Hengkang dari Nasdem, Wali Kota Makassar Pertimbangkan Keluarga dan Politik
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Nasdem. Ramdhan menyebut alasan keluarga dan politik di balik keputusannya tersebut.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Nasdem. Istri dan anaknya yang sudah masuk daftar bakal calon anggota legislatif atau bakal caleg dari partai berwarna biru itu juga ikut hengkang. Ramdhan menyebut alasan keluarga dan politik di balik keputusannya tersebut.
Ramdhan Pomanto diusung oleh Nasdem dan Gerindra pada Pilkada 2020. Dia berpasangan dengan Fatmawati Rusdi, yang juga kader Nasdem sekaligus istri Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse.
Kepada wartawan di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (3/7/2023), Ramdhan yang akrab disapa Danny Pomanto menyebut alasan pengunduran dirinya adalah keluarga dan politik. Alasan ini seperti yang tertuang dalam surat pengunduran dirinya tertanggal 1 Juli 2023. Surat ini beredar sejak Minggu (2/7/2023).
”Alasannya adalah keluarga dan politik. Saya keluar berbarengan dengan istri dan anak saya. Alasan keluarga adalah anak saya tidak lama lagi akan melahirkan. Dalam kondisi ini, pasti tidak akan fokus lagi dalam pencalonan karena nanti harus mengurus anak. Sementara istri saya juga sakit. Jadi, saya pikir kalau setengah-setengah, mending mundur,” katanya.
Istri Danny, yakni Indira Jusuf Ismail, adalah kader Nasdem. Indira bahkan sudah ditetapkan sebagai bakal caleg mewakili partai ini untuk kursi DPR dengan daerah pemilihan Sulsel 1. Adapun anak Danny, yakni Aura Aulia, didaftarkan sebagai bakal caleg untuk kursi DPRD Sulsel.
Danny mengatakan, pilihan mundur saat ini dinilai lebih baik karena masih ada waktu bagi partai untuk mengganti calon. ”Kalau mundurnya nanti saat sudah tidak bisa mengurus penggantian, itu sama saja kami melakukan sabotase. Makanya, saat ini adalah waktu yang tepat karena masih ada waktu bagi partai untuk melakukan perbaikan dan mengganti calon,” ucapnya.
Adapun alasan politik, menurut dia, salah satunya adalah karena Nasdem telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Dia mengatakan, pengunduran dirinya akan lebih baik bagi banyak orang. ”Soal itu (pencalonan Anies), bisa juga seperti itu. Tapi, itu bukan satu-satunya alasan. Saya lebih nyaman begini dan ini akan lebih baik bagi banyak orang,” katanya.
Dia memastikan pengunduran dirinya tak akan mengganggu jalannya pemerintahan ataupun hubungannya dengan wakil wali kota. ”Saya mundur baik-baik dan tetap menghormati Partai Nasdem. Hubungan saya dengan Ibu Wawali tetap baik dan pemerintahan juga tetap akan berjalan baik. Tak ada yang berubah,” katanya.
Danny juga belum memberi isyarat akan berlabuh ke partai apa setelah mundur dari Nasdem. Beragam isu merebak, di antaranya ke PDI Perjuangan dan Gerindra. ”Sejauh ini belum ada. Memang banyak yang berkomunikasi, tapi kami masih melihat kira-kira partai apa yang dekat dengan rakyat,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPW Partai Nasdem Sulsel Syaharuddin Alrif, yang berusaha dikonfirmasi terkait soal ini, belum memberikan jawaban. Dihubungi via telepon dan pesan tertulis, hingga Senin malam, dia tak memberikan jawaban.
Dia punya modal kuat karena masih ”memegang” Makassar yang notabene pemilihnya terbesar di Sulsel.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma, mengatakan, langkah yang ditempuh Wali Kota Makassar dua periode ini sebagai langkah tepat dan strategis. Itu jika Danny berniat maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024 nanti.
”Kalau masih di Nasdem, sepertinya nanti akan sulit dia mendapat dukungan partai, terlebih jika ketua DPW Nasdem Sulsel juga berniat maju. Alasan lain, karena saya melihat Pak Danny dekat dengan calon presiden yang diusung PDI-P. Tentu hatinya bisa mendua jika tetap di Nasdem, sementara Nasdem sudah mengusung Anies,” katanya.
Dia mengatakan, latar belakang Danny yang memenangi Pilkada Makassar 2020 dengan suara lebih dari 40 persen akan menjadi modal kuat untuk mencari partai lain.
”Saya pikir partai-partai politik juga pasti melihat ini. Dia punya modal kuat karena masih ’memegang’ Makassar yang notabene pemilihnya terbesar di Sulsel. Akan ada banyak partai yang melirik. Jadi, saya kira langkah ini cukup strategis jika akan maju bertarung pada pilgub,” ujar Sukri.