Wapres: Pemerintah Terus Awasi agar Kelaparan di Papua Tak Terus Berulang
Dalam jangka panjang, menurut Wapres Amin, pemerintah akan menyiapkan makanan pokok di Yahukimo, Papua Pegunungan, agar penyediaan pangan di sana tak lagi mengalami kekurangan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·2 menit baca
PANGKALAN BUN, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawasi bencana kelaparan akibat perubahan cuaca yang terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Dalam jangka pendek, pemerintah telah menyiapkan bantuan. Pemerintah juga menyiapkan solusi jangka panjang agar kekurangan pangan tidak lagi terjadi di daerah tersebut.
”Ya, kan, melihat di sana itu makanan pokoknya apa. Kalau seperti kemarin di Papua Tengah itu, kan, mereka ubi, akan kita siapkan insfrastrukturnya supaya tanaman ubi tidak mengalami hambatan karena cuaca, karena kekurangan air, atau karena apa,” ujar Wapres Amin ketika memberikan keterangan pers seusai meresmikan proyek milik Citra Borneo Indah (CBI) Group di Mercure Hotel Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Rabu (25/10/2023).
Dalam waktu dekat, Wapres mengatakan, pemerintah akan mengirim bantuan ke Yahukimo.
Dalam waktu dekat, Wapres mengatakan, pemerintah akan mengirim bantuan ke Yahukimo. ”Jangka panjang kita tentu akan menyiapkan makanan-makanan pokok yang ada di sana, apakah ubi apa sagu akan kita rencanakan. Selain beras, kalau selatan Papua, kan, lumbung beras. Jadi, saya akan terus mengawasi tentang penyiapan jangka panjang supaya enggak terjadi kekurangan makan di beberapa daerah,” kata Wapres, menambahkan.
Seperti diberitakan harian Kompas pada Rabu (25/10/2023), ribuan warga Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, didera bencana kelaparan akibat perubahan cuaca. Sebanyak 23 orang meninggal akibat kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo. Tanpa solusi komprehensif yang menyentuh akar masalah, bencana kelaparan di Tanah Papua bakal terus berulang dan menelan korban.
Kelaparan sejak Agustus 2023
Bencana kelaparan di Yahukimo terjadi sejak Agustus 2023. Bencana dipicu curah hujan tinggi yang menyebabkan tanaman warga, seperti ubi dan petatas, gagal panen. Kondisi ini juga mengakibatkan warga kehilangan sumber makanan sehingga mengalami kelaparan.
Hingga kini, sekitar 12.000 warga di 13 kampung terdampak kelaparan.
Kepala Distrik Amuma Zakeus Lagowan, dihubungi dari Jayapura, Selasa (24/10/2023), menyebutkan, data korban meninggal dan warga terdampak terus diperbarui. Hingga kini, sekitar 12.000 warga di 13 kampung terdampak kelaparan.
Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram menyatakan masih menunggu data resmi dari perwakilan Distrik Amuma. Karena itu, ia belum bisa memastikan penyebab kematian warga karena kelaparan atau faktor lain. Untuk mencegah dampak kelaparan kian parah, pihaknya menyalurkan bantuan 4 ton beras.