Anies: Manusia Indonesia Harus Berpikir Kritis, Kreatif, Komunikatif, dan Kolaboratif
Bakal calon presiden Anies Rasyid Baswedan menyampaikan, membangun kualitas manusia perlu waktu yang panjang dan kesabaran. Berbeda dengan membangun gedung beton yang langsung terlihat bentuknya.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan, sepakat bahwa pengembangan kualitas manusia menjadi kunci mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menurut dia, manusia Indonesia yang berkualitas setidaknya harus mengembangkan empat karakter utama, yaitu kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
Hal itu disampaikan Anies saat memaparkan ”Konsep dan Strategi Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045” di Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di Jakarta, Kamis (9/11/2023). Anies hadir sebagai bakal calon presiden ketiga yang memaparkan gagasannya dalam rakernas tersebut.
Anies mengatakan, membangun kualitas manusia perlu waktu yang panjang dan kesabaran. Berbeda dengan membangun gedung-gedung beton yang langsung terlihat bentuknya. Pembangunan manusia dapat dilaksanakan melalui sekolah, universitas, serta pondok pesantren, seperti yang dilakukan oleh LDII dan jejaringnya.
”Sebuah kota bisa disebut hidup atau mati karena apa? Karena ada manusia. Manusia inilah kata kunci. Jika memang ingin membangun SDM yang religius, rasanya LDII sudah on the right track,” kata Anies.
Sebagai organisasi massa Islam dengan pengikut yang besar, Anies juga berpesan kepada LDII untuk terus mengembangkan pendidikan karakter atau akhlak. Manusia yang berkarakter menurut Anies harus memiliki fondasi dua unsur, yaitu karakter moral dan kinerja. Orang yang memiliki akhlak yang baik tidak hanya mewarisi sifat-sifat baik, seperti kejujuran, tetapi juga harus bekerja keras dan tangguh.
”Moral itu akarnya, tetapi dia juga harus punya kinerja yang tumbuh. Jangan sampai jujur, tetapi pekerjaannya tidur terus, malas. Jangan juga pekerja keras, tangguh, tetapi culas,” kata Anies.
Anies juga berharap LDII bisa berperan dalam mengembangkan karakter anak bangsa sebagai pribadi yang memiliki empat kompetensi, di antaranya mampu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
”Semoga LDII bisa menyumbang perubahan atas ketimpangan kualitas manusia ini. Jika hal itu bisa diselesaikan, insya Allah pemerataan dan keutuhan Indonesia bisa tetap satu sampai 2045,” ucap Anies.
Perjuangan bangsa
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian menarik sejarah Indonesia ke belakang. Menurut dia, Indonesia sudah mengalami proses penyatuan selama beberapa kali. Pertama, pada saat Sumpah Pemuda 1928 ketika generasi muda mendeklarasikan satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia.
”Keputusan pemuda Indonesia untuk menyatakan satu bahasa itu konsekuensinya besar sekali. Di mana rakyat Indonesia bicara dalam satu bahasa. Berbeda dengan India, ataupun Uni Eropa. Di mana saat rapat mereka membutuhkan penerjemah,” kata Anies.
Kemudian, setelah itu pada 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan yang menyatukan kembali menjadi satu negara federal. Baru pada 1950, Indonesia berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ini, menurut Anies, Indonesia sudah sampai pada satu fase, yaitu menuju satu Tanah Air. Pada 2045, Indonesia harus bersatu dalam satu kemakmuran sebagai bangsa yang utuh dan tidak tercerai-berai. Cita-cita Indonesia Emas itu harus diwujudkan dalam semangat kesetaraan dan keadilan. Sebab, menurut dia, persatuan tidak bisa diwujudkan dalam ketimpangan dan ketidakadilan.
”2045, Indonesia harus bersatu dalam kesetaraan. Jangan sampai ketimpangan ekonomi dan sosial menjadikan Indonesia terpecah-pecah seperti di Yugoslavia karena perbedaan suku dan disparitas kesejahteraan,” katanya.
Anies memaparkan, saat ini investasi di Indonesia memang naik tinggi, tetapi dampak ekonominya, seperti penyerapan tenaga kerja padat karya, masih rendah. Keuntungan dari investasi itu juga masih banyak dinikmati oleh para pemilik modal.
Agar hal itu tidak terulang, indeks pembangunan manusia Indonesia harus ditingkatkan. Sebab, jika kualitas manusia Indonesia tidak meningkat, ketimpangan ekonomi dan sosial akan semakin meluas. Dalam visi dan misinya sebagai calon presiden, Anies telah membuat Indeks Pembangunan Kualitas Manusia secara teritorial. Pembangunan manusia di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua tidak disamakan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.
”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan menjadi nilai utama untuk memimpin orang yang berbeda-beda. Prinsipnya adalah membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar,” kata Anies.
Sikap damai dan proporsional
Ketua Umum LDII Chriswanto Santoso mengatakan, tujuan Rakernas LDII adalah mengajarkan kepada seluruh anggota LDII agar menghadapi tahun politik dengan sikap damai, profesional, dan proporsional. Warga LDII diimbau menyukseskan pemilu dengan cara yang damai dan rasional. Caranya adalah dengan mendatangkan langsung calon presiden untuk merespons berbagai permasalahan bangsa yang akan dihadapi.
”Kami sadar, sebesar apa pun yang kami lakukan, jika tidak disinergikan dengan kekuatan otoritas, itu hanya kecil. Sebab, yang membuat kebijakan adalah otoritas. Itulah salah satu alasan mengapa LDII mengadakan rakernas,” kata Chriswanto.
Dalam Rakernas LDII, isu yang disoroti adalah delapan program prioritas, di antaranya isu keagamaan, pendidikan, kesehatan, teknologi digital, kedaulatan pangan, ekonomi syariah, dan energi baru terbarukan. Menurut LDII, hal itu menjadi permasalahan yang harus dihadapi Indonesia untuk bisa bertahan sampai Indonesia Emas 2045.
”Menuju Indonesia 2045, Indonesia harus memperkuat sumber daya manusia yang profesional dan religius dalam bingkai NKRI. Kita tidak siap menjadi Indonesia Emas jika SDM tidak disiapkan untuk itu,” tutur Chriswanto.
LDII berkomitmen agar kesejahteraan Indonesia harus bisa dinikmati bangsa sendiri. Indonesia harus menjadi bangsa yang stabil dengan sumber daya manusia bermoral dan berakhlak karimah. Untuk berkontribusi di bidang itu, LDII akan mencanangkan program gerakan pendidikan anak usia dini (PAUD) di setiap pengurus cabang (kecamatan).
”Pondok pesantren ini sebagian besar sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Beberapa tempat usaha juga sudah memakai mikrohidro karena biayanya relatif lebih murah. Insya Allah, delapan program prioritas ini akan kami canangkan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Chriswanto menambahkan.
Ia juga sadar jika para kandidat calon presiden adalah kekuatan yang bisa diajak untuk membangun program prioritas itu menjadi lebih besar. Oleh karena itu, gagasan itu harus didengar oleh ribuan orang yang hadir di dalam acara Rakernas LDII. Acara juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube sehingga gagasan yang disampaikan capres bisa didengar oleh lebih banyak anggota LDII dan masyarakat.