Tidak Terganjal Usia Diajukan Jadi Cawapres, Gibran Kini Merasa Perlu Konsultasi
Peluang Gibran dicalonkan menjadi wakil presiden semakin terbuka. Ia perlu berkonsultasi dengan banyak pihak atas peluang itu. Isu perpindahan partai juga ditampiknya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berpeluang diusung menjadi calon wakil presiden setelah gugatan soal pendaftaran kandidat calon presiden dan calon wakil presiden dikabulkan Mahkamah Konstitusi, Senin (16/10/2023). Mengenai hal itu, Gibran merasa perlu berkonsultasi dengan banyak pihak. Namun, ia menampik isu bakal pindah partai.
Peluang bagi Gibran muncul sesudah Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang diajukan mahasiswa Universitas Surakarta, Almas Tsaqibbirru. Dalam gugatannya, Almas memohon persyaratan alternatif agar seseorang yang belum berusia 40 tahun tetap bisa mencalonkan karena pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah yang terpilih melalui mekanisme pemilihan langsung.
”Ditunggu dulu besok. Ini bukan masalah pribadi. Kita harus berkonsultasi dengan banyak orang,” kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (17/10/2023).
Menurut rencana, Gibran akan bertemu dengan pimpinan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rabu (18/10/2023). Ajakan bertemu disampaikan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto lewat pesan singkat kepadanya sejak akhir pekan lalu.
Gibran mengaku belum mengetahui topik yang bakal diperbincangkan. Ia meminta semua pihak menunggu sikapnya soal dinamika politik terkini. Apalagi belakangan isu pengusungannya menjadi calon wakil presiden semakin santer diperbincangkan.
”Lihat saja besok (Rabu). Kita lihat hasil diskusinya besok (Rabu). Ini masih selesaikan pekerjaan dulu di sini (Surakarta). Saya masih koordinasi,” kata Gibran.
Sebelumnya, Gibran sempat bercerita, ia bakal melaporkan bermacam-macam dinamika politik terkini sewaktu berjumpa Hasto. Perbincangannya termasuk soal berbagai deklarasi dukungan baginya untuk melaju sebagai calon wakil presiden yang bermunculan di banyak tempat. Komunikasi antara dia dan pengurus partai diklaim berjalan lancar selama ini.
”Semua update kami laporkan. Saya tidak pernah untuk tidak melaporkan, terutama hal-hal yang penting-penting begini tidak mungkin tidak saya laporkan,” kata Gibran.
Selain itu, Gibran pernah mengungkapkan, peluang mencalonkan untuk jabatan wakil presiden tidak hanya terbuka bagi dirinya. Gibran merasa sosok pemimpin muda yang potensial bukan hanya dirinya.
Ada banyak kepala daerah berusia muda yang juga berprestasi. Beberapa nama yang disebutkannya antara lain Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang berusia 33 tahun, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (31), dan Wali Kota Medan Bobby Nasution (32).
”Yang punya peluang bukan hanya saya,” kata Gibran.
Gibran juga menampik berkembangnya isu mengenai dirinya yang akan berpindah partai. Belakangan ini banyak diperbincangkan, perpindahan partai dianggap bisa memudahkannya dicalonkan sebagai wakil presiden. Adapun partai yang disebut-sebut akan menjadi tempat pelabuhan Gibran selanjutnya ialah Partai Golkar.
”Siapa yang bilang? Tanya yang di Jakarta. Tanya yang bikin isu. Siapa yang bilang begitu? Enggak (berpindah partai), kok,” kata Gibran.
Gibran juga menegaskan soal posisinya yang masih berstatus sebagai kader PDI-P. Ia masih mengerjakan sejumlah tugasnya sebagai wali kota sekaligus anggota partai berlambang banteng tersebut.
Walau begitu, Gibran tak memungkiri jika selalu menjalin komunikasi dengan berbagai kelompok, termasuk parpol. Namun, komunikasi yang dibangun sebatas menjaga relasi. Ia mengklaim tidak pernah membahas isu perpindahan partai.
”Kalau komunikasi, saya pasti komunikasi. Tetapi, tidak untuk yang itu tadi (pindah partai). Saya jaga silaturahmi dengan siapa pun,” kata Gibran.
Ditemui secara terpisah, Ketua DPC PDI-P Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menyebut tidak terpengaruh isu mengenai Gibran yang bakal berpindah partai. Ia selalu berpikir positif terhadap kader muda yang bergabung sejak 9 September 2019 itu. Pihaknya merasa lebih penting untuk terus berkonsolidasi demi memenangkan partai berlambang banteng tersebut.
”Saya tidak pernah berpikir negatif. Kesetiaan Mas Wali (Gibran) terhadap PDI-P itu 100 persen. Jadi, saya tidak pernah berpikir yang negatif,” kata Rudyatmo.