Wapres: Waspadai ”Kentut Setan” karena Bisa Pecah Persatuan
Di masa kampanye Pemilu 2024, Wapres Ma’ruf Amin mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai segala informasi yang tidak benar, hoaks, menyesatkan, dan berpotensi memecah belah bangsa.
Oleh
SUHARTONO
·2 menit baca
KUCHING, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai segala informasi yang tidak benar, hoaks, menyesatkan, dan berpotensi memecah belah bangsa selama masa kampanye Pemilu 2024. Istilah Wapres, informasi yang berpotensi mengadu domba tersebut selama ini dikenal masyarakat sebagai ”kentut setan” yang harus diantisipasi.
Oleh karena itu, Wapres Amin berpesan agar masyarakat jangan mudah terprovokasi dan akhirnya terbelah akibat informasi yang tidak benar. Secara Islam, umat diajarkan supaya tabayun, cek dan ricek atau teliti terlebih dahulu layak atau tidak, benar atau tidak, pantas atau tidak.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Jangan sampai kita asal sharing, padahal harusnya kita saring terlebih dahulu segala informasi. Jadi, sekarang ini, kita saring dulu sebelum di-sharing. Atau tabayun dahulu dan dicek secara teliti sebelum di-sharing ke orang lain,” jelas Wapres Amin saat menghadiri dialog kebangsaan bersama warga negara Indonesia di Kuching, Sarawak, Malaysia, Rabu (29/11/2023).
Sebelumnya, seorang guru asal Sarawak bertanya mengenai bagaimana sebagai guru dia harus menjelaskan kepada murid-muridnya jika ada informasi yang tidak benar atau hoaks tersebut.
Jangan sampai kita asal sharing, padahal harusnya kita saring terlebih dahulu segala informasi. Jadi, sekarang ini, kita saring dulu sebelum di-sharing. Atau tabayun dahulu dan dicek secara teliti sebelum di-sharing ke orang lain.
Menyaring kebenaran
Menurut Wapres Amin, dalam pemilu, banyak sekali hoaks dan berita tidak benar. ”Orang menyebutnya sas sus, sas sus. Adapun saya biasanya menyebutnya itu ’kentut setan’. Kentut setan itu ada ceritanya. Istilah kentut setan ini mulai dikenal saat saya masih tinggal di pesantren,” tuturnya.
Istilah ini bermula dari cerita tiga santri yang selalu akur dan kompak shalat berjemaah, satu menjadi imam dan dua lainnya sebagai makmum. Karena tidak suka dengan jemaah yang taat ini, setan kemudian mencari akal untuk memisahkan tiga orang jemaah shalat ini.
Jadi, ketika mereka shalat, setan kentut. Dari kentut itulah mulai saling curiga. Imam bilang ini makmum saya kentut. Saya tidak mau lagi punya makmum yang kentut. Kata si makmum, imam ini kentut. Kalau gitu saya tidak mau lagi punya imam kentut. Sejak itu, mereka bertiga terpisah dan tidak percaya satu dengan lainnya.
”Jadi, ketika mereka shalat, setan kentut. Dari kentut itulah mulai saling curiga. Imam bilang ini makmum saya kentut. Saya tidak mau lagi punya makmum yang kentut. Kata si makmum, imam ini kentut. Kalau gitu saya tidak mau lagi punya imam kentut. Sejak itu, mereka bertiga terpisah dan tidak percaya satu dengan lainnya,” ujar Wapres.
Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah itu, tambahWapres, masyarakat diminta menyaring kebenaran setiap informasi terkait Pemilu 2024. Menyaring berita penting, khususnya adanya pihak-pihak yang sengaja mengadu domba dan memecah belah masyarakat di pemilu.
”Karena itu, saya bilang awas hati-hati ada ’kentut setan’, ada isu-isu yang dibuat oleh setan. Isu ada yang sifatnya tingkat RT, ada yang tingkat RW, ada juga yang tingkat nasional, ada juga global. Jadi, ada ’kentut setan’ global. Itu isu-isu termasuk perang di Gaza. Jadi, banyak informasi yang menyesatkan dan ada juga yang benar,” katanya.
Juru Bicara Wapres yang juga Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi, Masduki Baidlowi, menambahkan, di tengah kampanye seperti sekarang, bukan hanya Bawaslu atau penyelenggara yang mengingatkan adanya informasi yang tidak benar dan mengandung kebohongan, tetapi setiap pasangan calon peserta pemilu juga perlu saling mengingatkan agar ”kentut setan” tidakmarak dalam kampanye Pemilu 2024.