logo Kompas.id
Politik & HukumPengalaman dan Rekam Jejak...
Iklan

Pengalaman dan Rekam Jejak Jadi Bekal Utama Debat Capres-Cawapres

Debat capres dan cawapres yang menjadi bagian dari tahapan kampanye Pemilihan Presiden 2024 akan dimulai 12 Desember 2023. Pengalaman pada jabatan publik dan rekam jejak ketiga pasangan menjadi bekal mempermudah debat.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
· 4 menit baca
KPU lanjutkan pembahasan format debat capres-cawapres Pemilu 2024.
KOMPAS

KPU lanjutkan pembahasan format debat capres-cawapres Pemilu 2024.

JAKARTA, KOMPAS — Pengalaman pada jabatan publik dan rekam jejak ketiga pasangan calon presiden dan wakil menjadi bekal yang diyakini dapat mempermudah mereka mengikuti tahapan debat yang akan diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum mulai pekan depan. Apalagi, sejumlah isu yang menjadi materi debat pun sudah tercakup dalam dokumen visi dan misi yang telah dibuat sebelumnya. Performa kandidat pada debat dinilai krusial karena tidak hanya menunjukkan kapasitas, tetapi juga diprediksi bisa menggaet lebih dari 30 persen dari total pemilih yang menyaksikan tahapan tersebut.

Debat calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang menjadi bagian dari tahapan kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan dimulai pada 12 Desember 2023. Debat pertama dari rangkaian lima debat capres dan cawapres itu mengambil tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Wakil Deputi Kampanye Kreatif Timnas Amin (Tim Pemenangan Nasional pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar), Taufik Basari, menjelaskan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pasangan Anies-Muhaimin untuk menghadapi debat capres-cawapres. Sebab, debat serta penyampaian ide dan gagasan sudah menjadi hal rutin yang dilakukan pasangan calon (paslon) yang pernah menjabat sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Ketua DPR itu ketika bertemu dengan berbagai kalangan masyarakat, terutama akademisi.

”Mas Anies dan Gus Muhaimin ketika masa kampanye ini punya salah satu cara berdialog dengan format debat. Mas Anies dengan acara yang disebut Desak Anies dan Gus Muhaimin dengan acara Slepet Imin,” kata Taufik saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Mas Anies dan Gus Muhaimin ketika masa kampanye ini punya salah satu cara berdialog dengan format debat. Mas Anies dengan acara yang disebut Desak Anies dan Gus Muhaimin dengan acara Slepet Imin.

Dalam acara-acara tersebut, Anies dan Muhaimin menyediakan diri untuk diuji, dikritisi, dan didebat, terutama oleh kaum muda yang kritis. Oleh karena itu, mengenai materi dan teknik berkomunikasi bukan masalah bagi keduanya. Begitu juga sejumlah tema debat yang telah diputuskan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

”Tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, demokrasi, dan pelayanan publik adalah tema yang paling sering disampaikan paslon Amin dengan menunjukkan rekam jejak atas apa yang pikiran, tindakan, advokasi, langkah, yang pernah dilakukan paslon Amin,” ujar Taufik.

Baca juga: Debat Capres-Cawapres Pengaruhi Lima Persen Elektabilitas

Secara terpisah, Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, tema reformasi birokrasi, HAM, dan penegakan hukum telah banyak dibicarakan di TKN. Prabowo juga merupakan kandidat yang sudah pernah menjadi capres pada dua Pilpres sebelumnya. Untuk itu, kemampuannya membahas tema-tema debat itu diyakini tak perlu diragukan.

”Beliau sudah berpengalaman, jauh lebih berpengalaman dari kita dalam hal kepresidenan. Mungkin yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, politik demokrasi, dan HAM, ya isu terbaru saja yang memang harus kami siapkan,” kata Budiman.

Iklan

Beliau sudah berpengalaman, jauh lebih berpengalaman dari kita dalam hal kepresidenan. Mungkin yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, politik demokrasi, dan HAM, ya isu terbaru saja yang memang harus kami siapkan.

Pengalaman yang sama disebut dimiliki oleh Gibran. Sebelum masuk ke gelanggang politik nasional, putra Presiden Joko Widodo itu juga pernah berdebat dalam Pemilihan Wali Kota Surakarta. Meski berbeda level kontestasi, menurut Budiman, pengalaman itu telah membuktikan kemampuan mental Gibran.

”Saya pikir, isu-isu yang baru itu beliau pelajari. Kalau mental debat pernah beliau alami sebagai calon wali kota waktu itu, tidak ada masalah,” ujar Budiman.

Sama halnya dengan tim dari kedua pasangan kandidat lain, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Tama S Langkun, mengatakan, pasangan Ganjar-Mahfud tidak membuat persiapan berlebihan untuk menghadapi seluruh rangkaian debat. Pasangan yang terdiri dari mantan Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang masih menjabat itu disebut sudah memiliki kapasitas dan rekam jejak yang mumpuni untuk membahas semua tema debat. ”Pasangan Ganjar-Mahfud sudah paripurna untuk menghadapi semua tema yang sudah diputuskan. Apalagi jika tema terkait hukum, pemberantasan korupsi, HAM, pemerintahan, dan demokrasi,” katanya.

Tidak hanya secara substansi, strategi komunikasi pasangan kandidat yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partau Hanura, dan Partai Perindo itu juga dinilai sudah matang. Berbicara dengan publik dan berdebat dengan gagasan merupakan bagian dari keseharian Ganjar-Mahfud. Oleh karena itu, keduanya disebut sudah siap berdebat kapan pun dan di mana pun.

Pasangan Ganjar-Mahfud sudah paripurna untuk menghadapi semua tema yang sudah diputuskan. Apalagi jika tema terkait hukum, pemberantasan korupsi, HAM, pemerintahan, dan demokrasi.

Lebih dari itu, menurut Tama, seluruh materi yang bakal diperdebatkan juga sudah tercakup dalam visi dan misi Ganjar-Mahfud. Karena itu, ia meyakini, bekal yang dimiliki pasangan kandidat tersebut sudah cukup. ”Meski demikian, paslon (pasangan calon) kami akan terus menerima masukan dari masyarakat karena dari sanalah harapan publik mengalir kepada paslon kami,” ujarnya.

Potensi elektoral

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, tahapan debat tak bisa dianggap remeh oleh para kandidat. Mereka harus mempersiapkan materi debat dengan baik. Mulai dari kedalaman, fokus, hingga penekanan isu prioritas agar mudah diterima publik.

Baca juga: Agar Debat Capres dan Cawapres Tak Sekadar Seremoni

”Termasuk diksi dan gaya retorika jadi penting diperhatikan serius. Sebab, materi bagus, tetapi gaya komunikasinya kurang baik, performa debatnya kurang maksimal,” kata Adi.

Ia melanjutkan, performa debat juga harus disiapkan secara matang karena memiliki potensi elektoral yang tak bisa diremehkan. Mengacu pada Pilpres 2019, ada sekitar 36 persen dari total pemilih yang menyaksikan debat capres-cawapres. Sebagian dari mereka menjadikan debat sebagai salah satu faktor dalam menentukan pilihan calon pemimpin nasional.

”Dari 36 persen ini, sekitar 5-6 persennya sangat mungkin mengubah pilihan politiknya. Karena itu, debat menjadi penting,” ujarnya.

Editor:
SUHARTONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000