logo Kompas.id
Politik & HukumSentimen Publik Jadi Bekal...
Iklan

Sentimen Publik Jadi Bekal Evaluasi Strategi Debat Capres-Cawapres

Sentimen publik yang terekam dari berbagai lembaga menjadi rujukan untuk memperkuat karakter, narasi, dan strategi komunikasi yang akan disampaikan pada debat capres dan cawapres berikutnya.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, IQBAL BASYARI
· 5 menit baca
Tiga calon wakil presiden, yaitu Muhaimin Iskandar (kiri), Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan Mahfud MD (kanan), bergandengan tangan seusai Debat Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Ballroom Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Tiga calon wakil presiden, yaitu Muhaimin Iskandar (kiri), Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan Mahfud MD (kanan), bergandengan tangan seusai Debat Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Ballroom Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (22/12/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Meski ada perbedaan rekam jejak dan pengalaman berpolitik, penampilan debat perdana ketiga calon wakil presiden dinilai seimbang. Hal itu tidak hanya muncul dalam jajak pendapat yang dilaksanakan tim dari ketiga pasangan calon peserta Pemilihan Presiden 2024 secara internal, tetapi juga yang dilakukan lembaga independen. Sentimen publik yang terekam dari berbagai lembaga menjadi rujukan untuk memperkuat karakter, narasi, dan strategi komunikasi yang akan disampaikan pada debat capres dan cawapres berikutnya.

Penilaian publik terhadap debat antarcawapres salah satunya terekam dalam hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang dilakukan sepanjang debat cawapres berlangsung pada Jumat (22/12/2023) malam. Responden umumnya menilai baik performa para kandidat sepanjang debat selama enam segmen. Dari skala penilaian 1-10, baik cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, maupun nomor urut 3 Mahfud MD mendapatkan skor rata-rata di atas tujuh.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Penilaian responden itu setidaknya terbagi dalam tiga aspek, yakni kelancaran dan kejelasan menjawab pertanyaan, penguasaan masalah yang didiskusikan, serta penampilan. Muhaimin pada tiga aspek tersebut berturut-turut mendapatkan poin 7,0, 7,1, dan 7,8. Perolehan poin Gibran adalah 7,1, 7,1, dan 7,3. Adapun Mahfud meraih poin 7,5, 7,6, dan 7,5.

Andi Widjajanto
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Andi Widjajanto

Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Andi Widjajanto mengatakan, hasil jajak pendapat Litbang Kompas senada dengan analisis media yang dilakukan oleh pihaknya secara langsung. Analisis dimaksud dilakukan dengan memantau seluruh trafik media selama debat berlangsung.

Merujuk data trafik dari tim media analisis TPN 5.0, sentimen media terhadap Mahfud mencapai angka lebih dari 50 persen sejak segmen pertama debat dimulai pada pukul 19.00 hingga segmen ketiga pada pukul 20.00. Sentimen terhadap Mahfud mulai menurun sejak segmen keempat hingga debat berakhir. Meski angkanya turun dari 50 persen, trafik media tidak pernah mencapai angka minus atau tidak pernah menunjukkan sentimen negatif.

”Sentimen Mahfud MD cenderung stabil di sektor positif, sementara sentimen (terhadap) Gibran dan Muhaimin cenderung di sektor negatif,” kata Andi, saat dihubungi, Minggu (24/12/2023).

Baca juga: Demi Tampil Prima Saat Berdebat

Tidak hanya saat debat cawapres, tren sentimen positif terhadap pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD juga lebih tinggi ketimbang pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selama tujuh hari terakhir.

Menurut dia, menguatnya sentimen positif terhadap Ganjar-Mahfud merupakan hasil penggabungan antara karakter keduanya dan narasi tentang program yang membumi. Narasi dimaksud disampaikan kepada masyarakat selama tahapan kampanye dengan penampilan yang disesuaikan dengan momentum yang dihadiri. Misalnya, tulisan ”sat set, tas tes” di kemeja, penggunaan baju adat, serta penggunaan warna ungu dan pink untuk perayaan Hari Ibu.

https://cdn-assetd.kompas.id/eXbO5IbUEERw9zfUsZQUNjLybj0=/1024x1700/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F23%2F2f478a08-5c60-42a0-af87-fd1ee05dc680_jpg.jpg

”Data ini akan kami jadikan rujukan untuk memperkuat karakter kandidat, narasi program, dan strategi komunikasi pada debat ketiga,” ujar Andi.

Tampil seimbang

Dihubungi secara terpisah, anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad H Wibowo, mengatakan, pihaknya telah memperhatikan hasil jajak pendapat dari sejumlah lembaga. Berdasarkan pemantauan tersebut, ada kecenderungan bahwa ketiga cawapres tampil relatif seimbang. ”Tidak ada yang menempatkan Mas Gibran sebagai bocil ingusan yang jauh di bawah cawapres lain,” ujarnya.

Sebelumnya, Gibran kerap disebut bakal tertinggal dari Muhaimin dan Mahfud karena rekam jejak dan pengalaman politik yang berbeda dengan kedua tokoh itu. Gibran yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo merupakan pengusaha yang baru memasuki gelanggang politik dengan menjadi Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, sejak 2021. Sementara Mahfud saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Sebelumnya dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Sementara Muhaimin merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sejak 2005 hingga saat ini. Muhaimin, yang pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR.

Iklan
Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo

Dradjad melanjutkan, selain hasil jajak pendapat Litbang Kompas, TKN juga memperhatikan hasil analisis yang dilakukan oleh divisi big data dan artificial intelligence dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang bernama Continuum. Hasil analisis Continuum disebut apolitis karena di Indef terdapat sejumlah ekonom senior yang menjadi bagian dari tim sukses dari sejumlah pasangan calon, tidak hanya berpihak kepada satu pasangan.

”Continuum melakukan tracking di medsos selama debat, real time. Hasilnya, Gibran mendapatkan sentimen positif sebesar 77,69 persen, Pak Mahfud 64,03 persen, dan Gus Muhaimin 4,27 persen,” ungkap Dradjad.

Baca juga: KPU Ingatkan Kandidat Pilpres 2024 untuk Patuhi Aturan

Dia menilai, performa debat Gibran yang seimbang dengan dua kandidat lain terjadi karena Gibran merupakan satu-satunya cawapres yang masih menjabat sebagai kepala daerah. Kepala daerah memimpin semua sektor pembangunan, kecuali ranah yang merupakan yurisdiksi pemerintah pusat, misalnya pertahanan dan keamanan serta hubungan luar negeri. Dengan bekal itu, ia meyakini, Gibran siap dengan topik debat selanjutnya.

Calon wakil presiden nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar, memberikan paparan saat diskusi dan kalibrasi bertajuk "Mengupas Pikiran Capres dan Cawapres 2024" di Gedung Olahraga Jatidiri, Semarang, Minggu (24/12/2023).
KOMPAS/IQBAL BASYARI

Calon wakil presiden nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar, memberikan paparan saat diskusi dan kalibrasi bertajuk "Mengupas Pikiran Capres dan Cawapres 2024" di Gedung Olahraga Jatidiri, Semarang, Minggu (24/12/2023).

Sementara Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Abdul Rochim mengapresiasi hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang menunjukkan penilaian tertinggi publik pada aspek penampilan Muhaimin. Sejak awal, Muhaimin memang menempatkan momentum debat sebagai ajang untuk menyampaikan ide dan gagasannya tentang program yang bakal diakukan AMIN jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden 2024. Oleh karena itu, Muhaimin menekankan konsep keadilan ekonomi yang perlu dilakukan dengan pemerataan.

”Debat kemarin benar-benar digunakan Gus Muhaimin untuk menyampaikan ide dan gagasannya, bukan untuk adu argumen, menjatuhkan lawan debat, dan tentu tidak seperti debat ngawur yang dilakukan oleh Gibran dengan memberikan pertanyaan yang tidak substantif,” kata Rochim.

Saat debat berlangsung, Gibran sempat menanyakan kepada Muhaimin bagaimana strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan peringkat Indonesia di Keadaan Ekonomi Syariah Global (SGIE). Namun, Gibran hanya menyebutkan SGIE tanpa kepanjangannya. Muhaimin sempat mengakui tidak mengetahui akronim tersebut dan meminta penjelasan Gibran sebelum memaparkan jawabannya tentang pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Debat merupakan bukti dari kompleksitas wacana politik dan sifat kepemimpinan yang beragam. Ini adalah kesempatan bagi para kandidat untuk memperhatikan soal komunikasi, strategi, dan keterlibatan publik yang nantinya memengaruhi langkah politik mereka di masa depan.

Ditemui seusai diskusi dan kalibrasi bertajuk ”Mengupas Pikiran Capres dan Cawapres 2024” di Gedung Olahraga Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Muhaimin mengatakan, Gibran sah-sah saja melontarkan pertanyaan yang memuat singkatan SGIE. Namun, semestinya debat digunakan untuk menanyakan hal-hal yang substantif untuk pembangunan negara. Ia pun tidak merasa dijebak atas pertanyaan itu, bahkan jawaban yang diberikan cukup bagus.

”SGIE soal singkatan saja. Ternyata saya cari di Google itu tadi sego goreng iwak endog (nasi goreng ikan telur),” kata Muhaimin.

Butuh penguatan

Peneliti PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, melihat, ketiga kandidat memang tampil relatif seimbang dalam debat perdana antarcawapres. Sebagai politisi yang juga seorang profesor, Mahfud tampil dengan berbagai gagasan yang beralasan kuat dan kedalaman pandangan intelektual. Gibran menunjukkan diri sebagai sosok yang tegas, percaya diri, mampu menavigasi debat dengan penuh kepastian, dan menguasai berbagai keahlian teknis. Adapun Muhaimin konsisten dengan gagasan keadilan ekonomi yang ingin disampaikan.

https://cdn-assetd.kompas.id/6eFvH5LRs29-Ozhnpxq7zb6zXnc=/1024x971/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F23%2F5e273127-0c88-4dff-a9e9-9f23e653d348_jpg.jpg

Meski demikian, setiap cawapres itu juga memiliki kekurangan yang patut diperhatikan untuk debat berikutnya. Mahfud, misalnya, akan tampil lebih baik jika bisa lebih melibatkan diri secara emosional kepada pemilih lewat retorikanya. Gibran yang kerap tampil berani juga perlu menggunakan pendekatan yang lebih inklusif dan konstruktif agar tidak memunculkan kesan negatif. Sementara bagi Muhaimin, penting untuk meningkatkan persiapan dan eksekusi strategis gagasan dalam debat politik karena gagasan yang dikemukakan cenderung belum bisa dijelaskan secara argumentatif.

”Debat merupakan bukti dari kompleksitas wacana politik dan sifat kepemimpinan yang beragam. Ini adalah kesempatan bagi para kandidat untuk memperhatikan soal komunikasi, strategi, dan keterlibatan publik yang nantinya memengaruhi langkah politik mereka di masa depan,” kata Virdika.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000