Beberapa sektor di IKN yang ditawarkan kepada investor dari Hong Kong adalah infrastruktur, transportasi, teknologi digital, dan energi hijau.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Chief Executive Hong Kong John Lee di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/7/2023). Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi mengajak pelaku usaha dari Hong Kong untuk ikut dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Chief Executive Hong Kong John Lee hadir, antara lain, bersama Menteri Layanan Keuangan Christopher Hui, Menteri Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Algemon Yau, Menteri Transportasi dan Logistik Lam Sai Hung, serta Menteri Inovasi Teknologi dan Industri Sun Dong. Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
”Dalam pertemuan tersebut, Bapak Presiden menyampaikan masalah investasi. Bapak Presiden menyampaikan peluang investasi di Indonesia sangat besar, antara lain pembangunan di IKN,” kata Retno,
Beberapa sektor yang ditawarkan adalah infrastruktur, transportasi, teknologi digital, dan energi hijau. Pertemuan bisnis terkait investasi di IKN akan dilangsungkan secara khusus, Rabu (26/7/2023).
”Jadi pertemuan bisnisnya besok, mereka ketok pintu, kulo nuwun pada Bapak Presiden. Besok pertemuan-pertemuan bisnisnya. Nanti kita lihat di akhir, hasil konkretnya seperti apa. Tapi, kalau kita lihat komitmen pada tataran Chief Executive dan beberapa perusahaan sangat kelihatan kuat karena mereka melihat perkembangan ekonomi Indonesia baik dan stabil. Itu yang membuat mereka memutuskan kerja sama ekonomi di Indonesia,” tutur Retno.
Bahlil pun memaparkan potensi investasi pariwisata, infrastruktur, dan IKN dalam pertemuan Presiden dengan Chief Executive Hong Kong. Hal ini akan ditangani Menteri BUMN.
Hubungan Indonesia-Hong Kong cukup baik, terutama untuk perdagangan dan investasi. Karena itu, menurut Retno, delegasi yang dibawa Chief Executive Hong Kong cukup besar, termasuk para pelaku usaha.
”Delegasi (Chief Executive Hong Kong)-nya cukup besar, disertai lima pejabat tinggi dari Hong Kong dan 30 perusahaan besar,” ujar Retno seusai pertemuan.
Hong Kong juga mitra Indonesia yang dinilai sangat penting. Investasi Hong Kong pada kuartal pertama tahun ini berada di posisi kedua setelah Singapura. Tahun lalu, investasi dari Hong Kong berada di posisi ketiga terbesar.
Hubungan perdagangan Hong Kong dan Indonesia juga sangat baik. Hong Kong berada di tiga besar dan pada kuartal pertama tahun 2022, lanjut Retno, perdagangan Indonesia-Hong Kong naik lebih dari 20 persen.
Untuk penguatan hubungan perdagangan, Indonesia dan Hong Kong tetap berkomitmen untuk memberikan fasilitasi. Dengan demikian, hambatan perdagangan terus menurun. Urusan bea cukai, sertifikasi, dan lainnya akan terus dipermudah. Waktu pengurusannya pun akan semakin cepat. Beberapa produk indonesia, antara lain makanan, hasil pertanian, dan rempah-rempah, juga diharapkan lebih mudah masuk ke Hong Kong.
Presiden Jokowi menyarankan agar ada kerja sama di bidang bea cukai. Hal ini, menurut Retno, disambut baik oleh Chief Executive Hong Kong.
Masalah lain yang dibahas Presiden Jokowi dan Chief Executive Hong Kong adalah perlindungan terhadap WNI karena di Hong Kong terdapat lebih dari 140.000 WNI. Sebanyak 90 persen adalah pekerja migran.
Chief Executive Hong Kong, kata Retno, berterima kasih dengan keberadaan pekerja migran Indonesia karena telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Hong Kong. ”Bapak Presiden titip perlindungannya dan masalah kesejahteraan,” ujarnya.
Ke Chengdu
Presiden Jokowi juga akan melawat ke China. Menurut rencana, Presiden berada di Chengdu pada Kamis sampai Jumat (27-28/7/2023).
”Program utamanya adalah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping. Kemudian, Presiden juga akan melakukan pertemuan bisnis dengan banyak sekali pebisnis besar. Dan yang ketiga, Presiden dengan beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan diundang untuk menghadiri pembukaan olimpiade universitas sedunia. Jadi, pekan pertandingan olahraga seperti Olimpiade, tapi, this time, levelnya adalah universitas sedunia,” tutur Retno.