Cinta Wastra Tenun Lewat Sepatu Kets Presiden Jokowi
Presiden menyebut sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah dapat membantu meningkatkan industri kreatif. Tenun ikat Balin termasuk salah satu yang berkembang.
Wastra nusantara berupa tenun memang belum sepopuler batik dalam pemakaian busana sehari-hari. Namun, kecintaan terhadap wastra tenun ini, harus terus dipupuk agar terus lestari. Presiden Joko Widodo pun menunjukkan kecintaan ini dengan tak sekadar mengagumi, tetapi juga membeli langsung dan mendukung beragam program yang bisa mendongkrak popularitas tenun Indonesia.
Ketika berada di Sentra Tenun Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada Kamis (2/2/2023) petang, Presiden Jokowi diajak oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba untuk melihat sepatu tenun yang terjajar rapi di rak di salah satu sudut ruangan. Presiden pun segera jatuh hati pada sepasang sepatu berlapis kain tenun endek khas Bali.
Awalnya, Presiden sempat melihat puluhan pasang sepatu yang tersusun rapi di rak. Presiden sempat memilih beberapa sepatu sambil melihat detail bentuk dan motifnya, namun pencarian tersebut terhenti ketika berjumpa dengan sepasang sepatu kets tenun berwarna dominan cokelat.Presiden lantas mencoba sepatu tersebut sambil duduk bersebelahan dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
"Wah kayak anak 17 tahun,” ucap Presiden. Ibu Iriana pun tersenyum. “Pas,” kata Presiden saat memakai sepatu tersebut.
Ketika berada di Sentra Tenun Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Baliz Kamis sore, 2 Februari 2023, Presiden Joko Widodo diajak oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba untuk melihat sepatu tenun di salah satu sudut ruangan. Presiden pun memilih untuk mencoba sepasang sepatu berwarna nuansa cokelat.
"Wah kayak anak 17 tahun”
Presiden akhirnya memutuskan untuk membeli sepatu tersebut. Alas kaki yang dipilih Presiden merupakan jenis sepatu kets yang biasa dipakai untuk olahraga maupun untuk kegiatan sehari-hari. Sepatu tersebut berbahan sol karet yang bagian atasnya dipadupadankan dengan kain tenun dengan corak tenun khas Bali.
Baca Juga:
Melihat hal itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono tak mau kalah dengan Presiden. Dia turut menjajal sepasang sepatu. “Saya ambil ini,” ucap Basuki kepada pramuniaga di sentra tersebut.
Tak lama setelah membayarnya, Basuki menenteng kantong berisi sepatu barunya. “Ini saya juga beli,” ucap Basuki kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang tengah tersenyum melihat Menteri PUPR menjinjing sebuah kantong.
"Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh Pak Bupati dan didukung oleh Pak Gubernur Bali dalam mengembangkan tenun, songket, untuk pengembangan industri-industri kecil kain tenun dan songket yang ada"
Sebelum meninggalkan sentra tenun, Kepala Negara menyampaikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang telah mengembangkan industri kreatif di Bali. "Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh Pak Bupati dan didukung oleh Pak Gubernur Bali dalam mengembangkan tenun, songket, untuk pengembangan industri-industri kecil kain tenun dan songket yang ada," ujar Presiden.
Presiden menyebut sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah dapat membantu meningkatkan industri kreatif di Bali. Kebijakan tersebut antara lain memakai kain Bali setiap hari Selasa dan memakai busana adat setiap hari Kamis. "Ini akan mendorong industri kreatif yang berbasis budaya lokal. Jadi sangat saya hargai," ucap Presiden.
Semarak Tenun
Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Danu Kerthi yang terletak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, pada Kamis, 2 Februari 2023. Dalam sambutannya, Kepala Negara menyebut bahwa bendungan tersebut telah dibangun sejak tahun 2018 dan menelan anggaran sebesar Rp820 miliar.
Kebijakan yang mewajibkan pemakaian kain Bali setiap Selasa dan busana adat setiap Kamis ternyata memang terbukti mendongkrak pemakaian tenun Bali. Ketika meresmikan Bendungan Danu Kerthi yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali, pada Kamis (2/2/2023) pagi, Presiden Jokowi juga disambut anak-anak tingkat SD hingga SMA yang seluruhnya memakai kain tradisional Bali.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan tentang kebijakan daerah yang mewajibkan siswa memakai busana adat di hari-hari tertentu. “Yang hadir 800 siswa, SD, SMP, SMK, dan SMA. Karena hari Kamis, harus menggunakan busana adat Bali,” ujar Wayan Koster dalam sambutannya.
“Sekarang UKM sangat diperhatikan terutama untuk tenun tradisional”
Salah satu Pengrajin Tenun Bali, Kadek Anggariasih mengucapkan terimakasih atas perhatian pemerintah terhadap perkembangan tenun tradisional. “Sekarang UKM sangat diperhatikan terutama untuk tenun tradisional,” ujar Kadek usai bertemu Presiden Jokowi.
Ketika dimintai pandangannya, Desainer Didiet Maulana mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah yang berperan besar dalam melestarikan wastra tenun. Di Provinsi Lampung, misalnya, pemerintah daerah juga mewajibkan pemakaian kemeja putih dengan sulaman tenun tapis tiap hari Kamis. Kebijakan ini mampu memberi dukungan ekonomi yang riil bagi pengrajin.
Bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Lampung, misalnya, Didiet turut terlibat memberikan program pelatihan bagi pelaku UMKM tenun tapis sehingga semakin banyak produk turunan tenun yang dihasilkan. “Kira-kira produk apa sih yang harus mereka buat agar bisa laku di pasaran. Jadi tidak hanya menciptakan tapi juga bisa laku kayak sepatu yang dibeli sama Pak Jokowi,” kata Didiet.
“Kira-kira produk apa sih yang harus mereka buat agar bisa laku di pasaran. Jadi tidak hanya menciptakan tapi juga bisa laku kayak sepatu yang dibeli sama Pak Jokowi”
Didiet juga berharap pemerintah membuat anggaran khusus untuk penyerapan produk hasil budaya seperti tenun. Selain itu, perlu pembekalan ilmu pengetahuan agar produk yang dihasilkan perajin tidak kalah bersaing di luar negeri. “Tidak hanya diserap karena kewajiban, tetapi juga di situ memang orang senang untuk membelinya,” tambah Didiet.
Kecintaan yang ditunjukkan Presiden pada wastra nusantara diharapkan bisa menginspirasi generasi muda untuk semakin berkarya dengan wastra. Pemerintah juga diharapkan memiliki semacam peta jalan program pembinaan dan penyerapan produk UMKM berbasis budaya. Dengan demikian, pemerintah bisa mendukung secara langsung program untuk keberlanjutan wastra tenun.
“Jadi kita sangat bersyukur punya Presiden seperti Presiden Jokowi yang memang walk the talk, apa yang dia omongin itu sesuai dengan apa yang dia pakai atau apa yang dijalankan. Jangan hanya mencintai tetapi mari kita mencintai dengan membeli dan mendukung,” ucap Didiet.
Menciptakan Kesempatan
Mengakhiri rangkaian kegiatan kunjungan kerja di Provinsi Bali, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo mengunjungi Sentra Tenun Jembrana, Kabupaten Jembrana, pada Kamis, 2 Februari 2023. Dalam kunjungan tersebut, Presiden dan Ibu Iriana tampak berkeliling sambil menyapa dan memberikan bantuan sosial kepada para pedagang.
Perancang Busana yang dikenal sebagai Fashion Guru, Musa Widyatmodjo berharap pemerintah bisa membuat peraturan secara nasional yang bisa menciptakan alasan-alasan atau kesempatan-kesempatan bagi masyarakat untuk lebih sering menggunakan tenun. “Dengan adanya peraturan, himbauan, keputusan, itu menjadi sebuah dorongan untuk menghidupkan pemakaiannya dalam kehidupan nyata,” ucapnya.
“Sesuatu (kebijakan) yang murah tidak perlu anggaran besar. Pada akhirnya, masyarakat akan membeli sesuai dengan kelasnya masing-masing, yang mahal hidup, yang murah juga hidup”
Presiden Jokowi sebenarnya sudah memulai mengajak masyarakat mencintai wastra nusantara dengan rutin memakai busana adat di setiap peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan RI dan pidato kenegaraan. “Misalnya kalau ada kegiatan DPR-MPR itu, wakil-wakil rakyat itu juga wajib untuk berbusana tradisional mewakili rakyat-rakyatnya,” kata Musa.
Jika tidak dirangsang dengan kebijakan pemerintah untuk rutin memakai tenun, kebanyakan orang sekadar membeli tenun untuk disimpan. “Sesuatu (kebijakan) yang murah tidak perlu anggaran besar. Pada akhirnya, masyarakat akan membeli sesuai dengan kelasnya masing-masing, yang mahal hidup, yang murah juga hidup,” tambah Musa.
Baca Juga: Kain Tenun Ikat Dipakai Presiden, Perajin di Kediri Termotivasi
Musa menegaskan bahwa penampilan wastra nusantara memang lekat dengan kesan formal karena diwariskan untuk kebutuhan adat-istiadat dan budaya. Adat-istiadat dan budaya itu selalu lekat dengan aturan yang ketat. Peraturan itulah yang membuat wastra nusantara menjadi terkesan formal.
Warna kain-kain tradisional, misalnya, umumnya berwarna cerah atau warna-warna yang gelap. sedangkan tren casual yang ringan identik dengan warna-warna yang pucat, lembut, bersih, dan energik. Beragam inovasi dalam mengolah tenun, termasuk meleburkannya dalam wujud sepatu, bisa menjadi strategi jitu untuk menyasar generasi muda.
Dengan membeli sepatu kets tenun endek Bali, Presiden secara tidak langsung kembali meneguhkan bahwa tenun bukan sekedar untuk kebutuhan seremonial adat. Tetapi, sudah menjadi bagian gaya hidup modern. Dibanding batik yang telah lebih populer, pemakaian tenun masih harus terus dirangsang dengan beragam kebijakan yang diharapkan dibuat oleh pemerintah. (WKM)