Setelah menemui Ketua Umum Nasdem Surya Paloh kemarin, Anies Baswedan dan Tim Delapan Temui SBY di Cikeas. Sementara Ganjar Pranowo hadiri Apel Siaga di Semarang untuk singsingkan lengan baju menangkan Pilpres 2024.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua pertemuan politik yang terpisah bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP, Anies Baswedan, dan bakal capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ganjar Pranowo, Jumat (25/8/2023) malam ini, berlangsung secara bersamaan di tempat yang berbeda.
Anies Baswedan bersama Tim Delapan dari KPP menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Tim Delapan yang ditopang Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat membahas di antaranya masa depan KPP dan pencalonan Anies sebagai bakal capres.
Sebelum pertemuan, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar mengatakan, SBY ingin mendengarkan secara langsung kendala yang dialami KPP. Salah satunya mengenai elektabilitas Anies yang merosot versi lembaga survei. ”Rendahnya elektabilitas Anies akibat dari ketidakpastian. Konstituen mempertanyakan kelanjutan KPP berlayar, apakah Anies benar-benar maju, hingga kesolidan koalisi,” ujarnya.Terkait itu, Renanda menyebut Demokrat sepemahaman dengan PKS. Kepastian deklarasi bakal cawapres dinilai bisa mendongkrak elektabilitas Anies. Selain itu, KPP juga perlu segera menentukan langkah selanjutnya seperti pembagian tugas dan tanggung jawab.Di pertemuan sebelumnya, di Jakarta, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat menyinggung kendala koalisi adalah penentuan waktu untuk mengumumkan bakal calon wakil presiden Anies. Nasdem menilai pengumuman butuh persiapan yang optimal. Menanggapi hal itu, Renanda memandang waktu merupakan faktor penentu. Taktik last minute dalam mengumumkan pasangan calon capres-cawapres bukanlah sebagai strategi.
”Belasan persen elektabilitas Anies yang ketinggalan itu, kami harus rasional. Bagaimana dalam waktu dekat elektabilitas Anies harus meningkat. Itu butuh kerja panjang, serius, dan besar,” katanya.
Pada pukul 22.30, sejak pertemuan berlangsung pukul 20.00, Anies menyampaikan keterangannya. Ia mengatakan pembahasan KPP sudah bergerak lebih jauh yakni membahas strategi dan langkah ke depan hingga pemungutan suara pada Februari 2024. ”Percakapannya tidak lagi menyoal internal koalisi. Tapi sudah melangkah ke depan. Pak SBY sudah membagikan wejangannya dan catatannya kepada kami,” katanya.
Catatan itu berupa strategi kampanye yang perlu menyesuaikan zaman. Terkait nama-nama bakal cawapres tidak lagi dibahas dan pengumumannya akan dilakukan pada saat yang tepat.
”Percakapannya tidak lagi menyoal internal koalisi. Tapi sudah melangkah ke depan. Pak SBY sudah membagikan wejangannya dan catatannya kepada kami”
Singsingkan lengan baju
Sementara itu, puluhan ribu kader dan simpatisan PDI-P dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dikumpulkan di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jumat malam, mengikuti Apel Siaga Calon Presiden dan Pemilihan Umum Legislatif 2024 PDI-P Jateng.
Acara itu turut dihadiri Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P, Bambang Wuryanto, dan Ganjar Pranowo. Turut hadir sejumlah pengurus dari Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Hanura. Ketiga parpol itu mendukung Ganjar sebagai bakal capres. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam sambutan secara virtual berpesan kepada para simpatisan, kader, dan anggota PDI-P untuk segera bersiap memenangi pemilu. Khususnya para kepala daerah diminta turun ke masyarakat. ”Segera singsingkan lengan bajumu, siapkan regu penggerak, juru kampanye terbaik, dan ketuklah setiap pintu-pintu rakyat dengan hati. Turun ke bawah, ke akar rumput karena dengan itu kita bisa memenangi pemilu,” ujarnya.
”Segera singsingkan lengan bajumu, siapkan regu penggerak, juru kampanye terbaik, dan ketuklah setiap pintu-pintu rakyat dengan hati. Turun ke bawah, ke akar rumput karena dengan itu kita bisa memenangi pemilu”
Jangan dipertentangkan
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menuturkan, tantangan yang dihadapi PDI-P dalam memenangkan Ganjar Pranowo tidak ringan. Banyak pihak yang ingin PDI-P pecah atau lemah. Meski demikian, ia minta kader tak ciut.
”Kecintaannya tidak akan pernah luntur, layaknya seorang ibu kepada anaknya, kasih itu sepanjang masa. Makanya, jangan biarkan mereka yang ingin mengecilkan atau mempertentangkan Megawati dan Presiden Jokowi"
Puan juga meminta agar tidak ada yang mempertentangkan Megawati dengan Presiden Jokowi. Puan menyebut, Megawati selalu mencintai kader-kadernya, termasuk Jokowi. ”Kecintaannya tidak akan pernah luntur, layaknya seorang ibu kepada anaknya, kasih itu sepanjang masa. Makanya, jangan biarkan mereka yang ingin mengecilkan atau mempertentangkan Megawati dan Presiden Jokowi," ujar Puan.
Adapun Ganjar menyebut, dalam 10 tahun terakhir, Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo terus bergerak menuju negara maju.
Menurut Peneliti Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, peta politik saat ini cenderung tetap mulai dari komposisi koalisi hingga elektabilitas bakal capres. Periode ini, menurut dia, rentan manuver aktor-aktor politik. Menjelang pendaftaran capres-cawapres, lanjut Rafif, parpol harus bisa menjaga komposisi koalisinya. Hal itu menjadi tantangan utama bagi parpol pengusung. Sebab, dampak negatif pada suatu koalisi bisa menjadi hasil positif bagi koalisi lainnya.