Wapres Amin: Idul Fitri Momentum Menjaga Persaudaraan dan Persatuan
Idul Fitri diharapkan menjadi momentum mawas diri setelah sebulan menahan nafsu, lapar, dan haus. Karena itu, persaudaraan, persatuan, ataupun perayaannya diharapkan tidak berlebihan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Idul Fitri adalah saat untuk mengevaluasi diri, melihat sejauh mana puasa yang dilakukan berdampak pada perubahan sikap dan perilaku. Hakikat Idul Fitri juga seyogianya dirayakan dengan khusyuk dan khidmat serta menjaga ketertiban, persaudaraan, dan persatuan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan supaya amalan yang sudah dilakukan sepanjang bulan Ramadhan dilanjutkan setelah Idul Fitri 1444 Hijriah. Ibadah puasa yang semestinya melatih manusia untuk menahan lapar, haus, serta nafsu dan lebih memedulikan fakir miskin perlu dilanjutkan.
Karena itu, perayaan akhir Ramadhan semestinya menghindarkan sikap berlebihan, apalagi hal-hal yang bisa menimbulkan permusuhan. ”Menyambut Idul Fitri agar dilakukan dengan khusyuk, khidmat, tetap menjaga ketertiban, persaudaraan dan persatuan, menghindarkan diri dari sikap berlebihan dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menimbulkan permusuhan,” ujar Wapres Amin dalam acara Takbir Akbar Nasional dan Pesan Idul Fitri 1444 Hijriah secara daring, Jumat (21/4/2023).
Acara yang dilangsungkan secara luring dan daring dari Masjid Istiqlal, Jakarta, ini juga dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Menyambut Idul Fitri agar dilakukan dengan khusyuk, khidmat, tetap menjaga ketertiban, persaudaraan dan persatuan, menghindarkan diri dari sikap berlebihan dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menimbulkan permusuhan.
Wapres mengajak semua umat Islam menjadikan Idul Fitri sebagai momentum evaluasi diri. ”Sejauh mana puasa kita berdampak pada perbaikan sikap dan perilaku kita, apakah kita menjadi lebih baik dibanding sebelum Ramadhan,” ujarnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan warga yang berkesempatan mudik bersama keluarga dan kerabat agar tetap memperhatikan keselamatan diri dan orang lain. Waktu berkumpul dengan keluarga juga perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkuat silaturahmi dan kekeluargaan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengingatkan, Idul Fitri di Indonesia dirayakan berbeda-beda. Ada yang sudah merayakannya, Jumat (21/4/2023), ada yang Sabtu (22/4/2023), ada pula yang merayakan lusa (23/4/2023).
Itulah wajah Indonesia saat ini. Mereka adalah saudara kita sebangsa se-Tanah Air.
”Itulah wajah Indonesia saat ini. Mereka adalah saudara kita sebangsa se-Tanah Air,” ujarnya.
Perbedaan waktu merayakan Idul Fitri tak semestinya menjadi masalah. Semua bersaudara dalam bangsa Indonesia. Kebaikan dalam persaudaraan tersebut menjadi satu bagian dari penghayatan akan takbir yang dilantunkan setiap menjelang Idul Fitri.
Sikap dan cara saat melantunkan takbir ini juga menandai kerendahan hati manusia yang telah melatih diri sepanjang bulan Ramadhan sembari menjiwai kebesaran Allah SWT. Takbir ditandai dengan mengangkat kedua tangan sebagai tanda penyerahan diri secara total kepada Allah SWT serta menghapus ego.
Shalat Idul Fitri
Di Masjid Istiqlal ini, Sabtu (22/4/2023), Wapres Amin akan menunaikan shalat Idul Fitri. Setelahnya, Wapres akan berlebaran bersama keluarganya di Pesantren An Nawawi, Tanara, Serang, Banten, serta di kediaman Nyonya Wury Handayani di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, lusanya.
Presiden Joko Widodo akan menunaikan shalat Idul Fitri di Masjid Raya Sheikh Zayed, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ini sekaligus menjadi shalat Idul Fitri pertama yang digelar di Masjid Sheikh Zayed yang baru diresmikan pada 14 November 2022.
Adapun Presiden Joko Widodo akan menunaikan shalat Idul Fitri di Masjid Raya Sheikh Zayed, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ini sekaligus menjadi shalat Idul Fitri pertama yang digelar di Masjid Sheikh Zayed yang baru diresmikan pada 14 November 2022.
Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jumat (21/4/2023), menambahkan, Presiden Jokowi akan disertai keluarganya, seperti Nyonya Iriana, anak, menantu, serta cucu-cucu, saat shalat Idul Fitri. Calon presiden dari PDI-P, yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dijadwalkan mendampingi Presiden Jokowi.
Direncanakan, KH Abdul Karim akan menjadi khatib dan KH Agus Ma’arif akan menjadi imam dalam shalat Idul Fitri di Masjid Raya Sheikh Zayed tersebut. (INA)