Wapres Amin: Nuzulul Quran Momentum Merawat Kerukunan
”Al Quran diturunkan pada bulan Ramadhan untuk menjadi sumber petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang hak dan batil,” ujar Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam peringatan Nuzulul Quran 1444 H.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa peringatan Nuzulul Quran menjadi momentum untuk merawat kerukunan umat. Kerukunan umat ini menjadi fondasi bagi persatuan dan kedamaian bangsa Indonesia.
Seluruh program, rencana, dan kerja kebaikan demi mewujudkan visi Indonesia Maju hanya dapat dieksekusi jika bangsa Indonesia rukun dan bersatu. Hal ini diungkapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam peringatan Nuzulul Quran 1444 H dengan tema ”Nuzulul Quran Momentum Merawat Kerukunan Umat” yang digelar secara daring dan luring di Auditorium Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jumat (7/4/2023).
”Al Quran diturunkan pada bulan Ramadhan untuk menjadi sumber petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang hak dan batil,” ujar Wapres.
Wapres menegaskan bahwa perbedaan di antara umat manusia merupakan keniscayaan sesuai dengan realitas kehidupan manusia. ”Sekiranya Allah SWT menghendaki, pastilah akan menjadikan umat manusia sebagai umat yang bersatu. Akan tetapi, Allah SWT tidak menghendakinya sehingga manusia akan tetap saling berbeda dalam agama-agama mereka. Namun demikian perbedaan-perbedaan itu tidak boleh membuat umat manusia saling bermusuhan,” tambahnya.
Bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk menguatkan rasa kekeluargaan dan persatuan di tengah perbedaan yang ada. ”Kita bersyukur kepada Allah SWT karena umat Islam Indonesia adalah umat yang wasathiyyin, yaitu yang berpikir moderat, yang menerapkan prinsip at-tawassuth atau bersikap tengah, tidak ekstrem kiri ataupun ekstrem kanan,” kata Wapres.
Moderasi dan toleransi beragama menjadi kunci terciptanya kerukunan. Manajemen moderasi beragama merupakan instrumen penting dalam mencegah konflik, membangun konsensus, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
”Saya bersyukur bahwa praktik moderasi beragama di negara kita dapat menjadi rujukan bagi dunia. Saya berharap, umat Islam Indonesia dapat menjaga praktik kerukunan yang sudah baik ini dan diharapkan berkontribusi lebih banyak lagi dalam mewujudkan dunia yang damai,” ucap Wapres.
Keagungan Al Quran
Penceramah KH Muhammad Faiz Syukron Mukmin yang merupakan Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Rahman menegaskan bahwa Al Quran secara harfiah dimaknai sebagai bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan dan keagungan.
”Tiada satu bacaan yang dibaca di dunia ini oleh begitu banyak orang, baik mereka yang mengerti artinya maupun yang tidak mengerti. Bahkan, dihafal redaksinya huruf demi huruf seperti halnya Al Quran,” ujarnya.
Al Quran juga mendapat perhatian serius yang tidak saja tertuju pada sejarahnya secara umum, tetapi sejarah ayat demi ayat. ”Tiada satu bacaan pun seperti Al Quran yang diatur tata cara membacanya mana yang harus diperpanjang, mana yang harus dipendekkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya. Di mana tempat yang terlarang, harus bermula dan berhenti bahkan sampai kepada etika membacanya,” tambahnya.
Keagungan Al Quran, antara lain, sebagai pemandu hidup manusia. Al Quran menegaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan di tengah masyarakat. Kehidupan manusia di muka bumi ini bersifat dependen bahwa keberadaannya, baik secara individual maupun komunal tidak akan lepas dari campur tangan pihak lain.
Menurut KH Muhammad Faiz, Al Quran memperkenalkan dua macam persaudaraan, yaitu saudara seagama dan saudara dalam kemanusiaan. ”Kendati ada perbedaan agama atau perbedaan apa pun di antara manusia semua pihak harus selalu ingat dan menyadari bahwa mereka adalah bersaudara dapat bekerja sama dan saling mendukung dalam mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia ini,” tambahnya.
Al Quran juga mengajarkan untuk mengantarkan dan mempersembahkan kebaikan kepada semua manusia dengan segala perbedaan. ”Mudah-mudahan di malam yang penuh kebaikan ini, di malam Nuzulul Quran, ajaran luhur Al Quran memandu kita semua, menjadi lentera kita semua, agar kita mampu menciptakan kehidupan yang harmonis berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan bahwa Nuzulul Quran telah diperingati secara rutin dari tingkat desa hingga tingkat kenegaraan. ”Hal ini menegaskan ikatan dan kecintaan terhadap Al Quran begitu dekat dan kuat dan spirit Al Quran pulalah yang telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keberagaman menjadi harmoni yang begitu indah,” ujar Mahfud.
Al Quran sejatinya juga telah membimbing bangsa Indonesia melewati berbagai ujian yang begitu berat dan rumit. Di era perjuangan kemerdekaan, Al Quran menjadi titik dasar membangun jiwa juang pada generasi muda. Pasca-kemerdekaan, Al Quran memberikan pengaruh di dalam menentukan langkah bangsa Indonesia merawat dan membawa keberagaman menuju pembangunan yang maju dan sejahtera.
Alquran telah menginspirasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun, damai, dan toleran. ”Hari ini, kita terus harus menggali inspirasi-inspirasi terbaik dari Al Quran untuk terus pula menjaga dan merawat kerukunan dalam keberagaman. Ada banyak tantangan kebangsaan yang harus kita persiapkan membutuhkan kerja sama dan solidaritas antarelemen bangsa,” ucap Mahfud.