Bertemu Megawati di Vatikan, Paus Fransiskus Minta Indonesia Terus Jaga Toleransi
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan komitmen Indonesia dalam menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama kepada Paus Fransiskus di Istana Kepausan, Vatikan. Paus meminta toleransi terus dipertahankan.
Oleh
ANITA YOSSIHARA DARI ISTANA KEPAUSAN, VATIKAN
·3 menit baca
VATIKAN, KOMPAS — Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dua kali beraudiensi khusus dengan Paus Fransiskus, Kepala Negara Vatikan sekaligus pemimpin tertinggi Gereja Katolik, di Istana Kepausan, Vatikan, Senin (18/12/2023) pagi waktu setempat. Selain isu perdamaian dunia, dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai pentingnya bangsa Indonesia untuk terus menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama.
Megawati tiba di Istana Kepausan atau Palatium Apostolicum sekitar pukul 08.45 waktu setempat. Mengenakan baju kurung berwarna merah kombinasi hitam, putri Presiden pertama RI Soekarno itu memasuki Istana Kepausan bersama sejumlah juri Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Kemanusiaan atau Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF) 2024.
Pertemuan pertama Megawati dengan Paus Fransiskus digelar bersama para juri ZAHF. Mereka membahas perihal ZAHF, salah satu inisiatif yang lahir dari pertemuan bersejarah antara Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Adapun pada pertemuan kedua, Megawati hadir sebagai Presiden ke-5 RI. Selama lebih kurang 15 menit, Megawati didampingi Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono, berbincang dengan Paus Fransiskus.
”Ketika saya bertemu bersama rombongan memang beliau meminta untuk supaya apa yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan kerukunan beragama agar diteruskan,” kata Megawati seusai pertemuan.
Selama pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Megawati dan rombongan duduk berhadapan dengan Paus Fransiskus. Diskusi berlangsung hangat dengan didampingi Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan, Romo Markus Solo Kewuta SVD, sebagai penerjemah. Paus yang berbahasa Italia menanggapi dengan antusias pernyataan Megawati yang disampaikan dalam bahasa Indonesia, demikian pula sebaliknya.
Puan menuturkan, dalam pertemuan itu Megawati menyampaikan perhatian Indonesia terhadap perdamaian dunia. Bangsa Indonesia akan terus berupaya menjaga perdamaian dunia. Selain itu, disampaikan pula komitmen Indonesia dalam menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama. Meski merupakan salah satu negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, masyarakat Indonesia terdiri dari beragam agama. Selama ini, masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan damai dengan penuh toleransi.
Paus, menurut Puan, meminta agar toleransi beragama di Indonesia tetap dipertahankan. ”Kita semua diminta harus sama-sama menjaga agar toleransi beragama dan perdamaian di dunia bisa tetap terjaga,” tuturnya.
Hal lain yang juga disampaikan Megawati adalah perubahan iklim yang menjadi ancaman dunia saat ini. Paus kemudian memberikan dua buku karyanya yang berjudul Laudato Si' dan Laudate Deum. Kedua buku itu berisi pemikirannya tentang lingkungan hidup, termasuk perubahan iklim dan dampaknya bagi dunia.
Samakan persepsi
Seusai pertemuan, Puan menyampaikan urgensi pertemuan dengan Paus Fransiskus. Menurut dia, pertemuan dengan tokoh-tokoh agama dan dunia penting untuk menyamakan persepsi dengan beragam isu. Salah satunya mengenai upaya untuk saling menjaga perdamaian dunia.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menegaskan, tidak ada pembicaraan politik dalam pertemuan dengan Paus. ”Kami tidak bicara politik, kami bicara tentang bagaimana kita bersama-sama menjaga perdamaian,” tegas Puan.
Trias menambahkan, dalam pertemuan itu, Paus menyampaikan dampak buruk dari perang. Perang hanya menguntungkan industri persenjataan. Sementara itu, biaya yang dihabiskan untuk perang semestinya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Paus, lanjut Trias, juga menyampaikan terima kasih atas kunjungan Megawati ke Vatikan. ”Paus juga merasa senang dengan kehadiran Megawati yang merupakan putri Presiden pertama RI, Soekarno,” tutur Trias Kuncahyono.
Untuk bertemu dengan Paus Fransiskus, bukan persoalan mudah. Menurut Trias, tidak semua permohonan audiensi diterima oleh Paus.