Parpol di KIB Melihat Penunjukan Ganjar Bisa Percepat Pembentukan Pasangan Calon
Koalisi Indonesia Bersatu mengapresiasi pencalonan Ganjar Pranowo sebagai capres. Langkah itu dinilai dapat mempercepat proses terbentuknya pasangan capres-cawapres melalui kerja sama partai politik.
Oleh
Ayu Octavi Anjani, KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu mengapresiasi keputusan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. Penetapan ini dinilai bermanfaat bagi demokrasi dan pendidikan politik karena publik dapat menilai, memverifikasi, dan mendiskusikan sosok calon pemimpin bangsanya.
Sebelumnya, bertempat di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023), Megawati secara resmi mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Atas keputusan itu, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengapresiasi penetapan Ganjar yang sebagai capres dari PDI-P untuk berlaga di Pilpres 2024.
Juru Bicara Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, penetapan Ganjar sebagai capres yang diusung PDI-P dapat mempercepat proses terbentuknya pasangan capres dan calon wakil presiden melalui kerja sama partai politik.
Hal ini juga sesuai dengan persyaratan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen dari kursi DPR sebagaimana diatur di Pasal 222 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
”Penetapan ini akan bermanfaat bagi demokrasi dan pendidikan politik rakyat. Sebab, masyarakat dapat menilai, memverifikasi, dan mendiskusikan sosok calon pemimpin bangsanya sebelum masuk ke bilik tempat pemungutan suara (TPS) pada Pemilu 2024,” ujar Viva dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2023).
Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Usman Tokan pun menyatakan, pengusungan Ganjar sebagai capres merupakan keputusan yang tepat. Selama ini, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu memiliki popularitas serta elektabilitas cukup tinggi jika dibandingkan dengan capres lainnya, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Selain itu, Ganjar juga disebut memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan kandidat lain. Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan Ganjar masuk dalam radar PPP untuk diusung sebagai capres di pemilu mendatang.
”Ganjar pernah bercerita, keluarga besarnya ada yang tergabung di PPP sehingga beliau bukan orang asing di partai kami,” ujar Usman dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2023).
Usulkan bertemu
Keputusan PDI-P mengusung Ganjar sebagai capres, menurut Usman, akan menimbulkan gejolak politik di Tanah Air, termasuk mengubah konstelasi koalisi partai politik yang ada. ”Kebijakan Ibu Mega ini akan mengubah etalase politik nasional hari ini. Karena itu, PPP yang berada di KIB menyarankan atau mengusulkan supaya partai di KIB segera melakukan pertemuan,” ujar Usman.
Para ketua umum partai di KIB, kata Usman, perlu segera duduk bersama dan mendiskusikan perkembangan politik yang terjadi saat ini. Sebab, akan berdampak terhadap perpolitikan nasional menjelang pemilu termasuk ke KIB. ”Lebih cepat lebih baik (pertemuannya),” kata Usman menganjurkan.
Namun, sebelum KIB melakukan pertemuan, politisi yang akrab disapa Donnie Tokan ini mengatakan, DPP PPP akan segera melakukan rapat internal untuk membahas sekaligus mengambil langkah-langkah politik yang akan dimbil setelah Megawati mengumumkan Ganjar sebagai capres PDI-P. Hasil dari rapat internal DPP PPP nantinya akan dibawa ke dalam forum pertemuan ketua umum KIB.
”Apakah KIB akan ikut bergabung dengan PDI-P atau seperti apa, tentunya akan kami bicarakan nanti dengan partai di KIB,” ujarnya.
Sementara itu, Gerindra menghormati putusan PDI-P. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto melalui juru bicaranya, Dahnil Simanjuntak, menyampaikan bahwa Gerindra menerima keputusan PDI-P. Seperti halnya Ganjar, Prabowo juga termasuk figur capres potensial yang berada di peringkat tiga besar.
”Kami menghormati keputusan PDI-P tersebut, dan sebagai capres, Pak Prabowo siap bertanding dan bersanding dengan siapa pun,” kata Dahnil.
Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono, mengatakan, PDI-P yang memiliki ambang batas presiden 20 persen bisa mengusung sendiri Ganjar. Kendati demikian, hal itu dinilai belum cukup untuk memenangi pemilu. Untuk itu, pekerjaan rumah selanjutnya bagi PDI-P adalah memilih calon wakil presiden yang bisa mengangkat pamor Ganjar. Dengan begitu, kemenangan akan lebih mudah diraih.
Teguh menyebut, Megawati sengaja belum mengumumkan wakil presiden karena masih menunggu keputusan dari partai politik lain untuk bergabung atau tidak. Namun, biasanya, PDI-P akan mengisi calon wakil dari kalangan religius. Hal itu pernah dilakukan PDI-P pada pemilu presiden 2019 yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin dan pemilu gubernur 2018 yang mengusung Ganjar-Taj Yasin Maimoen. Dalam pengumuman Jumat, secara simbolis Megawati memasangkan kopiah kepada Ganjar dan menyinggung soal PDI-P merupakan partai nasionalis religius.
Saat ini, ada tiga nama besar yang digadang-gadang menjadi capres, yakni Ganjar, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Peluang Ganjar jika melawan Prabowo ataupun Anies disebut Teguh paling besar. Sebab, Ganjar sudah mengantongi dukungan partai dan militansi masyarakat. Selain itu, banyaknya kader PDI-P yang menjadi kepala daerah dan posisi Jokowi sebagai presiden juga dinilai bakal menguntungkan Ganjar.
”Presiden Jokowi pasti akan netral, tetapi dia juga kader PDI-P. Dalam pidatonya tadi, Jokowi juga menyebut soal keberlanjutan, kebijakan tidak boleh dibelokkan, tidak boleh berhenti, dan harus bersifat nasional. Jadi, Ganjar merupakan pilihan satu-satunya yang terbaik untuk Jokowi ataupun Megawati,” ujar Teguh.
Teguh mengatakan, partai-partai akan menghitung ulang strategi mereka setelah adanya pengumunan capres dari PDI-P. Sejumlah partai yang belum punya figur kuat sebagai capres, seperti Golkar, PAN, dan PKB, dimungkinkan untuk bergabung ke PDI-P.
Kemungkinan Prabowo merapat ke PDI-P menjadi cawapres juga disebut Teguh itu ada. Sebab, Prabowo merupakan sosok yang unik. Meski sempat menjadi lawan politik Jokowi, Prabowo bersedia menjadi menterinya sebagai bagian dari pengabdian bagi negara. ”Saya rasa, Jokowi punya peran untuk ini. Misal, Jokowi bilang agar Prabowo mengabdi negara sebagai cawapres, kan bisa juga,” ujarnya.
Jika Prabowo bersedia menjadi cawapres Ganjar, disebut Teguh, keduanya berpeluang memenangi pemilu. Sebab, elektabilitas keduanya merupakan yang teratas saat ini.
Ada sejumlah tantangan yang bakal dihadapi Ganjar dalam Pemilu 2024, salah satunya terkait politik identitas. Ganjar ataupun PDI-P perlu menyusun strategi untuk melawan hal tersebut.
Sementara itu, persoalan besar yang mengemuka di wilayah penugasan Ganjar di Jateng, seperti pabrik semen Rembang dan konflik agraria di Wadas, diperkirakan Teguh tidak akan menjadi ganjalan dalam pencalonan Ganjar. ”Justru ketika nanti Ganjar terpilih sebagai presiden, dia akan punya kekuatan lebih besar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan itu secara lebih cepat,” ucapnya, mengakhiri.