Koalisi Perubahan untuk Persatuan telah membangun strategi untuk memenangkan Anies Baswedan. Kendati demikian, poros perubahan perlu mengantisipasi masalah yang akan menerpa, di antaranya soal calon wakil presiden.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah dinamika penjajakan koalisi yang dilakukan partai politik pendukung pemerintahan, Koalisi Perubahan untuk Persatuan telah menyiapkan strategi pemenangan. Strategi itu dibangun atas kesepakatan tiga partai pendukung bakal calon presiden Anies Baswedan.
Anggota Tim Kecil Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Sugeng Suparwoto mengatakan, strategi dan pengaturan operasional dalam upaya pemenangan Anies telah disiapkan. Strategi ini mengusung tema besar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
”Kami sekarang telah melangkah lebih jauh dengan merumuskan strategi serta kebijakan yang telah diyakini bersama. Selain itu, KPP semakin kokoh yang terlihat dari penandatanganan tiga ketua umum partai dalam piagam koalisi,” ujar Sugeng yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem saat dihubungi di Jakarta, Selasa (25/4/2023).
Adapun KPP beranggotakan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sugeng berharap, dinamika koalisi yang terjadi antara partai pendukung pemerintah segera menemukan jalan keluar yang baik. Bahkan, penambahan bakal calon presiden (capres) lain juga dapat dilakukan.
”Kami sekarang telah melangkah lebih jauh dengan merumuskan strategi serta kebijakan yang telah diyakini bersama. Selain itu, KPP semakin kokoh yang terlihat dari penandatanganan tiga ketua umum partai dalam piagam koalisi. ”
”Lebih banyak calon, maka kian baik. Publik dapat menentukan pilihannya secara rasional dengan cara membandingkan calon yang satu dengan lainnya,” tuturnya.
Secara spesifik, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menuturkan, strategi yang dibahas oleh KPP merupakan analogi dari serangan udara, darat, dan khusus. Serangan udara yang dimaksud ialah dengan mengonsolidasi kekuatan berbasis media sosial. Hal ini menyasar kelompok muda yang diperkirakan lebih dari 40 persen dari total pemilih.
KPP menargetkan dapat menghimpun dua juta saksi untuk memenuhi kebutuhan sekitar 800.000 TPS. Terhitung, relawan ini menyumbang sekitar 20 juta suara yang nantinya akan ditambah dari mesin partai dan persona capres-cawapres.
Kelompok muda, lanjut Mardani, akan diajak untuk berdiskusi mengenai kegiatan kenegaraan yang baik, termasuk pemberantasan korupsi, pemerintahan, layanan publik, dan lainnya. Semuanya ini, dilakukan di dunia maya.
Sementara itu, serangan darat berfokus pada pengumpulan sukarelawan atau saksi di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Saksi ini sedikitnya berjumlah dua orang per TPS dan wajib ada untuk 16 provinsi prioritas yang telah ditentukan.
”Perekrutan saksi ini sudah dimulai karena mereka juga akan berperan dalam masa kampanye mendatang. Satu orang sukarelawan ditargetkan minimal 10 suara,” ungkap Mardani.
KPP menargetkan dapat menghimpun dua juta saksi untuk memenuhi kebutuhan sekitar 800.000 TPS. Terhitung, sukarelawan ini menyumbang sekitar 20 juta suara yang nantinya akan ditambah dari mesin partai dan persona capres-cawapres.
Secara rinci, untuk formulanya menyesuaikan rancangan koalisi. Seluruh partai anggota KPP akan turut menyumbang saksi, tetapi PKS akan menjadi tulang belakangnya.
”Langkah yang disusun memang sederhana, tetapi perlu dimaksimalkan dalam eksekusinya. Kami bersyukur karena langkah KPP sudah lebih maju. Dengan begitu, siapa pun cawapres pendamping Anies nantinya, seluruh tim sudah siap menang,” kata Mardani.
Selain itu, anggota KPP juga perlu bersilaturahmi mengunjungi baik partai-partai lain maupun tokoh masyarakat setempat. Misalnya, tutur Mardani, Presiden PKS Ahmad Syaikhu berencana untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
”Langkah yang disusun memang sederhana, tetapi perlu dimaksimalkan dalam eksekusinya. Kami bersyukur karena langkah KPP sudah lebih maju. Dengan begitu, siapa pun cawapres pendamping Anies nantinya, seluruh tim sudah siap menang. ”
Perlu strategi khusus
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, strategi untuk menghimpun saksi lazim digunakan setiap partai politik. KPP perlu strategi khusus agar poros perubahan dapat diminati oleh parpol lainnya, termasuk meningkatkan elektabilitas dan pendamping Anies.
”Cara yang paling mungkin adalah door-to-door campaign. Ini dengan cara datang ke rumah orang langsung dan menyosialisasikan jagoan mereka,” katanya.
Meskipun strategi telah dibangun, KPP harus segera menyelesaikan masalah yang berpotensi menerpa, khususnya cawapres pendamping Anies. KPP terus berupaya mencari cawapres dari luar, di sisi lain Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono masih kukuh untuk mendampingi Anies.