logo Kompas.id
Politik & HukumAnies Baswedan, Memperkuat...
Iklan

Anies Baswedan, Memperkuat Demokrasi, Menyuguhkan Keadilan

Capres Anies Baswedan kerap menyampaikan dan mengingatkan publik soal cita-cita dan tujuan mengapa Indonesia didirikan.

Oleh
YOHAN WAHYU/Litbang KOMPAS
· 4 menit baca
Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Sila kelima Pancasila menjadi narasi yang dibangun Anies Baswedan sepanjang perhelatan kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Pemikiran Anies soal keadilan menjadi energi perubahan yang ditawarkan bersama pasangannya, Muhaimin Iskandar.

Dalam sejumlah kesempatan menyampaikan gagasan di forum-forum dialog, calon presiden Anies Baswedan kerap menyampaikan dan mengingatkan publik soal cita-cita dan tujuan mengapa Indonesia didirikan. Cita-cita itu adalah keadilan buat seluruh rakyat yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. ”Menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu bukan dibacakan di upacara, melainkan jadi kenyataan keseharian bagi semua,” kata Anies dalam acara HUT Ke-12 Kompas TV, awal September 2023.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Isu keadilan memang bukan hal baru yang disampaikan Anies. Dalam sejumlah artikel opini yang ditulisnya, Anies mengingatkan pentingnya isu keadilan. Salah satunya ialah opini Anies di harian Kompas pada 15 Agustus 2011 berjudul ”Janji Kemerdekaan”. Dalam satu bagian di artikel tersebut, ia mengingatkan apa yang menjadi tujuan negara dan bangsa ini didirikan.

”Republik ini didirikan bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme, melainkan untuk menggelar keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Republik hadir untuk melindungi, menyejahterakan, dan mencerdaskan rakyatnya serta memungkinkan mereka berperan dalam tataran dunia,” tulisnya.

Pesan yang lebih kurang sama juga Anies Baswedan ulang dalam artikel opininya yang juga ia tulis di Kompas pada 16 April 2014 atau tiga bulan sebelum pemungutan suara pemilihan presiden saat itu. Dalam artikel berjudul ”Memenangkan Indonesia” itu, Anies seakan menyampaikan pesan kepada kontestan pemilu saat itu, terutama terkait dengan pesan kemerdekaan yang bukan sekadar soal menggulung kolonialisme. ”Merdeka adalah juga soal menggelar kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat,” tulis Anies.

Dua artikel yang memuat pemikiran Anies di atas ditulis saat ia masih aktif sebagai Rektor Universitas Paramadina. Kini, isu yang sama kembali ia angkat di perhelatan Pilpres 2024, terutama sejak statusnya sudah jadi bakal calon presiden yang diumumkan Partai Nasdem pada 3 Oktober 2022.

https://cdn-assetd.kompas.id/1zWx5vtkUCeYsWbVBzcvBNFYiqo=/1024x854/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F13%2F98827a47-2687-4fff-8a9a-d82fd81fe563_png.png

Empat bulan setelah diumumkan sebagai bakal capres, tepatnya pada 17 Februari 2023, isu keadilan sosial kembali diangkat Anies dalam artikel opininya di Kompas dengan judul ”Meluruskan Jalan, Menghadirkan Keadilan”. Berbeda dengan artikel-artikel sebelumnya yang hanya satu-dua kata keadilan di dalamnya, di artikel ini setidaknya muncul 11 kali kata keadilan. Menurut Anies, demokrasi yang sehat dan kesetaraan hukumlah yang akan mendorong kemajuan ekonomi berkeadilan. Baginya, kemajuan ekonomi tanpa perspektif keadilan sosial akan terasa semu.

Tidak heran jika kemudian dalam visi misi yang dibawa Anies bersama Muhaimin dalam kontestasi Pilpres 2024, pesan keadilan menjadi hal yang utama. Secara simbolik, ini juga tergambar dari dokumen visi misi pasangan Anies-Muhaimin. Dengan mengusung tagline ”Indonesia Adil Makmur untuk Semua”, pada dokumen tersebut terhitung ada 227 kata adil di dalamnya, setelah itu diikuti kata ”perubahan” sebanyak 36 kali sebagai narasi yang juga digarap Anies-Muhaimin sejak pasangan ini dideklarasikan pada 2 September 2023.

Iklan

Demokrasi

Anies Baswedan juga memberi perhatian pada tema-tema demokrasi. Dalam dokumen perjalanan riwayat hidupnya sebagai bagian dari kampanye Pilpres 2024, disebutkan bagaimana mantan Gubernur DKI Jakarta ini memberikan perhatian pada isu demokrasi.

Baca Juga: Anies-Muhaimin, Dwitunggal Mantan Aktivis Mahasiswa, Tawarkan Perubahan

Dalam dokumen itu, setidaknya ada tiga pesan yang disampaikan terkait pemikiran Anies soal isu demokrasi. Pertama, Anies memandang demokrasi sebagai jalan panjang yang perlu terus dirawat. Kedua, pilihan terhadap demokrasi bukan sebagai jalan pintas pembangunan, melainkan ikhtiar mewujudkan manusia yang bermartabat. Kemudian, yang ketiga, basis dari demokrasi itu adalah kepercayaan (trust).

Ketiga poin itu seakan menjadi gambaran perjalanan pemikiran Anies terkait dengan demokrasi. Saat masih berstatus kandidat doktor di Northern Illinois University, AS, Anies sempat menulis artikel berjudul ”Sepak Bola dan Demokrasi Kita” (Kompas, 24/6/2002). Dalam ulasannya, Anies membandingkan fenomena sepak bola dengan demokrasi.

Menurut Anies, lapangan sepak bola dibatasi pagar kokoh dan pemain tak boleh dipengaruhi kelakuan pendukungnya. Sementara itu, lapangan politik dalam demokrasi adalah arena partai politik yang perlu dan harus dipengaruhi pendukungnya. ”Dalam sepak bola, lapangan itu milik pemain. Dalam demokrasi, lapangan politik itu milik rakyat,” tulis Anies. Analogi sepak bola ini juga dipakai dalam penyusunan tim pemenangan Anies-Muhaimin (Kompas, 21/11/2023).

Tangkapan layar unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memenuhi undangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk berlatih tanding di lapangan sepak bola Jakarta International Stadium.
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Tangkapan layar unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memenuhi undangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk berlatih tanding di lapangan sepak bola Jakarta International Stadium.

Pemikiran Anies lainnya soal demokrasi juga ia tulis saat menjabat Rektor Paramadina. Dalam artikel berjudul ”Masa Depan Demokrasi” (Kompas, 9/2/2009) yang dimuat dua bulan sebelum pemungutan suara Pemilu 2009, Anies mengingatkan politisi dan partai harus bisa melampaui kepentingan mikro dan partisan. Sebab, dengan peran itu, demokrasi bisa hidup serta politisi dan partai bisa tetap berperan terus.

Demokrasi juga menyangkut toleransi dan Anies kerap menuliskan pemikirannya terkait isu ini. Dalam bukunya, Merawat Tenun Kebangsaan: Refleksi Ihwal Kepemimpinan, Demokrasi, dan Pendidikan (2014), Anies mengingatkan pentingnya merawat kebinekaan. ”Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas. Tidak juga untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara, melindungi setiap anak bangsa!” begitu tulis Anies dalam artikelnya, ”Ini soal Tenun Kebangsaan. Titik!” (Kompas, 11/9/2012).

Pemikiran-pemikiran Anies akan menghadapi ujian, terutama setelah menjadi kontestan di ajang elektoral politik. Pengalaman pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 yang diwarnai isu politik identitas begitu membekas dalam memori publik. Ujian yang relatif tidak jauh berbeda akan juga dihadapi Anies dalam kontestasi Pemilu 2024. Pemikirannya tentang demokrasi sebagai peta jalan menuju keadilan akan terus diuji. Termasuk komitmennya untuk membangun kunci penegakan hukum melalui kepastian hukum dan konsistensi penegakan aturan.

Berbekal visi misi disertai target khusus dalam isu-isu politik dan hukum, Anies bersama Muhaimin tentu mau tidak mau harus memperkuat jalannya demokrasi sebagai pintu menyuguhkan keadilan. Pada akhirnya, hal ini jadi piutang bagi publik untuk menagih realisasi pemikiran-pemikiran Anies.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000