Aliansi Demokrasi Rakyat Ajak Masyarakat Kawal Pemilu 2024
Menyambut perhelatan Pemilu 2024, Aldera telah menyediakan satu sistem berbasis teknologi informasi bernama jagatps.id.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemilihan Umum 2024 memerlukan pengawalan dari masyarakat guna memastikan pesta demokrasi tersebut berlangsung secara demokratis, jujur, adil, dan berintegritas. Komitmen untuk mengawal demokrasi salah satunya datang dari aliansi rakyat untuk demokrasi yang diinisiasi Aliansi Demokrasi Rakyat atau Aldera.
Organisasi yang berdiri sejak 1990-an ini akan menggalang kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan partai politik, untuk terlibat aktif mengawal Pemilu 2024.
Sekretaris Umum Aldera Valentina Sagala di Jakarta, Senin (18/9/2023), mengatakan, berbagai elemen masyarakat itu akan dilibatkan terutama dalam proses pengawalan penghitungan perolehan suara. Dari sekian banyak tahapan Pemilu 2024, Aldera memilih fokus pada tahap penghitungan perolehan suara.
Hal itu dilakukan karena tahapan penghitungan hasil perolehan suara dinilai paling krusial dan memiliki potensi paling besar terjadi kecurangan. Bahkan risiko kecurangan itu semakin terbuka lebar dengan adanya ketentuan yang mengatur penetapan hasil perolehan suara paling lambat 20-30 hari setelah pemungutan suara.
”Semakin lama proses perhitungan perolehan suara, semakin besar risiko kecurangan. Karena itu, kami ingin memangkas proses perhitungan agar hasilnya bisa segera diumumkan,” ujar Valentina.
Untuk memangkas proses perhitungan, Aldera telah menyediakan satu sistem berbasis teknologi informasi bernama jagatps.id. Sistem ini akan mengumpulkan hasil rekapitulasi suara pemilu dari tempat pemungutan suara (TPS). Selanjutnya, hasil rekapitulasi yang terkumpul itu diverifikasi tim verifikator di tiap-tiap provinsi. Setelah terverifikasi, data tersebut akan diolah oleh tim analis di pusat data dan diumumkan sebagai hasil penghitungan suara pemilu.
”Kami optimistis bisa mengumumkan hasil Pemilu 2024 dalam waktu tiga hari setelah pencoblosan. Ada tiga hasil penghitungan suara yang menjadi fokus, yakni calon presiden dan calon wakil presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan DPRD provinsi,” kata Valentina.
Ketua Aldera Teddy Wibisana menambahkan, untuk mengumpulkan hasil perolehan suara di tiap-tiap TPS, pihaknya akan merekrut para relawan. Setiap TPS memerlukan dua relawan sehingga dibutuhkan sekitar 1.646.440 orang dengan asumsi jumlah TPS yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencapai 823.220.
Untuk memenuhi kebutuhan relawan tersebut, akan dilakukan proses rekrutmen dengan sasaran mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta, anggota organisasi masyarakat, serta partai politik. Para relawan akan dilatih terlebih dulu sebelum diterjunkan ke lapangan.
Aktivis Aldera, Tino Rahardian, menambahkan, selain relawan, pihaknya juga mengerahkan tim verifikasi data atau verifikator di tiap-tiap provinsi. Setiap verifikator akan memverifikasi 200 data per hari sehingga total diperlukan 276 orang untuk memverifikasi data secara nasional. Jumlah itu belum termasuk tim yang menganalisis data global.
”Kami meyakini ini adalah kerja kolosal, kerja gotong royong yang memerlukan keterlibatan semua elemen masyarakat. Menjaga demokrasi adalah menjaga ideologi, menjaga semangat reformasi. Oleh karena itu, kami berharap betul kecepatan kita melakukan kerja sama membangun nota kesepahaman satu dengan lainnya menjadi salah satu faktor mempercepat penghitungan hasil pemilu.
Dia menambahkan, Aldera juga telah memetakan tantangan yang bakal dihadapi dalam upaya mengawal penghitungan perolehan suara pada Pemilu 2024. Salah satunya, memetakan daerah rawan konflik sosial dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Pada daerah 3T yang harus diantisipasi adalah keterbatasan infrastruktur, terutama jaringan telekomunikasi, yang bisa menghambat proses pengiriman data dari TPS. Adapun pada daerah yang rawan konflik sosial yang diantisipasi, di antaranya, potensi selisih perolehan suara.
Kendati banyak tantangan yang harus dihadapi, Tino optimistis pihaknya bisa mengumumkan hasil penghitungan perolehan suara pemilu dalam waktu tiga hari dengan data yang akurat. Alasannya, mereka telah membangun kerja sama dengan penyelenggara pemilu, termasuk KPU, sehingga memiliki data dasar yang akurat terutama jumlah pemilih di tiap-tiap TPS.