Parpol Selaraskan Strategi Pemenangan Caleg dan Capres
Selain memasang foto bakal capres dan cawapres pada alat peraga kampanye, setiap caleg juga diinstruksikan untuk mengenalkan visi dan misi kandidat presiden dan wakil presiden yang diusung oleh partainya saat kampanye.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, KURNIA YUNITA RAHAYU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - JAKARTA, KOMPAS Partai politik peserta Pemilu 2024 mulai menyelaraskan strategi pemenangan calon anggota legislatif dengan pasangan kandidat presiden dan wakil presiden. Tak hanya memasang foto bakal calon presiden dan calon wakil presiden pada alat peraga kampanye, setiap caleg juga diinstruksikan untuk mengenalkan pasangan capres dan cawapres saat kampanye nanti.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar calon tetap (DCT) anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada Jumat (3/11/2023). KPU juga sudah menerima dokumen pendaftaran tiga pasangan bakal capres-cawapres dari tiga gabungan parpol peserta Pemilu 2024. Mereka adalah pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Penyelarasan strategi pemenangan caleg dengan capres salah satunya dilakukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengusung Anies-Muhaimin bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, DPP PKB telah menginstruksikan seluruh caleg agar menyertakan foto Anies-Muhaimin dalam sosialisasi, baik di media luar ruang maupun dalam ruang. Selain itu, mereka juga diminta menyosialisasikan visi dan misi atau delapan jalan perubahan Anies-Muhaimin.
”Ini salah satu cara menyelaraskan pemenangan caleg dengan capres dan cawapres,” kata Jazilul, kemarin.
Strategi khusus juga disiapkan untuk daerah-daerah yang merupakan basis massa pasangan capres-cawapres lain. Salah satunya, menurut Jazilul, adalah tidak memasang foto Anies-Muhaimin pada atribut kampanye caleg.
”Ada tekniknya, yang di kandang lawan ada tekniknya. Tentu caleg di kandang lawan tidak usah dipasangkan fotonya sama capres, ada cara yang lain. Meski, saya pikir, saat ini, berdasarkan survei, tidak ada kandang-kandangan, tuh, malah semuanya hampir kandang AMIN (Anies-Muhaimin),” ucap Jazilul.
Sukses pileg
Strategi juga disiapkan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung pasangan Prabowo-Gibran bersama Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Garuda. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengungkapkan, para caleg diminta untuk mengampanyekan Prabowo-Gibran meski fokus PAN adalah bekerja untuk menyukseskan pemilihan legislatif (pileg).
”Kewajiban utama caleg adalah bekerja, berjuang, mendapatkan keberhasilan dalam pileg. Namun, karena sekarang kami sudah mendukung capres dan cawapres, tentu caleg juga akan mengampanyekan capresdan cawapres kami,” ujarnya.
Narasi visi-misi
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mengusung Ganjar-Mahfud bersama PDI Perjuangan, Partai Hanura, dan Perindo juga mulai menyeleraskan strategi pemenangan caleg dengan capres dan cawapres. Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy mengungkapkan, para caleg tak hanya diinstruksikan untuk memasang foto Ganjar-Mahfud pada alat peraga kampanye. Lebih dari itu, para caleg di seluruh tingkatan juga dibekali dengan muatan atau narasi visi dan misi Ganjar-Mahfud. Dengan demikian, para caleg bisa mengampanyekan dirinya sekaligus pasangan capres-cawapres yang diusung.
”Kami juga menginstruksikan pemasangan alat peraga kampanye tandem sesuai dengan kearifan lokal, juga membangun sosialisasi pileg dan pilpres di semua tingkatan secara bersamaan,” ujar Romahurmuziy.
Untuk daerah pemilihan yang menjadi basis massa kuat capres-cawapres dari koalisi lain, lanjut Romahurmuziy, para caleg diinstruksikan untuk memperkuat sosialisasi dengan berbasis kearifan lokal. Salah satunya dengan bersilaturahmi ke tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat juga mengungkapkan, partainya menginstruksikan para caleg menjalankan strategi kampanye berbasis komunitas, terutama di daerah-daerah yang menjadi basis dukungan capres-cawapes dari koalisi lain. Para caleg diminta untuk berkampanye dari pintu ke pintu.
Para caleg juga dituntut untuk bersinergi dengan para sukarelawan Ganjar-Mahfud serta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda. ”Dengan begitu, memenangkan pileg dan memenangkan Ganjar-Mahfud tetap ada dalam satu tarikan napas dan gerakan,” katanya.
Dukungan figur publik
Selain menyelaraskan strategi pemenangan dengan para caleg, pasangan capres-cawapres juga terus menghimpun dukungan, terutama dari figur publik. ”TPN (Tim Pemenangan Nasional) Ganjar-Mahfud terus menghimpun tokoh-tokoh yang kredibel dengan kemampuan mumpuni untuk membangun cita-cita bersama pasangan Ganjar-Mahfud,” kata Djarot.
TPN Ganjar-Mahfud juga masih terus merekrut tokoh publik yang populer, baik tokoh nasional maupun daerah. Keberadaan mereka dinilai krusial untuk menjadi kekuatan tambahan dalam mengerek perolehan suara Ganjar-Mahfud.
Sejumlah tokoh yang didekati untuk bergabung dengan TPN Ganjar-Mahfud, antara lain, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil.
Meski belum sepenuhnya terbentuk, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran juga berupaya merekrut sejumlah tokoh publik yang populer yang memiliki basis massa kuat. ”(Kami) sedang berproses dalam merekrut tokoh-tokoh nasional dan daerah yang akan membantu penggalangan untuk pasangan calon di daerah masing-masing,” ujar Eddy.
Eddy tak memungkiri, tokoh publik yang didekati, di antaranya Khofifah dan Ridwan Kamil.
Pasangan Anies-Muhaimin yang belum mengumumkan susunan tim pemenangan juga sudah menggalang dukungan dari tokoh publik. Menurut Jazilul, Koalisi Perubahan terus merekrut tokoh masyarakat di desa-desa. Muhaimin, misalnya, saat berkunjung ke Probolinggo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, menemui sejumlah tokoh agama dan pemuda di desa.
Menurut Jazilul, perekrutan tokoh di akar rumput tak hanya penting untuk mendongkrak perolehan suara, tetapi juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya menggunakan hak pilih. Selain itu, mereka juga dipandang bisa menjadi ujung tombak dalam mengawasi netralitas aparat di daerah yang kerap luput dari perhatian nasional.
”Sering kali terjadi kecurangan, kan, di desa-desa, di daerah tertinggal, pelosok. Jadi, kita ingin pemilu ini aman, tertib, damai, dan netral. Kenapa saya harus sampaikan begitu karena memang ada semacam muncul politik kekeluargaan,” tuturnya.