logo Kompas.id
Politik & HukumElektabilitas Disalip...
Iklan

Elektabilitas Disalip Gerindra, Kader PDI-P Diminta Lebih Intens Galang Suara

Seluruh kader PDI-P diminta untuk lebih intens turun ke basis massa pendukung demi mendongkrak kembali elektabilitas partai. Kader harus semakin giat menggalang suara dari pintu ke pintu.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, ZULKARNAINI
· 5 menit baca
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memimpin acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memimpin acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

JAKARTA, KOMPAS - Seluruh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P diinstruksikan untuk lebih intensif turun ke wilayah yang menjadi basis massa pendukung menyusul turunnya elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. Penggalangan suara dari pintu ke pintu dinilai efektif untuk kembali mendongkrak elektabilitas partai sekaligus pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung PDI-P.

Dalam survei Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden di 38 provinsi di Indonesia, elektabilitas PDI-P turun tajam, sekitar 6 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023. Jika pada Agustus elektabilitas PDI-P berada di angka 24,4 persen, kini menjadi 18,3 persen. Posisi PDI-P yang selama ini selalu berada di urutan teratas pun turun ke peringkat kedua karena disalip oleh Partai Gerindra yang kini elektabilitasnya mencapai 21,9 persen.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu
https://cdn-assetd.kompas.id/dfXEaNun5YVfzaLemlvpPsua-nc=/1024x1024/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F11%2F836e8479-b515-4e32-a6f3-af0231184de4_jpeg.jpg

Tak hanya itu, elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung PDI-P bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sebesar 15,3 persen. Angka itu tercatat paling rendah dibanding dua kandidat lainnya, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang berada di peringkat teratas dengan elektabilitas 39,3 persen dan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen).

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Said Abdullah saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/12/2023), mengatakan, partainya mengapresiasi hasil survei Litbang Kompas. Survei itu penting untuk menjadi bahan evaluasi tak hanya bagi PDI-P tetapi juga Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

Baca Juga: Gerindra Menyusul PDI-P

Ke depan, lanjut Said, kader-kader PDI-P sebagaimana perintah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, harus lebih intensif turun ke basis massa pendukung. Kader harus semakin giat menggalang suara dari pintu ke pintu (door to door).

https://cdn-assetd.kompas.id/vVI3sR_tQ2cA1A5-fI3s8vuHyMA=/1024x946/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F12%2Fb0ba363c-d6ff-4ba2-84e3-8f1011bb5825_jpg.jpg

”Kami yakin, cara ini bisa menjadi langkah untuk meyakinkan para pemilih bahwa Ganjar-Mahfud akan meneruskan dan menyempurnakan program-program Pak Jokowi. Strategi ini juga bisa di ukur progresnya secara harian mengingat menuju hari H pencoblosan makin dekat,” ujar Said.

Penurunan elektabilitas tak hanya dialami PDI-P, tetapi juga partai koalisi pendukung Ganjar-Mahfud, misalnya Partai Perindo. Pada survei kali ini, elektabilitas Perindo sebesar 1,7 persen, turun hampir 2 persen dibandingkan survei Agustus 2023. Sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) cenderung naik meskipun hanya sekitar 0,8 persen.

Dari hasil survei terkait elektabilitas parpol ini juga didapati sebanyak 43,9 persen responden menyatakan pilihannya masih bisa berubah. Selain itu, jumlah pemilih yang masih bimbang mencapai 17,3 persen. Jumlah pemilih bimbang ini meningkat dibandingkan survei Agustus 2023 yang besarnya 11,4 persen.

Garap pemilih bimbang

Said mengatakan, refleksi dari hasil survei Litbang Kompas ialah masih adanya ceruk yang cukup besar atas posisi para pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters). PDI-P akan menggarap kelompok pemilih bimbang yang sebagian besar adalah para pemilih Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Kader-kader PDI-P sebagaimana perintah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, harus lebih intensif turun ke basis massa pendukung. Kader harus semakin giat menggalang suara dari pintu ke pintu.

Untuk menarik dukungan, PDI-P dan juga TPN Ganjar-Mahfud akan mengampanyekan bahwa Ganjar dan Mahfud adalah satu-satunya pasangan capres-cawapres, yang secara ideologis dan genetika politik, merupakan penerus Jokowi.

“Presiden Jokowi lahir, berproses dan tumbuh dalam rahim PDI Perjuangan. Keseluruhan program-program kerakyatan Pak Jokowi sejak di Surakarta, DKI Jakarta dan dua periode kepresidenan ini adalah buah pikiran dari simpatisan dan kader PDI Perjuangan. Karena itu pula PDI Perjuangan selama ini loyal memberikan dukungan penuh tanpa reserve atas program-program tersebut,” tutur Said.

Iklan

Atas latar belakang sejarah tersebut pula, kata Said, tidak ada pihak lain yang seotoritatif pasangan Ganjar-Mahfud dalam meneruskan program-program Jokowi. Kalaupun ada pihak lain yang mencoba mengklaim mampu melakukan fabrikasi sebagai penerus Jokowi, tentu saja yang bersangkutan tidak mengerti “nyawa” atau roh program-program itu, dan bagaimana menjalankannya.

“Sebagai contoh munculnya program pemberian makan siang gratis, itu jelas bukan karakter dasar program kerakyatan Presiden Jokowi, apalagi konon program tersebut akan mengambil anggaran dari program program kerakyatan yang sudah ada. Ini contoh kecil narasi yang bisa kami utarakan bahwa program kerakyatan Pak Jokowi mengalami penyimpangan,” ucap Said.

Calon presiden Ganjar Pranowo blusukan ke Pasar Inpres Naikoten I Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk mengecek harga-harga kebutuhan pokok terkini, Sabtu (2/12/2023).
DIAN DEWI PURNAMASARI

Calon presiden Ganjar Pranowo blusukan ke Pasar Inpres Naikoten I Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk mengecek harga-harga kebutuhan pokok terkini, Sabtu (2/12/2023).

Jika dicek lebih jauh lagi, tambah Said, konsep pemimpin blusukan untuk menangkap aspirasi dan pikiran rakyat yang selama ini dilakukan oleh Presiden Jokowi, nyatanya tidak ada calon lain yang semampu Ganjar. Buktinya, menurut Said, capres yang menyatakan diri sebagai penerus Jokowi hanya sesekali saja bergerak menyapa rakyat, selebihnya malah banyak menggelar pertemuan pertemuan terbatas kalangan elite.

”Karena jika tidak memahami karakter blusukan ala Presiden Jokowi, kalau mau meniru, jelaslah tidak akan mampu, dan Ganjar membuktikan mampu mengimbangi pemimpin blusukan model Presiden Jokowi,” tegas Said.

Ubah strategi kampanye

Politikus senior PDI-P, Hendrawan Supratikno, mengakui, dibutuhkan perubahan strategi untuk bisa mengambil ceruk pemilih yang menyatakan pilihannya masih bisa berubah dan pemilih bimbang. Ia melihat, sebagian besar masyarakat masih mencerna dinamika yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Sebagian besar masyarakat itu melihat Jokowi dan Gibran adalah keluarga PDI-P dan produk dari investasi politik PDI-P yang dijalankan sejak lama. Karena itu, jika ada sikap konfrontatif terhadap mereka, pemilih menjadi ragu dan bimbang.

Hendrawan Supratikno
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Hendrawan Supratikno

”Dalam persepsi mereka, seharusnya PDI-P dan Ganjar dalam posisi yang paling potensial meneruskan legacy Jokowi, bukan Prabowo. Dirumuskan dalam bahasa Sandiaga Uno, Ganjar adalah Jokowi 3.0. Versi 3.0 berarti memiliki kapasitas lebih tanggap dan lebih adaptif terhadap tantangan masa depan,” kata Hendrawan.

Untuk bisa semakin meyakinkan pemilih terhadap gagasan itu, lanjut Hendrawan, sekarang semua kader di tiga pilar partai, baik struktural, legislatif, maupun eksekutif, telah diinstruksikan untuk turun, serta mendapat tugas pembinaan dan monitoring di wilayah-wilayah ampuan.

Di sisi lain, Hendrawan juga mengaku heran dengan penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dan PDI-P yang tajam. “Dalam perspektif lintas waktu, sesungguhnya agak mengherankan, atau seperti ada disrupsi terhadap pengambilan sampel yang acak. Gangguan terhadap randomitas," katanya.

https://cdn-assetd.kompas.id/dk7K2Ds1TjUrIdq1652Tt3aacnA=/1024x1554/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2Fb9ea1a67-8bd2-4b27-a6bb-f16bdda32216_jpg.jpg

Ia mengungkapkan bahwa PDI-P masih mencermati hasil-hasil survei yang ada saat ini. Termasuk, hal-hal apa yang membuat hasil survei menjadi demikian. Sebab, menurutnya, harus dilihat pula bahwa belakangan ada penebalan perlindungan sosial yang cukup ekspansif. Melalui kebijakan ini, masyarakat mendapat siraman bantuan langsung tunai, beras, sembako, dan aneka jenis bantuan sosial.

"Kami masih terus mencermati, apakah ada intervensi terhadap area-area yang sedang disurvei, ada peristiwa besar yang terjadi pada lokalitas responden, masih harus dipelajari," ujar Hendrawan.

Baca juga: Jadi Paling Bontot di Survei Litbang ”Kompas”, Ganjar Evaluasi Pemenangan

Secara terpisah, pengamat politik dari Voxpol Centre, Pangi Syarwi, berpandangan, pertemuan tatap muka tidak bisa digantikan oleh baliho, spanduk, dan media sosial. “Pertemuan tatap muka, menyapa, menyalami calon pemilih sangat penting agar pemilih kenal calon. Jangan hanya minyak goreng yang datang, tetapi orang tidak pernah datang,” kata Pangi.

Pangi Syarwi Chaniago
KOMPAS/PRADIPTA PANDU

Pangi Syarwi Chaniago

Menurutnya, pemilih perlu mengenali secara utuh calon legislatif yang akan dipilih mulai dari atribusi identitas hingga gagasan yang dibawa oleh calon tersebut. Gagasan yang ditawarkan harus menjawab persoalan yang dihadapi oleh warga di masing-masing daerah pemilihan.

Selain kampanye tatap muka, lanjut Pangi, para caleg harus memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan gagasan dan memperkuat citra dirinya dan partai asalnya. “Apa yang dilakukan secara offline dikoneksikan ke media sosial agar dampaknya lebih luas,” kata Pangi.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000