Ada Kemungkinan Muncul Poros Keempat, Golkar dan PAN
Saat ini muncul wacana Airlangga-Zulkifli sebagai pasangan capres-cawapres. PAN pun tengah menggodok agar pasangan itu jadi opsi maju di Pilres 2024. Apalagi PAN-Golkar sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan berfoto bersama usai bertemu empat mata di Amerika Serikat, Kamis (25/5/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional tengah mempertimbangkan kemungkinan membentuk poros keempat. Dengan membuat poros baru, diharapkan kedua partai itu dapat memperoleh efek elektoral pada Pemilihan Umum 2024.
- Beredar foto Airlangga-Zulkifli di kalangan wartawan. Saat ini juga berembus wacana bahwa keduanya dipasangkan sebagai bakal capres-cawapres.
- PAN tengah menggodok pasangan Airlangga-Zulkifli maju di Pilpres 2024.
- Jika Golkar-PAN hadir sebagai poros keempat, pilpres diprediksi bisa berlangsung dalam dua putaran.
Wacana terbentuknya poros keempat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini mulai hangat diperbincangkan setelah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bertemu empat mata di Amerika Serikat seusai pertemuan tingkat menteri Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Kamis (25/5/2023) kemarin.
Dari foto yang beredar di kalangan wartawan, keduanya tampak santai dan akrab berdiskusi di tengah kemunculan wacana pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Airlangga-Zulkifli.
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (27/5/2023), mengatakan, pasangan itu sebagai salah satu opsi yang sedang digodok matang oleh partainya. Sebab, PAN sejak awal memang mendorong kader terbaik partai untuk maju di kontestasi Pilpres 2024. Itu merupakan sesuatu yang rasional. “Salah satu yang sedang kami pertimbangkan serius. Kader partai tentu membawacoat-tail effect (efek ekor jas) yang kuat, baik untuk Golkar, maupun PAN,” ujar Yandri.
Baca Juga: Menanti Gagasan dari Dinamika Koalisi

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Bakal Calon Presiden yang diusung PDI-P, Ganjar Pranowo (kiri), menerima surat keputusan hasil Rapimnas PPP menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo yang diserahkan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono (kanan) di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (30/4/2023).
Sebelumnya, baik Golkar dan PAN sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, belakangan PPP justru memutuskan merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan mendeklarasikan dukungan terhadap bakal capres dari PDI-P, yakni Ganjar Pranowo, yang kini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Selain KIB, ada Gerindra yang bersama Partai Kebangkitan Bangsa membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Sejauh ini, Gerindra telah mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Ada pula Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri atas Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, yang telah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Jika Golkar-PAN membentuk koalisi baru, itu akan menjadi koalisi keempat. Bahkan, jika koalisi itu benar-benar terbentuk, sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden. Total gabungan jumlah kursi Golkar-PAN di parlemen adalah 129 kursi atau 22,43 persen dari total kursi di parlemen.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi tak memungkiri bahwa Zulkifli dan Airlangga membicarakan persoalan pilpres dalam pertemuan di antara keduanya di Amerika Serikat. ”Kalau bicara pilpres, ya, ada-lah, tetapi tipis-tipis saja,” ucapnya.
Viva mengungkapkan, dalam beberapa pekan ke depan, Zulkifli akan mengumumkan langsung kepada publik tentang sikap PAN di pilpres. ”Kita tunggu saja,” katanya.
Wacana duet Airlangga-Zulkifli ini pun memperoleh sambutan hangat dari Golkar. Antara Golkar dan PAN memang sudah terjalin komunikasi yang sangat baik dan guyub, terutama ketika keduanya berada dalam satu koalisi yang sama di KIB.
”Terima kasih kepada PAN yang telah memunculkan nama Pak Airlangga Hartarto sebagai capres dan juga Pak Zulhas sebagai cawapresnya,” kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily.
Dalam beberapa pekan ke depan, Zulkifli akan mengumumkan langsung kepada publik tentang sikap PAN di pilpres.
Baca Juga: Duet Airlangga-AHY, Poros Baru Jelang Pilpres 2024?

Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Momentum transisi
Menurut pandangan Rektor Universitas Paramadina, Didik Junaidi Rachbini, pasca-ditinggalkan PPP, kini yang tersisa di KIB adalah Golkar dan PAN. Menurut dia, saat ini Golkar dan PAN sedang melakukan reorientasi ke mana arah dukungan selanjutnya jika nanti KIB bubar.
”Momentum transisi ini sangat berpeluang besar bagi Golkar dan PAN untuk membuat poros keempat demi memperkuat ketahanan partai. Jika mengekor saja, partai pengekor tidak akan mendapat tambahan suara, kecuali dapat jatah menteri di kemudian hari,” ujar Didik.
Didik melihat, Golkar sebenarnya berkehendak untuk membuat debut sendiri dan mengusung capresnya karena diharapkan akan berdampak pada elektabilitas partainya. Ini merupakan peluang untuk berkiprah mengusung pasangan sendiri sehingga bisa membuat peta politik baru menjadi empat pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. Koalisi baru Golkar-PAN cukup untuk mengusungnya.
”Dari sini, Golkar dan PAN punya kepentingan menaikkan elektabilitas jika ikut pilpres dan kader-kadernya turun ke bawah dengan tokohnya sendiri,” kata Didik.
Menurut Didik, jika Golkar dan PAN bergabung dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres, Golkar dan PAN hanya akan menjadi partai pengekor. Dampak positifnya hanya akan dinikmati Partai Gerindra. Golkar tidak akan mendapat limpahan elektoral apa-apa, kecuali jatah menteri. Itu pun jika menang.
Namun, jika strategi poros keempat, Golkar-PAN, ini muncul, bisa membuat pilpres berjalan dalam dua putaran. Dua pasang bakal capres-cawapres diprediksi akan lanjut dalam kontestasi. Golkar dan PAN disebutnya tidak akan kehilangan kesempatan berkiprah pada putaran kedua ini.
Lihat Juga: Airlangga Gencar Safari Politik Mencari Teman Koalisi dalam Pemilu 2024

Gubernur Jawa Tengah yang juga bakal capres dari PDI-P Ganjar Pranowo melakukan safari politik ke Provinsi Banten, pada Sabtu (27/5/2023).
Berkunjung ke Banten
Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan PPP dijadwalkan akan menggelar pertemuan membahas pencapresan Ganjar Pranowo di kantor DPP PPP, Jakarta, pada Senin (29/5/2023). Juru Bicara DPP PPP Donnie Tokan mengatakan, ini merupakan pertemuan lanjutan setelah PDI-P dan PPP sepakat mengusung Ganjar pada 30 April lalu di kantor DPP PDI-P, Jakarta.
Donnie menyebutkan, kedua partai akan membahas pokok-pokok penting tentang kerja sama politik antara PDI-P dan PPP. Dijadwalkan, pertemuan akan dihadiri Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, beserta Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi yang didampingi pengurus inti kedua partai.
Pada akhir pekan ini, Ganjar tengah melakukan kunjungan dan safari politik ke Provinsi Banten. Ketua DPD PDI-P Banten Ade Sumardi mengatakan, kehadiran Ganjar untuk melakukan konsolidasi partai hingga bertemu dengan tokoh-tokoh di Banten.
Misalnya, pada Minggu (28/5/2023), Ganjar bakal mengunjungi Kesultanan Banten di Kompleks Masjid Agung, Banten. Gubernur Jateng ini akan berziarah Qubro di Kesultanan Banten bersama para kiai dan santri. Lalu, Ganjar juga diagendakan ”sowan” ke ulama Abuya Muhtadi Dimyathi di Cidahu, Pandeglang, Banten.
Ketua DPP PDI-P Sukur Nababan menambahkan, partainya sudah mempersiapkan strategi untuk menyusun kemenangan Ganjar di Banten. Ia menyebutkan, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri juga telah memberikan pesan khusus kepada kader untuk solid dan menyosialisasikan program-program kepartaian, serta mensosialisasikan Ganjar sebagai capres di Pilpres 2024.
”Ya, pasti pesan dari Ibu Ketua Umum, pesan dari DPP Partai adalah bahwa seluruh kader partai, khususnya yang ada di Banten itu, harus kompak. Solid untuk menyosialisasikan program-program kepartaian, program dari apa yang disosialisasikan partai dan menyosialisasikan Ganjar sebagai capres yang diusung oleh PDI-P,” kata Sukur.
Ketua DPP PDI-P Sukur Nababan menambahkan, partainya sudah mempersiapkan strategi untuk menyusun kemenangan Ganjar di Banten.
Baca Juga: Demi Kejar ”Hattrick”, Ganjar Gali Ceruk Suara Luar Jawa

Sejumlah Ketua DPP PDI-P yang turut hadir saat konsolidasi pemenangan Ganjar di Banten, yaitu Ahmad Basarah, Ribka Tjiptaning dan Sri Rahayu. Sejumlah anggota DPR untuk daerah pemilihan Banten juga hadir, seperti Rano Karno dan Marinus Gea.
Selain itu, Sukur juga membeberkan strategi lain yang harus dilakukan partainya dalam menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024. Strategi pertama, menguatkan struktur organisasi partai dari tingkat DPD, DPC, ranting, anak ranting, dan sayap partai. Dengan begitu, seluruh struktur partai kompak dan solid memenangkan PDI-P dan Ganjar di 2024.
Strategi kedua, seluruh calon anggota legislatif (caleg) dari PDI-P juga memiliki peran menyosialisasikan sosok Ganjar sebagai bakal capres kepada masyarakat. Di samping, mereka harus memiliki peran menyosialisasikan dirinya masing-masing kepada masyarakat untuk terpilih sebagai anggota legislatif.