Merayakan Peradaban Baru di Era Kecepatan lewat Kereta Cepat
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung adalah layanan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang akan beroperasi dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Kini, Jakarta-Bandung bisa ditempuh hanya 30 menit.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo tersenyum gembira ketika Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB bisa meraih kecepatan 350 kilometer per jam sehingga jarak 142,3 km jalur kereta cepat tersebut bisa ditempuh hanya dalam waktu 30 menit. Penunjuk kecepatan kereta dengan angka 350 km/h muncul di layar yang terpajang di bagian atas pintu penghubung antargerbong. Presiden menegaskan kereta tersebut tetap nyaman digunakan, bahkan saat mencapai kecepatan maksimal yang diperbolehkan, yaitu 350 km/jam.
Sesekali kecepatan kereta memang naik ke 351 km/jam sebelum kemudian kembali ke angka 350 km/jam atau lebih rendah dari itu.
”Nyaman, dan pada kecepatan tadi 350 (km/jam) tidak terasa sama sekali, baik saat duduk maupun saat berjalan, sehingga inilah peradaban, kecepatan,” ujar Presiden dalam keterangan pers setelah uji coba KCJB di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023).
Presiden menyatakan pengalamannya menjajal KCJB terasa istimewa. Dalam uji coba kali ini, Presiden menempuh perjalanan dari Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, menuju Stasiun Padalarang, dalam waktu hanya 30 menit.
Menurut Presiden, kecepatan KCJB sebenarnya bisa mencapai 385 km/jam. Namun, kecepatan sengaja dipatok hingga 350 km/jam untuk kenyamanan penumpang.
Di dalam KCJB, Presiden duduk di gerbong pertama kereta dengan nomor perjalanan G5901. Kereta berjalan dari Stasiun Halim dengan tujuan Stasiun Tegalluar.
Kereta cepat pertama Indonesia ini kemudian melaju, terus menambah kecepatan, dari 50 km/jam hingga kecepatan maksimal 350 km/jam. Kereta tetap tenang, tak ada guncangan, ataupun bunyi berisik. Presiden pun mengaku tidak merasa pusing.
Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Simbol Transformasi Transportasi Indonesia
Kereta api cepat rute Jakarta-Bandung adalah layanan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang akan beroperasi dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Kereta cepat rute Jakarta-Bandung memiliki jalur sepanjang 142,3 km dengan 13 terowongan dan akan melayani empat stasiun yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Nyaman, dan pada kecepatan tadi 350 (km/jam) tidak terasa sama sekali, baik saat duduk maupun saat berjalan, sehingga inilah peradaban, kecepatan.
Menurut rencana, kereta cepat akan diteruskan hingga ke Surabaya, Jawa Timur. Melalui Bandung, Jakarta-Surabaya akan bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan kereta cepat yang saat ini masih pada tahap studi. ”Ini untuk Jawa bagian selatan. Kalau Jawa utara, kan, sudah ada jalan tol. Buat menumbuhkan titik-titik ekonomi baru,” ucap Presiden.
Presiden Jokowi berharap KCJB dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berpindah dari penggunaan mobil pribadi ke transportasi umum sehingga mengurangi kemacetan dan polusi udara. ”Setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung itu sudah lebih dari Rp 100 triliun,” ungkap Presiden yang juga baru pertama kali menjajal naik KCJB.
Setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung itu sudah lebih dari Rp 100 triliun.
Presiden juga menargetkan kereta cepat pertama di Indonesia tersebut dapat segera diresmikan dan dinikmati masyarakat luas, paling tidak pada Oktober mendatang. Namun, Presiden menyerahkan sepenuhnya target tersebut kepada manajemen KCJB, termasuk tarif yang akan ditentukan. Tarif yang berlaku akan melalui proses kalkulasi yang matang.
Dengan demikian, walaupun tidak diberi subsidi oleh pemerintah, tarif KCJB akan tetap terjangkau. ”Ya, semua, kan, ada kalkulasinya, ada hitungannya. Tapi, apa pun, yang paling penting kita mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi massal, baik kereta cepat, MRT, LRT, maupun bus,” kata Presiden.
Gratis
Kali ini, Presiden Jokowi menjajal kereta cepat bersama dengan para pegiat seni, menteri, dan wartawan. Dalam waktu dekat, uji coba gratis juga akan diberlakukan bagi masyarakat luas.
Meski kereta berjalan dengan sangat cepat, Presiden menegaskan bahwa KCJB aman. ”Ini, kan, sudah dibuat di RRT (China). Itu tidak hanya sekilo, dua kilo, ada 48.000 kilometer. Mereka, kan, expert di situ,” tambah Presiden.
Dari Stasiun Padalarang, perjalanan Presiden menjajal KCJB segera dilanjutkan ke Stasiun Bandung dengan kereta pengumpan yang hanya menempuh waktu 18 menit. Waktu perjalanan dari Halim ke Stasiun Bandung kurang dari 1 jam.
Ini, kan, sudah dibuat di RRT (China). Itu tidak hanya sekilo, dua kilo, ada 48.000 kilometer. Mereka, kan, expert di situ.
Pemengaruh yang diajak mencoba kereta cepat kali ini antara lain Raffi Ahmad, Marsha Timothy, Vino G Bastian, Tsamara, Cak Lontong, Yuni Shara, Armand Maulana, dan Dewa Bujana. Presiden tampak menikmati perjalanan sembari duduk di samping artis Vanesha Prescilla.
Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Presiden juga didampingi Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Hadi Tjahjanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Menhub berharap kereta cepat dapat mulai dioperasikan pada awal Oktober. ”Target di awal bulan sudah bisa jalan. Sertifikat izin operasi dari KCJB diharapkan bisa selesai dalam satu minggu ke depan. Untuk pembangunan trase, semua sudah 100 persen, sementara untuk stasiun, tiga dari empat stasiun sudah rampung,” ujarnya.
Erick Thohir menambahkan bahwa KCJB menggunakan teknologi terbaru. ”Kalau dibandingkan dengan Eropa, Amerika, Jepang, memang ini tidak kalah. Kan, teknologi kereta cepat itu macam-macam,” kata Erick.
Target di awal bulan sudah bisa jalan. Sertifikat izin operasi dari KCJB diharapkan bisa selesai dalam satu minggu ke depan. Untuk pembangunan trase, semua sudah 100 persen, sementara untuk stasiun, tiga dari empat stasiun sudah rampung.
Para pegiat seni juga mengaku sangat senang dan bangga mendapat kesempatan untuk mencoba langsung kereta cepat pertama di Indonesia. Raffi Ahmad menilai kehadiran kereta cepat di Indonesia menjadi bukti bahwa Indonesia semakin maju. ”Saya juga sebagai orang yang lahir di Bandung, kerja sekarang di Jakarta, merasa senang sekali menggunakan kereta cepat ini. Bisa mengurai kemacetan,” kata Raffi.
Pegiat seni lainnya, Vino G Bastian, turut merasa bangga karena kereta yang biasanya hanya dapat dinikmati di luar negeri kini sudah ada di Indonesia. ”Biasanya naik kereta cepat di luar negeri, sekarang sudah ada di Indonesia. Saya rasa sih ini jadi gerbang yang luar biasa banget untuk kemajuan Indonesia,” ujar Vino.
Gading Marten menilai kereta cepat tersebut dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pagi penggunanya. ”Bangga banget hari ini bisa coba kereta cepat dari Jakarta, tepatnya Halim, ke Padalarang, Bandung, bersama Bapak Jokowi. Senang banget Indonesia sudah punya kereta cepat dan siap beroperasi untuk umum, merasakan hingga kecepatan 350 km/jam tetap aman dan nyaman,” ucap Gading.
Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Siap Beroperasi, Begini Rencana Integrasi Antarmoda
Terkoneksi
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menambahkan, tarif KCJB diperkirakan Rp 250.000 untuk kelas premium ekonomi. Tarif berbeda akan diberlakukan untuk first class dan business class. ”Nanti bundling dengan LRT dan kereta feeder, apakah di Rp 300.000 itu nanti,” ujarnya.
Untuk mengimplementasikan teknologi kereta api cepat pertama di Indonesia ini, KCIC akan menyerahkan pengelolaannya kepada China Railway. Secara bertahap dalam masa satu tahun, SDM PT KCIC akan dipersiapkan untuk alih teknologi.
”Nanti akan satu banding satu. Sekarang sebagian sudah kami training. Sekarang lagi magang kerja. Jadi mereka sekarang posisi teknisi kereta driver satu banding satu,” kata Dwiyana.
Dalam kurun sembilan tahun, hanya 11 kota yang dibenahi dengan nilai subsidi Rp 650 miliar. Juga bus perintis dengan 322 rute cuma dapat porsi subsidi Rp 177 miliar. Bandingkan dengan commuter line dengan subsidi Rp 1,6 triliun.
Djoko Setijowarno, akademisi pada Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, meminta pemerintah tidak terburu-buru untuk meresmikan dan meluncurkan KCJB bagi masyarakat umum. Berkaca dari pengalaman peresmian LRT yang mengalami beberapa kendala teknis, pemerintah harus benar-benar memastikan keamanan dan kesiapan KCJB sebelum digunakan masyarakat umum.
Djoko juga mengingatkan tentang pentingnya angkutan pengumpan yang terintegrasi dengan KCJB demi mendongkrak jumlah penumpang. Pemerintah daerah harus didorong untuk menciptakan angkutan pengumpan tersebut. Untuk meningkatkan konektivitas, KCJB direncanakan akan terkoneksi dengan LRT Jabodebek, KA penumpang, commuter line Bandung Raya, bus rapid transit, shuttle, dan taksi.
Menurut Djoko, Presiden juga harus memperhatikan pengembangan angkutan umum berbasis jalan yang jauh lebih murah dan lebih banyak yang menggunakan. Banyak angkutan umum di daerah yang sudah punah sehingga dampaknya adalah inflasi di daerah tinggi. Program angkutan umum berbasis jalan raya dinilai masih belum berkembang.
”Dalam kurun sembilan tahun hanya 11 kota yang dibenahi dengan nilai subsidi Rp 650 miliar. Bus perintis dengan 322 rute cuma dapat porsi subsidi Rp 177 miliar. Bandingkan dengan commuter line dengan subsidi Rp 1,6 triliun,” ujar Djoko.
Kita selalu masuk sebagai 10 besar kota yang termacet di dunia. Setiap hari masuk 996.000 kendaraan ke Jakarta setiap harinya. Kemacetan, polusi, juga selalu ada di Jakarta.
Dalam tahun-tahun terakhir menjelang berakhirnya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Presiden Jokowi cukup aktif mendorong kemajuan angkutan massal di Tanah Air. Kurang dari satu bulan sebelum menjajal KCJB, Presiden Jokowi baru saja meresmikan moda transportasi kereta lintas rel terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) di Stasiun LRT Cawang, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Baca Juga: Menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung
LRT Jabodebek tanpa masinis ini mencakup rute sepanjang 41,2 kilometer dengan 18 stasiun dalam dua lintas pelayanan, yakni Cibubur Line dan Bekasi Line. Kehadiran LRT dan KCJB ini melengkapi deretan moda transportasi massal yang dibangun oleh pemerintah di Ibu Kota dan sekitarnya setelah moda raya terpadu (MRT), kereta rel listrik (KRL), Transjakarta, hingga kereta bandara.
”Kita selalu masuk sebagai 10 besar kota yang termacet di dunia. Setiap hari masuk 996.000 kendaraan ke Jakarta. Maka, kemacetan, polusi, juga selalu ada di Jakarta. Oleh sebab itu, dibangun MRT, LRT, KRL, Transjakarta, BRT, dan kereta bandara agar masyarakat kita semua beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal,” ujar Presiden ketika meresmikan LRT.
Presiden juga meresmikan revitalisasi Stasiun Manggarai Tahap 1, Jakarta, pada Senin (26/12/2022). Di luar Jawa, Presiden antara lain meresmikan pengoperasian jalur kereta api lintas Makassar-Parepare, Maros-Barru, dan Depo Kereta Api Maros di Kabupaten Maros, Rabu (29/3/2023). Seluruhnya demi membangun peradaban baru di era yang serba cepat.