Bendera raksasa seukuran 100 meter x6 meter diarak beramai-ramai di jalan-jalan utama Kota Bogor. Semangat kebangsaan berpadu dengan kegotongroyongan dan kegembiraan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
Bendera Merah Putih raksasa berukuran 100 meter x 6 meter diarak di jalan-jalan utama Kota Bogor, Minggu (13/8/2023) pagi. Kebersamaan, kegembiraan, dan kemeriahan berpadu dalam Kirab Merah Putih sepanjang Jalan Juanda, Jalan Suryakencana, sampai Jalan Siliwangi–jalan-jalan utama di Kota Bogor yang ada sejak masa Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang membangun jalan Anyer-Panarukan.
Kali ini, jalur utama ini menjadi bukti gotong royong dan semangat kebangsaan dirawat di Kota Bogor. Berbagai unsur masyarakat di Kota Bogor ikut serta mengusung Bendera Merah Putih raksasa, mengikuti kirab, atau sekadar menonton pawai ini. Masyarakat yang kebetulan berolahraga di sekitar Jalan Juanda, Jalan Suryakencana, dan Siliwangi atau yang hadir untuk menonton kirab menyambut antusias.
Kirab dimulai dari Balai Kota Bogor. Lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” yang menggugah semangat dan jiwa serta doa mengawali acara. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto kemudian melepas pawai secara resmi. Hadir pula Wakil Wali Kota Bogor Dedi A Rachim dalam rombongan bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di Bogor.
Ridwan Kamil dalam sambutannya menyebut Festival Merah Putih sebagai tradisi luar biasa dari Kota Bogor. Dia mengajak warga untuk terus menjaga Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bima menambahkan, kegiatan yang digagas para tokoh Bogor-Bogor Sahabat-ini rutin dilaksanakan sejak 2016 untuk menjaga NKRI. Kegiatan ini sekaligus menyampaikan pesan dari Bogor untuk Indonesia dan Indonesia yang diharapkan adalah Indonesia yang damai, guyub, dan penuh kebersamaan.
”Saya harap semangat Merah Putih, Bhinneka Tunggal Ika, tidak hanya di bibir, tidak sekadar di dada, tetapi di jiwa dan pikiran kita semua,” katanya.
Festival Merah Putih memang digagas para tokoh masyarakat Bogor. Semangat nasionalisme yang dirasa mulai pudar menjadi keprihatinan bersama. Momentum Peringatan Proklamasi Kemerdekaan dirasa pas untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan ini.
Ketua Panitia Festival Merah Putih 2023 Benyamin Mbo'oh menjelaskan, agenda rutin yang melibatkan semua unsur Kota Bogor ini diadakan untuk menjaga rasa kebangsaan dan persatuan semua warga Indonesia, terutama yang berada di Bogor. Karena itu, dalam rangkaian Festival Merah Putih, diselenggarakan upacara setiap pagi sepanjang bulan Agustus di Tugu Kujang, Kirab Bendera Merah Putih, serta beragam acara lain.
”Kirab ini menjadi bentuk ekspresi kegembiraan dan kebanggaan pada lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Benyamin.
Kirab Bendera Merah Putih didahului oleh pasukan bermotor dari Satuan Brimob Kepolisian Negara RI dan pasukan Brimob berkendaraan taktis, barisan pasukan pengibar bendera, drum band Universitas Pertahanan, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Bogor. Selain itu, peserta kirab lainnya adalah Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Kota Bogor, anggota Pramuka, Onthel Community (Oncom) Bogor, drum band Mardi Yuana, serta berbagai kelompok masyarakat dan pelajar.
Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bogor Sitawati Ken Utami menyampaikan kegembiraannya berpartisipasi di Kirab Merah Putih setiap tahun. Sembari ikut berjalan sejauh sekitar 3,4 kilometer, perempuan-perempuan ini menunjukkan kebaya bisa dikenakan dalam segala acara termasuk berpawai. ”Kebaya dan jarik tidak selalu untuk acara klasik. Kalau untuk acara kirab seperti ini, kami pakai sepatu kets, enggak harus pakai sanggul, dan pemakaian kainnya lebih simple," tuturnya.
Menjaga tradisi berkebaya menjadi bagian dari menjaga semangat kebangsaan. Semangat melestarikan budaya Indonesia ini ditularkan Sita dan teman-temannya. Untuk bepergian, mereka tak khawatir menaiki kendaraan umum seperti KRL, angkutan perkotaan, ataupun ojek dalam busana kebaya dan jarik.
Sementara itu, beberapa pengendara sepeda onthel lengkap dengan atribut ikut mengiringi kirab. Terkadang, salah seorang pengendara onthel Vesling 1926, Memed, memutar tuas sirene jadul untuk mengeluarkan bunyi nguuung yang khas.
Ketua Onthel Community (Oncom) Bogor Rachman menceritakan komunitasnya rutin memeriahkan kirab Merah Putih. Kegiatan ini dinilai penting untuk Kota Bogor. Adapun secara rutin, komunitas ini bersilaturahmi sambil olahraga di Taman Peranginan, Kota Bogor setiap hari Minggu. ”Kami biasa olahraga sambil silaturahmi dengan kendaraan jadul dan bahan bakar semur jengkol,” selorohnya bersemangat sembari bersiap-siap mengayuh sepeda onthel Ariel 1947-nya.
Selain ratusan anggota TNI, Polri, serta pegawai negeri sipil dan beragam kelompok lain, tampak pula pelajar, mahasiswa, dan anggota Pramuka di barisan kirab. Puluhan siswa kelas 10-12 SMA Taruna Andigha Kota Bogor, misalnya, ikut serta. ”Kami mau sendiri ikut ini dan didukung pelatih Paskibra kami, jadi mendaftar,” ujar salah seorang siswa SMA Taruna Andigha Ramela Ellya.
Siswa SMA Taruna Andigha lainnya Ratu Pratiwi Erdiana dan Naylla Puteri juga berharap bisa mendapatkan pengalaman baru sembari memeriahkan Peringatan 17 Agustus ini.
Berbagai harapan, semangat, dan kesemarakan ini tentu perlu mendorong semangat kebangsaan, sebagai satu Bangsa Indonesia. Karena itu, dalam akhir sambutannya, Bima Arya kembali menyerukan, ”Dari Bogor, untuk Indonesia!”