Perdebatan Capres Seru, tetapi Konten Masih Normatif
Jajak pendapat menunjukkan 68,5 responden menilai debat capres menarik dan seru. Isu korupsi menjadi topik utama.
JAKARTA, KOMPAS — Debat perdana di antara tiga calon presiden di Pemilu 2024, Selasa (12/12/2023) malam, berlangsung seru. Di satu sisi terjadi adu argumentasi tajam di antara Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, serta Prabowo Subianto saat membahas isu hak asasi manusia, hukum, dan polusi. Di sisi lain, secara substansi, gagasan dan jawaban calon masih relatif normatif.
Debat perdana dari lima rangkaian debat capres-cawapres di Pemilu 2024 berlangsung selama 150 menit di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta. Tema debat capres ini mencakup pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Jajak pendapat Kompas melalui telepon, melibatkan 123 responden di 29 provinsi yang berhasil ditelepon selama debat berlangsung, menunjukkan 68,5 persen responden menilai debat perdana berlangsung menarik. Bahkan, 23,4 persen responden mengaku debat berjalan sangat menarik. Hanya 7,3 persen responden yang menilai debat tak menarik.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, menilai ketiga calon sama-sama berani membongkar konsep calon lainnya. Anies dengan konsep perubahan dan Ganjar lewat perpaduan berkelanjutan serta perbaikan. Sementara itu, Prabowo tampak defensif dan seolah memosisikan diri sebagai petahana.
”Prabowo memosisikan diri sebagai incumbent karena dia sendiri yang bagian dari pemerintahan. Anies positioning-nya jelas di perubahan. Sementara Ganjar di antara keduanya,” katanya.
Berbagai pertanyaan sensitif juga lebih berani dimunculkan para capres. Misalnya, Ganjar bertanya soal pelanggaran HAM kepada Prabowo, sedangkan Anies mempertanyakan pandangan Prabowo soal putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka jalan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakilnya. Sementara Prabowo menyinggung soal pencalonan Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017 saat ia merespons pandangan Anies soal demokrasi dan penanganan polusi dari Anies.
Baca juga: Debat Perdana Diwarnai Saling Serang dan Cari Celah Setiap Capres
Pemberantasan korupsi
Pemberantasan korupsi, salah satu isu yang dianggap masyarakat, berdasarkan jajak pendapat Kompas, 7-9 Desember 2023, menjadi isu yang dianggap urgen dibahas oleh ketiga capres.
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, yang memperoleh pertanyaan dari panelis soal cara untuk menciptakan efek jera koruptor dan sekaligus menyelamatkan aset negara, mengatakan, yang harus dilakukan adalah memiskinkan koruptor dan asetnya dirampas untuk negara. Untuk itu, Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset harus segera disahkan. Hingga kini, rancangan regulasi ini belum dibahas di DPR meski Presiden sudah memintanya segera dibahas.
Selain itu, Ganjar juga mengungkapkan rencananya memenjarakan koruptor di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Hal lain yang ditekankannya untuk memberantas korupsi adalah pentingnya keteladanan dari pemimpin dan pejabat. Pemimpin dan pejabat harus menunjukkan hidup sederhana dan menunjukkan integritas. Meritokrasi di birokrasi juga perlu dipastikan berlaku sehingga praktik jual-beli jabatan yang selama ini masif terjadi di pemerintahan bisa dicegah.
Baca juga: Debat Perdana Berlangsung Seru
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, sepakat aset koruptor dirampas sehingga RUU Perampasan Aset harus segera dibahas dan disahkan. Selain itu, ia berjanji merevisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi agar KPK kembali menjadi lembaga antirasuah yang kuat. Ia menjanjikan penghargaan kepada mereka yang membantu pengungkapan korupsi sehingga pemberantasannya melibatkan masyarakat. Ia menekankan standar etika pimpinan KPK harus tinggi.
Sementara itu, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, sepakat KPK diperkuat. Selain itu, kepolisian, kejaksaan, dan lembaga pengawas lain, seperti BPK, BPKP, serta inspektorat di instansi pemerintah, diperkuat untuk mencegah korupsi.
Guru Besar Hukum Acara Pidana Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Hibnu Nugroho, yang dihubungi seusai debat menilai gagasan yang disampaikan ketiga pasangan calon dalam debat perdana masih sebatas ”kulit”. Padahal, dalam menuntaskan persoalan hukum, pemberantasan korupsi, dan hak asasi manusia (HAM), dibutuhkan gagasan konkret. ”Saya melihat gagasan dan jawaban para capres masih normatif,” ujarnya.
Misalnya, dalam isu memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban kasus-kasus pelanggaran HAM, tidak ada solusi konkret yang ditawarkan. Kemudian, ketika berkomitmen menuntaskan UU Perampasan Aset atau menggagas kembali revisi UU KPK, para capres tak bisa mengungkapkan sejauh mana target itu bisa tercapai, apakah di semester awal mereka menjabat atau seperti apa.
Baca juga: Semarak Nonton Bareng Debat Perdana Capres
Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan, di debat yang pertama, banyak terjadi perdebatan antarcapres. Pertanyaan yang disampaikan pada segmen kedua dan ketiga merupakan pertanyaan tim panelis, sedangkan pertanyaan di segmen keempat dan kelima diajukan setiap capres. Dengan format demikian, ada orisinalitas pertanyaan dari setiap capres yang tidak bisa diprediksi oleh capres lainnya.
”Soal debatnya ini menarik atau tidak, tentu yang bisa menjawab adalah para pemirsa. Setidaknya KPU berikhtiar agar suasana debat atau perdebatan antarcapres terhadap tema yang diusung pada debat pertama ini dikupas oleh setiap calon presiden,” ujar Hasyim.
Ia mengatakan, format debat kedua untuk cawapres tak berubah dari format debat capres yang pertama. Debat cawapres pada 22 Desember dibagi dalam enam segmen, dengan empat segmen di antaranya akan ada interaksi antarcawapres.