Sikapi Tawaran Nasdem, PKB Berkonsultasi dengan Para Kiai
Sikap PKB terhadap tawaran kerja sama politik dari Partai Nasdem akan diputuskan setelah PKB berkonsultasi dengan para kiai pada Jumat (1/9/2023) sore.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
PKB menyambut baik tawaran kerja sama politik dari Partai Nasdem.
Keputusan kerja sama politik itu akan difinalisasi setelah PKB berkonsultasi dengan para kiai di Surabaya, Jumat sore ini.
Dengan terbentuknya kerja sama baru, berarti keberadaan PKB dalam koalisi bersama Partai Gerindra secara otomatis berakhir.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa menyambut baik tawaran kerja sama politik dari Partai Nasdem. Keputusan kerja sama PKB dengan Nasdem akan difinalisasi bersama para ulama di Surabaya, Jatim, pada Jumat (1/9/2023) sore.
”Dewan Syura PKB menyambut baik tawaran dari Nasdem. Hasil rapat pleno tadi pagi akan difinalisasi di Surabaya. Jadi tentang kapan deklarasi akan difinalisasi setelah berkonsultasi dengan para kiai sore nanti,” kata Wakil Ketua Dewan Syura PKB Andi Muawiyah Ramly usai Rapat Pleno DPP PKB di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Kerja sama politik antara PKB dan Partai Nasdem mengemuka setelah Partai Demokrat mengungkapkannya kepada publik. Melalui keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023) malam, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan, pihaknya mendapatkan informasi dari Sudirman Said yang mewakili Anies Baswedan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB. Kerja sama untuk mengusung pasangan Anies dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar itu disebut diputuskan sepihak atas inisiatif Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.
Dewan Syura PKB menyambut baik tawaran dari Nasdem. Hasil rapat pleno tadi pagi akan difinalisasi di Surabaya. Jadi tentang kapan deklarasi akan difinalisasi setelah berkonsultasi dengan para kiai sore nanti.
Surya Paloh mengakui, terbuka kemungkinan untuk menduetkan Anies dengan Muhaimin. Sebab, keberadaan Muhaimin diyakini dapat mendongkrak raihan suara Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebelumnya telah sepakat untuk mengusung Anies sebagai bakal calon presiden. Namun, bakal calon wakil presiden belum ditetapkan.
Sejumlah nama pernah diusulkan untuk mendampingi Anies, di antaranya kader PKS yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan; dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Beberapa waktu terakhir, tersiar kabar nama AHY menguat sebagai kandidat pendamping Anies. Namun, tiga parpol KPP disebut belum satu suara terkait penetapan AHY sebagai pendamping Anies.
Bahkan, pada Kamis kemarin, menguat kabar adanya kesepakatan kerja sama antara Nasdem dengan PKB untuk mengusung Anies dan Muhaimin. Padahal, sudah setahun ini PKB membangun komitmen kerja sama politik dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang kemudian diubah menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi itu telah sepakat untuk mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres.
DPP PKB langsung menanggapi tawaran kerja sama Partai Nasdem dengan menggelar rapat pleno di Jakarta, Kamis pukul 07.00. Rapat tertutup digelar dengan bahasan utama tawaran kerja sama politik dengan Nasdem. ”Tibalah saatnya untuk mengambil keputusan terkait langkah PKB di pilpres ini, utamanya terkait kabar yang beredar terakhir, yakni tawaran kerja sama dengan Nasdem,” kata Jazilul.
Menurut Jazilul, tawaran kerja sama dari Nasdem juga masih perlu dirinci dan difinalisasi dengan melibatkan pihak-pihak yang lebih luas. Selain pengurus DPP PKB, rencana kerja sama pilpres juga akan dikonsultasikan dengan para kiai.
Menurut rencana, para kiai akan menggelar rapat di Surabaya pada Kamis pukul 15.00. ”Soal deklarasi, tunggu keputusan rapat nanti sore,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid menambahkan, beberapa pengurus DPP PKB telah diutus untuk berkonsultasi dengan seluruh kiai sepuh pengasuh pondok pesantren di kalangan Nahdlatul Ulama. Mereka akan meminta pendapat dari para masyayikh yang mengenai tawaran kerja sama yang diajukan oleh Nasdem.
”Para masyayikh ini yang berpengaruh dan selama ini memberikan dukungan, dorongan, dan petuah-petuahnya sangat didengarkan umat,” katanya.
Sementara itu, menurut Jazilul, apabila PKB telah resmi memutuskan untuk bekerja sama dengan Nasdem, secara otomatis kerja sama politik bersama Partai Gerindra berakhir.