Setelah lebih 33 purnama terhenti karena pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo kembali melanjutkan kebiasaan ”main” ke mal di sela-sela kunjungan kerja ke daerah.
Oleh
NINA SUSILO, MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·5 menit baca
Bertandang ke mal menjadi kebiasaan Presiden Joko Widodo di sela-sela kunjungan kerja ke daerah. Jika punya waktu luang di sore hari atau malam, orang nomor satu di Indonesia bisa tiba-tiba berbelok ”main” ke mal yang sedang hits di daerah tersebut. Bisa sekadar mampir, berjalan-jalan, atau bahkan makan malam sambil menyapa rakyat sekaligus mengamati geliat ekonomi di daerah.
Kehadiran Presiden Jokowi di mal tentu membuat masyarakat yang kebetulan berada di tempat sama gembira. Apalagi, Presiden biasanya tak hanya menyapa, tetapi juga bersedia jika diajak berswafoto.
Wartawan yang biasa meliput kegiatan kunjungan kerja Presiden ke daerah cukup terbiasa dengan acara dadakan ke mal yang tak masuk dalam agenda sebelumnya. Meliput berarti harus gesit menyelinap di antara kerumunan warga dan barikade Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) serta petugas pengamanan lapis kedua.
Namun, semua itu terhenti sejak pandemi Covid-19 melanda pada Maret 2020 . Pembatasan mobilitas yang awalnya dinamakan pembatasan sosial berskala besar dan kemudian menjadi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat mal sepi. Kegiatan Presiden menyambangi mal pun terhenti. Wartawan Istana pun tak lagi ikut meliput dalam rombongan kunjungan kerja Presiden.
Kini, setelah 33 purnama berlalu, PPKM diputuskan untuk dicabut, meski pandemi Covid-19 belum berakhir. Presiden Jokowi sendiri yang mengumumkan pencabutan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta, 30 Desember lalu. Presiden Jokowi pu mulai melanjutkan kebiasaan mampir ke mal saat kunjungan kerja ke daerah.
Saat kunjungan kerja ke Pekanbaru, Provinsi Riau, Rabu (4/1/2023) malam, Presiden Jokowi bersama para menteri tiba-tiba mampir ke Mal Living World di Jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru. Masyarakat langsung antusias melihat Presiden Jokowi berjalan-jalan di mal bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Tak hanya memanggil nama, masyarakat juga mengabadikan Presiden dari dekat dengan gawainya. Beberapa, bahkan, mengajak Presiden dan para menteri berswafoto bersama.
Rombongan Presiden kemudian mampir ke salah satu gerai pakaian lokal. Pratikno, Erick, dan Basuki tak kuasa menolak ajakan Presiden. Mereka pun akhirnya berbelanja pakaian di gerai itu.
”Ini beli, ayo,” ajak Presiden kepada ketiga menterinya.
”Ukuran saya ada enggak ya Pak,” jawab Basuki.
”Ya tanya saja (ada tidak ukuran yang sesuai),” timpal Presiden.
Pilihan jatuh pada sweter berwarna merah marun bertulisan jenama Hammer. Presiden dan para menteri kompak mengenakan langsung sweter yag baru saja mereka beli. Harganya Rp 320.000 setelah dikorting. Kebetulan sedang ada promosi potongan harga di gerai jenama lokal itu.
”Ini baru saja membeli (produk) brand asli Indonesia, Hammer," tutur Presiden.
”Ini boyband,” timpal Praktino berseloroh mengenai sweter ”seragam” yang mereka kenakan.
Erick yang memilih jaket baseball berwarna biru putih dengan hiasan huruf H tak mau kalah. ”Ini (yang berseragam sweter merah marun) boyband-nya. Ini (menunjuk diri sendiri) bodyguard-nya,” seloroh Erick disambut gelak tawa Presiden Jokowi, Pratikno, dan Basuki.
Presiden memang kerap berbelanja produk lokal buatan anak bangsa. Sepatu kets yang sering dikenakan Presiden sejak tahun 2018 merupakan buatan NAH Project di Bandung, Jawa Barat. Begitu pula sepatu pantofel yang dikenakan berjenama Buccheri, produk lokal yang gerai pertamanya dibuka tahun 1980 di Pasar Baru, Jakarta.
Sebagai bentuk dukungan pada UMKM di Tanah Air, pada medio 2020, Presiden meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Tujuannya, mendorong UMKM lokal lebih maju dan berani bersaing.
Mulai normal
Kehadiran Presiden di pusat perbelanjaan setidaknya memberi semangat dan harapan bagi rakyat. Yuzi, pramuniaga di gerai Hammer di Mal Living World Pekanbaru, tak hanya gembira dengan kunjungan Presiden. Apalagi, Presiden juga berbelanja di tokonya.
Kunjungan Presiden memiliki arti penting, yaitu menunjukkan bahwa kondisi darurat kesehatan telah berhasil dikendalikan dengan baik.
Dia mengatakan, penjualan sangat rendah ketika PPKM. ”Sekarang lumayan, mulai normal. Semoga di 2023 tidak ada lagi Corona supaya penjualan kami meningkat, soalnya Corona, tuh, dampak kali sama kami, jelek kali dampaknya,” tutur Yuzi.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) pun menyambut baik kunjungan Presiden Jokowi ke beberapa pusat perbelanjaan. Apalagi, kunjungan tidak hanya dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan yang berlokasi di ibu kota negara, tetapi juga di banyak daerah.
Kunjungan Presiden ke pusat perbelanjaan diyakini akan berdampak positif terhadap bisnis pusat perbelanjaan dan industri ritel. ”Kunjungan Presiden memiliki arti penting, yaitu menunjukkan bahwa kondisi darurat kesehatan telah berhasil dikendalikan dengan baik,” ujar Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja, Jumat (6/1/2023).
Bukan hanya itu, kehadiran Presiden di pusat perbelanjaan juga menjadi semacam ajakan agar masyarakat tidak khawatir lagi untuk bermain dan berbelanja. Kunjungan semacam itu menjadi penting, terutama di tengah upaya membangkitkan ekonomi setelah terpukul pandemi Covid-19. Apalagi, banyak kalangan, termasuk pemerintah, memprediksikan perekonomian tahun 2023 akan penuh dengan tantangan yang tidak mudah dan tidak ringan.
”Bapak Presiden Jokowi telah menunjukkan optimisme dengan mendorong roda usaha ataupun roda perekonomian agar tetap terus bergerak agar supaya kondisi tidak menjadi semakin berat dan semakin terpuruk,” kata Alphonzus.
Lebih dari itu, pilihan Presiden memulai kembali kebiasaan mampir ke mal dianggap sebagai pertanda bahwa perdagangan dalam negeri menjadi salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional di tengah gejolak global yang masih belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Diharapkan, kunjungan itu dapat memulihkan kunjugngan ke pusar perbelanjaan.
”Tahun ini targetnya kunjungan ke pusat perbelanjaan bisa lebih dari 100 persen. Atau paling tidak mencapai rata-rata 100 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi,” ucap Alphonzus.
Selaras dengan seruan Presiden Jokowi agar bangga pada produk lokal, Alphonzus menyebut bahwa pusat perbelanjaan memiliki komitmen untuk selalu mendukung produk dan merek dalam negeri. Mayoritas pusat perbelanjaan juga sudah didominasi gerai yang menjual produk dan merek lokal.
“Diharapkan juga akan lebih banyak lagi para pelaku usaha dalam negeri untuk mengisi sektor ataupun kategori kelas atas yang saat ini jumlahnya relatif masih kurang,” kata Alphonzus.
Kualitas produk memang sangat penting bagi sebuah jenama agar dapat diterima luas oleh semua kalangan masyarakat. Namun, promosi dari para petinggi negeri juga tak kalah penting. Jangan sampai gerakan bangga pada produk dalam negeri hanya sebatas jargon. Para pejabat negara semestinya memberi teladan dengan lebih memilih produk buatan anak bangsa ketimbang produk impor.