulu kepada mereka. Cerita itu tidak sesuai dengan sejumlah cerita yang beredar dari pihak lainnya.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh, menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan, di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) malam.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh, menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan, di RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) malam.

Dari kabar yang didengarnya, lanjut Ganjar, para sukarelawan itu diberi peringatan terlebih dahulu sebelum akhirnya terjadi tindak kekerasan. Ia ingin meluruskan cerita yang simpang siur itu dengan mendatangi dan menanyai langsung para korban. Selain itu, ia mendorong agar ada proses hukum yang tegas demi mengungkap berbagai fakta yang sesungguhnya terjadi dalam peristiwa itu.

Iklan

”Kalau ada penjelasan lainnya, rasa-rasanya butuh pengadilan biar penjelasannya tidak teng blasur (simpang siur),” kata Ganjar.

Ganjar menilai peristiwa penganiayaan sukarelawan itu seharusnya juga bisa dijadikan peringatan bersama. Jangan ada kelompok apa pun yang bertindak semena-mena, apalagi jika mereka menggunakan status dan kedudukannya untuk menindas atau menganiaya kelompok lainnya. ”Tidak boleh ada cerita main hakim sendiri. Ini cerita rakyat yang harusnya bisa diingatkan. Siapa pun tidak boleh mengatasnamakan apa pun dengan semena-mena,” kata Ganjar.

Ganjar berjanji akan menanggung beban pembiayaan para korban selama menjalani perawatan di rumah sakit. Ia sekaligus berterima kasih pada gerak cepat teman-temannya di jajaran DPC PDI Perjuangan Boyolali. Pihaknya tidak meragukan kekompakan para kader dari daerah itu.

Baca juga: DPC PDI Perjuangan Boyolali: Rombongan Sukarelawan Ganjar-Mahfud Dihadang Dua Kali

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh, menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud. Sukarelawan itu menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh, menjenguk sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud. Sukarelawan itu menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI.

Direktur RSUD Pandan Arang FX Kristandiyoko menjelaskan, kondisi kesehatan kedua korban penganiayaan itu masih terus diobservasi. Ia belum bisa mendiagnosis seberapa parah tingkat cedera masing-masing. Perlu adanya pemeriksaan penunjang lainnya guna memastikan penanganan medis dilakukan secara tepat.

Kristandiyoko menjelaskan, pihaknya sudah mengambil foto rontgen tengkorak dan melakukan CT scan pada kedua korban. Hasil dari dua tindakan itu akan dijadikan pijakan penanganan medis bagi mereka. Secara umum, luka-luka yang dialami berupa memar. Ada juga pasien yang mengalami patah gigi.

”Kalau yang luka memar itu memang hanya di luar atau superfisial. Untuk luka dalamnya, seperti yang sudah saya bilang tadi, harus ada pemeriksaan-pemeriksaan lainnya,” kata Kristandiyoko.

Tidak boleh ada cerita main hakim sendiri. Ini cerita rakyat yang harusnya bisa diingatkan.

Sementara itu, Komandan Distrik Militer 0724/Boyolali Letnan Kolonel (Inf) Wiweko Wulang Widodo telah mengakui jika terjadi dugaan tindak penganiayaan yang dilakukan sejumlah anggotanya di Yonif 408/Suhbrastha. Aksi itu dipicu oleh rasa terganggu akibat geberan knalpot brong milik para sukarelawan yang melintas. Kekerasan disebutnya terjadi secara spontan.

Hingga Minggu (31/12/2023), jelas Wiweko, sebanyak 15 anggotanya masih menjalani pemeriksaan terkait kasus penganiayaan tersebut, di Detasemen Polisi Militer IV/Surakarta. Ia berkomitmen agar proses hukum dilakukan secara tegas.

”Maka, siapa pun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut, tentu akan diambil langkah dan tindakan secara profesional dan proporsional sesuai prosedur hukum yang berlaku,” kata Wiweko.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000