Akhir Masa Jabatan, Ganjar Bersantai Dulu Sebelum Gencar Blusukan
Setelah tak jadi gubernur, Ganjar Pranowo bisa gas pol untuk sosialisasi dan blusukan ke daerah-daerah. Namun, sebelumnya, Ganjar akan umrah di Tanah Suci.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masa jabatan Gubernur Jawa TengahGanjar Pranowo resmi berakhir Selasa (5/9/2023) ini. Perhelatan besar Pemilu 2024 kini menantinya sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P. Kendati demikian, Ganjar dinilai seharusnya bersantai terlebih dahulu sebelum gencar blusukan di daerah-daerah.
Selama 10 tahun menjabat, kini ia digantikan Penjabat Gubernur Jawa Tengah Komisaris Jenderal (Purn) Nana Sudjana. Nana merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1988 yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Said Abdullah berpandangan, setelah tidak menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar diharapkan bisa bersantai terlebih dahulu sebelum menghadapi perhelatan besar Pemilu 2024. Karena itu, dia berharap Ganjar bisa beribadah umrah pada 10 September 2023.
”Saya doakan Ganjar bisa umrah terlebih dahulu. Bawa santai dulu, di sana ia bisa berkontemplasi dan berdoa. Setelah itu baru blusukan lagi,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/8/2023).
”Saya doakan Ganjar bisa umrah terlebih dahulu. Bawa santai dulu, di sana ia bisa berkontemplasi dan berdoa. Setelah itu baru blusukan lagi. ”
Warga dari berbagai daerah yang turut diundang pada acara perpisahan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/9/2023). Pada 5 September 2023 Gubernur Jawa Tengah resmi melepas masa jabatan yang telah diembannya selama 10 tahun. Pada acara perpisahan tersebut massa dari berbagai daerah hadir turut memeriahkan dengan makan bersama dan menyaksikan pentas budaya serta panggung musik.
Ganjar perlu persiapan yang matang sebelum menyongsong masa pemilu. Pada saat bersamaan, Tim Pemenangan Nasional (TPN) segera mengeksekusi strategi pemilu yang telah disepakati.
Saat blusukan nanti, lanjut Said, Ganjar bisa berpisah dengan anggota tim pemenangan lainnya. Ia mencontohkan, Ganjar bisa sosialisasi di Surabaya dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, misalnya, di Pulau Sulawesi. Pada saat bersamaan, mobilisasi partai politik (parpol) dan relawan pendukung Ganjar bisa lebih masif.
Ini waktunya gas pol bagi Ganjar. Dia bisa bersosialisasi dan blusukan di masyarakat secara leluasa serta fokus mengembangkan gagasannya.
Adapun agenda Ganjar setelah tidak menjabat sebagai gubernur juga dibahas dalam pertemuan ketua umum partai pendukung kemarin. Parpol tersebut terdiri dari PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Sementara itu, mengenai bakal cawapres untuk mendampingi Ganjar, kata Said, sudah ada sejumlah nama dan tengah dipertimbangkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Pertimbangan itu mengikuti dinamika politik terkini.
Gas pol
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai bebasnya Ganjar dari jabatan gubernur bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengatasi ketertinggalan. Dalam hal ini, elektabilitasnya masih berpotensi melesat.
Strategi blusukan juga perlu diatur sedemikian rupa agar bisa menguatkan basis pemilih tradisional. Pada saat bersamaan, Ganjar juga harus sering tampil di wilayah yang sedikit pendukung untuk menutupi kelemahan elektoralnya.
Selain menyebarkan gagasan dan mengenalkan diri, kehadiran Ganjar akan membawa dampak positif bagi para pemilihnya. Para pendukung, kata Ujang, tetap perlu diyakinkan dengan kehadiran dan interaksi dari pemimpin idaman.