Mantan Kepala BNPB Doni Monardo yang wafat pada Minggu (3/12/2023) merupakan panutan bagi prajurit TNI. Ia juga dikenal sebagai figur cerdas.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, pada Senin (12/4/2023). Ratusan peziarah mengiringi kepergian sosok yang dikenal cerdas dan selalu menjadi panutan prajurit militer itu.
Doni mengembuskan napas terakhir pada Minggu (3/12/2023) karena sakit di RS Siloam Semanggi, Jakarta. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2019-2021 dan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Ambulans yang membawa peti jenazah Doni tiba di gerbang utama TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada Senin sekitar pukul 11.00. Iring-iringan prajurit militer kemudian membawa peti jenazah yang dibalut bendera Merah Putih ke area pemakaman. Upacara pemakaman dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Terdengar tembakan salvo. ”Apel persada. Saya Panglima TNI atas nama bangsa, negara, dan Tentara Nasional Indonesia dengan ini mempersembahkan ke persada ibu pertiwi, jiwa, raga, dan jasa-jasa almarhum,” kata Jenderal Agus, sesaat sebelum pemakaman.
Peti jenazah Doni kemudian dimasukkan ke dalam liang lahad. Jenderal Agus, dilanjutkan istri dan anak-anak Doni, lalu memasukkan tanah ke liang lahad. Berikutnya, dilakukan peletakan karangan bunga di atas makam oleh Wakil Presiden ke-6 RI Try Soetrisno. Pemakaman disaksikan, antara lain, oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan anggota DPR dari Fraksi PDI-P, Djarot Saiful Hidayat.
Jenderal Agus menuturkan, Doni Monardo merupakan sosok cerdas dan selalu menjadi panutan. ”Beliau kalau kerja fokus sehingga setiap ada kegiatan selalu mencapai target. Kehadiran beliau selalu menjadi panutan adik-adik (militer),” katanya.
Agus mempunyai beberapa pengalaman bersama Doni. Keduanya pernah ditugaskan dalam Operasi Seroja di Timor Timur pada 1995. Ketika itu Doni berpangkat kapten, sedangkan Agus masih letnan dua.
”Beliau mengantar keberhasilan saya sehingga saya bisa menjadi seperti ini,” ujar Agus, yang dilantik sebagai Panglima TNI pada Rabu (22/11/2023).
Selain itu, Agus pernah bekerja sama dengan Doni saat penanganan Covid-19 dan penyiapan tanaman di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Agus mengatakan, Doni mempunyai lahan penyemaian tanaman di Cibubur, Jakarta Timur. Doni memilih tanaman-tanaman terbaik dan paling kuat untuk dibawa ke IKN. Sementara Agus bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyiapkan angkutan untuk membawa tanaman dari Cibubur ke Pelabuhan Tanjung Priok, lalu diangkut ke IKN.
”Saya terakhir bertemu beberapa bulan lalu. Penyiapan tanaman itu menjadi interaksi terakhir saya dengan beliau,” kata Agus.
Beliau kalau kerja fokus sehingga setiap ada kegiatan selalu mencapai target. Kehadiran beliau selalu menjadi panutan adik-adik.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Maruli Simanjuntak pun merasa kehilangan sosok Doni Monardo. Maruli menuturkan, Doni meninggalkan banyak hal berharga di dunia militer dan nonmiliter. ”Waktu saya masih perwira remaja, beliau termasuk figur kami. Dari beliau kami pelajari banyak hal, soal latihan, penugasan, lingkungan, semua lengkap. Sampai terakhir menjelang pensiun, beliau kiprahnya masih banyak,” katanya.
Ia mencontohkan, pada masa pensiunnya, Doni masih membuat program pengobatan di puncak Intan Jaya. ”Mudah-mudahan sebagai generasi muda kita bisa melanjutkan perannya,” ujar Maruli yang terakhir bertemu dengan Doni tiga hari lalu, setelah dirinya dilantik oleh Presiden Joko Widodo.
Doni Monardo lahir di Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963. Namun, kedua orangtuanya berasal dari Minang. Ayahnya, Letkol CPM Nasrul Saad, berasal dari Lintau, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan sang ibu, Roeslina, dari Nagari Sungai Tarab, Tanah Datar. Sekalipun lahir di Jawa Barat, Doni menghabiskan masa kanak-kanak di Aceh sebelum tinggal di Padang hingga lulus SMA. Setamat SMA, dia masuk Akademi Militer dan lulus pada tahun 1985.
Doni pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres (2012), Komandan Jenderal Kopassus (2014), Panglima Kodam XVI/Pattimura (2015-2017), Panglima Kodam III/Siliwangi (2017), dan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (2018), sebelum kemudian menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2019-2021).
Doni merupakan purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir letnan jenderal. Selepas dari BNPB, dia juga ditunjuk sebagai Komisaris Utama/Independen PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sejak 10 Juni 2021. Hingga akhir hayatnya, Doni merupakan Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD).
Doni mendapat gelar doktor kehormatan (honoris causa) bidang sumber daya alam dan lingkungan dari IPB University karena dinilai memiliki dedikasi dan kontribusi di bidang ilmu lingkungan dan sumber daya alam.