Masjid Sheikh Zayed, Masyarakat, dan Harapan Wapres Amin
Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta sudah dibuka untuk umum. Diharapkan kebersihan masjid ini tetap terjaga dan terawat saat masyarakat datang berbondong-bondong untuk berwisata religi.
Oleh
NINA SUSILO, NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
Langit masih gelap, Rabu (1/3/2023). Sekitar pukul 04.30, Wakil Presiden Ma'ruf Amin tiba di Masjid Raya Sheikh Zayed Kota Surakarta. Sehari setelah masjid itu mulai dibuka untuk umum, Wapres Amin ingin menunaikan ibadah shalat subuh berjamaah dengan masyarakat umum di sana. Ketika itu, masyarakat sudah mulai memadati masjid hibah dari Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang dibangun menyerupai Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, itu.
Didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wapres Amin disambut Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri dan Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Munajat. Wapres pun menjalankan shalat sunnah tahiyatul masjid dan qabliyah subuh. Imam shalat subuh berjamaah itu ialah Syekh Mohammed Muaad Al Mahri, ulama asal Uni Emirat Arab.
”Rasanya seperti di Madinah, apalagi yang mengimami memang dari Timur Tengah,” ujar Staf Khusus Wapres, Masykuri Abdillah.
Wapres Amin juga gembira bisa menunaikan shalat subuh di masjid baru yang sekaligus menjadi lambang persahabatan Indonesia-UEA itu. ”Bersyukur bisa shalat subuh pertama, sebab shalat subuh paling susah, karena, kan, ngantuk. Jadi, shalat subuh paling penting karena punya nilai lebih, apalagi di masjid yang punya nilai lebih,” ujarnya.
Monumen penting
Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta dibangun di lahan seluas 2,9 hektar. Luas bangunannya sekitar 1 hektar. Masjid yang diresmikan Presiden Jokowi dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed al Nahyan November 2022 lalu ini mampu menampung hingga 10.000 jemaah. Masjid ini diharap menjadi monumen penting dalam pembangunan Islam ataupun pembangunan bangsa.
Sebab, seperti disampaikan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, akan ada pusat kajian budaya yang dinamai Solo Cultural Center. Ini sejalan misi masjid yang ingin menyebarkan semangat moderasi beragama. Karenanya, kelak bakal ada banyak kegiatan perjumpaan lintas iman demi menguatkan kerukunan antarumat beragama. Saat ini, lahan untuk pembangunan cultural center masih disiapkan.
Adanya pusat budaya ini, menurut Wapres Amin, akan mendorong Solo menjadi pusat pengembangan Islam. Karenanya, Masjid Zayed ini akan menjadi lambang persahabatan Indonesia-UEA serta cerminan Islam moderat atau Islam wasatiyah.
Karena bentuknya unik, Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta ini diyakini akan menjadi lokasi wisata religi. Masyarakat akan datang membanjir. ”Kalau Gubernur (Jateng) bilang, kalau nggak dibatasi, akan penuh. Jadi, mereka (pengelola) sudah mengantisipasi. Jangan sampai orang datang bawa rantang, kemudian makan di situ, leseh-leseh bawa tikar dan itu akan merusak,” tutur Wapres Amin.
Gibran juga meminta masyarakat bersama-sama menjaga Masjid Raya Sheikh Zayed. ”Silakan yang ingin berkunjung, yang penting tertib, tidak bawa makanan, tidak tidur-tiduran di dalam (masjid). Berpakaiannya juga diatur, yang sopan,” tuturnya saat ditemui di kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (28/2).
Untuk mempersiapkan diri menerima pengunjung masjid, Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyediakan enam bus pengumpan. Bus tersebut nantinya akan disediakan di dua kantong parkir, yakni Pura Mangkunegaran dan Terminal Tirtonadi. Keberadaan layanan itu guna memfasilitasi kekurangan kapasitas parkir dari masjid itu. Pasalnya, akses jalan menuju masjid juga terbatas karena ada penutupan jalan untuk pengerjaan konstruksi di dekat lokasi tempat ibadah tersebut.
Menurut rencana, bus pengumpan itu akan beroperasi pukul 08.00-16.00. Namun, waktu operasional bus pengumpan bisa saja lebih fleksibel mengingat tingginya potensi kunjungan masjid menjelang petang. Tarif yang dikenakan untuk layanan tersebut sebesar Rp 4.000 per orang. Penumpang yang diminta membayar tiket ialah mereka yang berusia lebih dari tiga tahun.
”Jarak tempuh dari Pura Mangkunegaran ke masjid sekitar 10-15 menit. Sementara dari masjid ke Terminal Tirtonadi itu sekitar 15-20 menit. Layanan ini juga berlaku selama Ramadhan mengingat banyaknya kegiatan yang akan terselenggara di masjid,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Muhammad Taufiq.
Dengan segala persiapan itu diharapkan masyarakat mudah berwisata, menikmati keindahan bangunan, ataupun menunaikan ibadah di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Namun, tentu saja, jangan sampai masjid menjadi sekadar tempat piknik dan dibiarkan kotor.