Megawati, Anwar Ibrahim, dan Mahathir, dari Rendang hingga Ibu Kota Nusantara
Di Malaysia, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyempatkan diri bertemu dengan dua tokoh bangsa Malaysia, yakni Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim. Ibarat kunjungan kangen-kangenan, ungkap Megawati.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR DARI KUALA LUMPUR, MALAYSIA
·4 menit baca
Dalam satu hari yang sama, Selasa (3/10/2023), Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan PM Mahathir Mohamad secara terpisah di Kuala Lumpur dan Putrajaya. Suasana yang akrab segera terbangun karena Megawati sudah lama mengenal Anwar maupun Mahathir.
Mahathir menyambut hangat kedatangan Megawati bersama rombongan di kediamannya di wilayah Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia. Pada satu momen, Mahathir dan Megawati pun tampak tersenyum lepas sembari bergandengan tangan. Ibarat keluarga yang sudah cukup lama tak bersua dan kini kembali bertemu.
Dalam kunjungan itu, Megawati didampingi oleh putranya, M Rizki Pratama yang ditemani putrinya Priysha, serta Puan Maharani yang didampingi sang suami, Hapsoro Sukmonohadi.
Sambutan yang hangat juga tampak ketika kemudian pada tengah hari, setelah meninggalkan kediaman Mahathir, Megawati dan rombongan bertandang ke kediaman resmi PM Malaysia Anwar Ibrahim di Kompleks Seri Perdana, Putrajaya. Di sana, Megawati disambut oleh Anwar dan sang istri, Wan Azizah, bersama beberapa menteri. Sesaat setelah turun dari mobil, Megawati bersalaman erat dengan Anwar dan istri.
Seusai pertemuan, Megawati mengatakan, pertemuannya dengan Mahathir dan Anwar ibarat sebuah kunjungan kangen-kangenan. ”Dengan mereka (saya) kenal cukup lama dan juga kalau mereka ke Jakarta selalu buat janji dengan saya. Jadi (kunjungan) ini adalah membalas kedatangan setiap kali ke Jakarta, ” tutur Megawati.
Dalam pertemuan itu, kedua tokoh nasional Malaysia itu mengucapkan selamat atas penganugerahan gelar doktor kehormatan dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dari Universiti Tun Abdul Rahman (UTAR), Selangor, Malaysia. Gelar tersebut diterima Megawati sehari sebelumnya.
Rendang dari Jakarta
Megawati menceritakan, Mahathir menyampaikan bahwa dia baru saja berkunjung ke Medan, Sumatera Utara, karena sang istri, Siti Hasmah, masih memiliki banyak kerabat di sana. Dalam kesempatan itu, Megawati pun memuji kesehatan Mahathir yang masih dalam kondisi sehat walafiat meski sudah berusia 98 tahun.
Kepada Megawati, Mahathir mengaku, setiap kali berkunjung ke Jakarta, dia akan mampir untuk makan di sebuah restoran Minang di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Mendengar cerita itu, Megawati pun langsung menawarkan untuk mengirim rendang dari Jakarta yang dijawab Mahathir bahwa dia lebih suka rendang yang tidak pedas.
”Saya tahu kegemaran makannya senang rendang daging. Beliau kalau ke Jakarta ada RM Padang Natrabu di Sabang. Katanya itu yang enak rendangnya. Jadi saya bilang ke beliau, rendang saya lebih enak,” tutur Megawati.
Masih soal makanan, selain rendang, Mahathir juga gemar menyantap salak gula pasir dari Bali. Menurut Megawati, Mahathir selalu berpesan kepadanya agar jika sedang musim berbuah, dia minta agar dikirim ke Malaysia.
Menurut Megawati, perkenalannya dengan Mahathir dimulai ketika Megawati menjabat sebagai wakil presiden pada 1999-2001 dan berlanjut ketika Megawati menjabat sebagai Presiden ke-5 RI hingga saat ini. Sebagai politisi, pertemuan tersebut tidak lepas dari pembicaraan tentang kondisi perpolitikan di negara masing-masing.
Selain kerap berkomunikasi dengan Mahathir, Megawati dan Anwar juga cukup sering bertemu. Misalnya, Anwar beserta istri pernah berkunjung ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Megawati dan Anwar juga pernah berjumpa ketika acara penganugerahan gelar doktor kehormatan dari Universitas Negeri Padang kepada Anwar Ibrahim pada 2018. Di sana, pertemuan dilakukan sekaligus dengan jamuan makan siang.
Sebagai teman lama, keduanya bertukar cerita tentang keadaan perpolitikan di negara masing-masing sekaligus memberikan masukan. Terkait dengan politik, dalam pertemuan tersebut, Anwar sempat bertanya kepada cucu Megawati, Priysha, tentang kemungkinan untuk terjun ke dunia politik.
”Mbak Priysha bilang, mulai belajar sedikit-sedikit. Pak Anwar lalu mengomentari, ya kamu mesti, harus, karena kakek kamu itu seorang politisi yang andal,” tutur Megawati.
Membahas Ibu Kota Nusantara
Topik pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak lepas dari pembicaraan karena Malaysia sudah memiliki pengalaman memindahkan pusat pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Terkait hal itu, Puan juga bertanya tentang pengalaman memindahkan pusat pemerintahan ke Putrajaya, seperti waktu yang diperlukan, tahapan yang dilalui, hingga tantangan atau kesulitan yang dihadapi.
Anwar pun memberikan beberapa pandangan tentang pemindahan ibu kota negara, termasuk ketika melihat proses pembangunan IKN di Kalimantan Timur saat ini. ”Beliau juga mengatakan, kalau melihat dari IKN yang ada, kelihatannya dalam tahapan waktu itu bisa agak lama dibanding dengan dulu Putrajaya,” kata Megawati.
Dari pertemuannya bersama kedua tokoh tersebut, Megawati melihat bahwa negara-negara ASEAN, termasuk Malaysia, memiliki kesamaan akar budaya dan sosial yang harus dikelola setiap pemerintahan.
Hal itu kemudian tecermin juga dari pergantian pucuk pimpinan dalam pemerintahan yang dilakukan oleh para politisi yang memang sudah lama berkecimpung di dunia politik, seperti terjadi di Malaysia. Meski begitu, bagi Megawati, hubungan persahabatannya dengan kedua tokoh nasional tersebut terus terjalin hingga sekarang.