Pelajar dan Mahasiswa Ingatkan agar Kandidat Capres Jangan Sekadar Gimik
Pelajar dan mahasiswa berharap kandidat capres tak sekadar menampilkan gimik, tetapi juga dapat memunculkan ide dan program nyata. Sejauh ini, menurut mereka, belum ada kandidat yang menunjukkan hal tersebut.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertarungan ide dan program dari para kandidat calon presiden semakin dinanti. Anak-anak muda enggan sekadar mengamati transaksi kepentingan politik.
Harapan itu disampaikan Ketua Presidium Pengurus Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) I Putu Yoga Saputra dan Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah Nashir Effendi yang masing-masing disampaikan secara terpisah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Yoga menyampaikan harapannya agar para kandidat capres lebih mengutamakan adu ide dan program. Dengan demikian, setiap kandidat bisa saling berdebat mengenai negara Indonesia ke depan dan pembangunan. Pertanyaan-pertanyaan, seperti akan seperti apa Indonesia ke depan, bagaimana pembangunan sudah dilakukan selama ini, bagaimana melanjutkannya, dan apa yang akan diperbaiki, menjadi hal penting untuk dijawab setiap kandidat.
”Kalau capres-capres debatnya seperti itu, kan, enak. Jadi enggak ada waktu untuk debat mengatasnamakan agama dan identitas yang berefek domino secara sosiologis pada masyarakat Indonesia,” tutur Yoga.
Bukan hanya itu, lanjut Yoga, anak-anak muda juga ingin menantang para kandidat capres untuk memaparkan ide-idenya di hadapan anak-anak muda. Ini dinilai penting karena pemilih terbanyak dalam Pemilu 2024 adalah anak muda.
Dari 204 juta pemilih yang ditetapkan KPU, pemilih muda mencapai 52 persen. Pemilih muda ini berada di rentang usia 17-40 tahun. Adapun jumlah pemilih berusia di atas 40 tahun hanya 48 persen atau sekitar 98 juta.
Beragam pendapat, ide, dan program dari para kandidat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi anak muda baik pendidikan maupun pekerjaan juga dinanti. ”(Untuk itu) apa yang ditawarkan (para kandidat capres),” ujar Yoga.
Peduli pada pendidikan
Nashir juga mengingatkan, Ikatan Pelajar Muhammadiyah berharap ada kandidat capres yang berpihak pada urusan anak muda, seperti akses pendidikan dan masa depan para pemuda. Selain itu, kesesuaian antara yang disampaikan dan aksi yang dilakukan juga menjadi indikator capres yang dinilai layak.
”Anak muda tidak ingin hanya jadi obyek, tetapi dilibatkan. Anak muda jangan hanya jadi jargon kampanye, tapi diprioritaskan,” tutur Nashir, yang bersama rekan-rekannya yang datang ke Istana untuk mengundang Presiden Jokowi untuk hadir pada Pembukaan Muktamar Ke-23 IPM pada 19 Agustus di Kota Medan, Sumatera Utara.
Menurut Yoga, partai-partai politik saat ini hanya mempertontonkan kesamaan kepentingan dalam drama pembentukan koalisi.
Menurut Nashir, anak-anak muda berharap para kandidat capres tak hanya menyodorkan gimik. Namun, ide dan program yang konkret lebih penting. ”Harapan kami tidak hanya gimik, tapi terimplementasi secara nyata. (Sekarang kandidat yang bicara ide dan program nyata) belum kelihatan,” tambahnya.
Menurut Yoga, partai-partai politik saat ini hanya mempertontonkan kesamaan kepentingan dalam drama pembentukan koalisi. Koalisi terbentuk bukan dari kesamaan visi dalam membangun bangsa.
”Jadi, koalisi yang dibangun ini atas konteks kepentingan sama nggak sih, jadi itu yang masih kita lihat hari ini. Kita ingin, karena parpol ini menjadi instrumen penting dalam demokrasi, seharusnya memang ide itu lahir dari parpol itu sendiri, kemudian nanti caleg-caleg dan capres-capres ini yang menyampaikan ke publik apa yang digagas, apa yang ingin dilakukan pada saat pergantian kepemimpinan politik tahun 2024,” tutur Yoga, yang juga beraudiensi dengan Presiden Jokowi untuk mengundang Presiden hadir pada Kongres Nasional KMHDI (Maha Sabha Ke-13) yang akan dilaksanakan pada 30 Agustus di Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut Nashir, Presiden Jokowi mengajak anak-anak muda untuk bersama-sama memastikan Pemilu 2024 berjalan kondusif dan aman. ”Kami berperan memastikan pemilu aman damai terhindar dari hoaks yang bisa memecah persatuan dan kesatuan Republik Indonesia,” ujar Nashir menyampaikan arahan Presiden Jokowi.