Jokowi Lempar Kode Ciri Pemimpin yang Memikirkan Rakyat
”Dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat. Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua, ada,” kata Presiden Jokowi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NIKOLAUS HARBOWO
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo melempar kode mengenai ciri pemimpin yang memikirkan rakyat. Selain wajahnya penuh dengan kerutan, seorang pemimpin yang memedulikan rakyat biasanya juga terlihat dari rambutnya yang memutih. Bukan hanya itu, pemimpin yang selalu ingin dan rela turun ke bawah untuk merasakan langsung keringat rakyat.
Kode itu beberapa kali disampaikan Presiden Jokowi di hadapan ribuan sukarelawan dalam acara Nusantara Bersatu, Satu Komando untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). ”Jangan sampai, saya ulang, jangan sampai kita memilih pemimpin yang senang duduk di Istana yang AC-nya sangat dingin. Ini negara besar. Ini negara besar. Jangan hanya duduk manis di Istana Presiden. Carilah, saya ingatkan, carilah pemimpin yang senang dan mau turun ke bawah, (pemimpin) yang mau merasakan keringatnya rakyat,” ujarnya.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pada acara yang digelar Gerakan Nusantara Bersatu itu Presiden juga menyampaikan bahwa pemimpin yang memikirkan rakyat itu terlihat dari wajahnya. ”Dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat. Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua, ada. Ada itu,” kata Jokowi sembari tersenyum.
Tak cukup sekali, Jokowi kembali mengulang pernyataannya mengenai ciri pemimpin memikirkan rakyat. ”Saya ulang, jadi, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya. Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati, lihat juga. Lihat rambutnya, wah, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga menekankan arti penting menjamin keberlanjutan pembangunan dan arahnya sesuai jalur yang tepat. Hal ini berkonsekuensi pada pencarian pemimpin Indonesia ke depan yang mengerti perasaan dan kebutuhan rakyat.
”(Hal) yang sudah kita bangun harus kita jamin keberlanjutannya. Setuju? Inilah yang harus kita jaga bersama-sama, bukan hanya untuk 2024, bukan hanya untuk 2029, tetapi untuk Indonesia Emas 2045 dan seterusnya,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidatonya.
Di hadapan para sukarelawan tersebut Presiden Jokowi mengingatkan agar jangan hanya karena kepentingan sesaat atau jangka pendek dan kepentingan politik kemudian lupa menjaga keberlanjutan pembangunan yang telah dimulai. ”Kemudian menjaga juga, jangan lupa, menjaga agar yang sudah di jalur yang tepat ini, yang sudah on the right track ini, terus bisa dilanjutkan. Konsekuensinya adalah dalam mencari pemimpin ke depan, pemimpin seperti apa yang kita cari?” ujarnya.
Saya ulang, jadi, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya. Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati, lihat juga. Lihat rambutnya, wah, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini.
Presiden Jokowi pun kembali mengingatkan agar hati-hati dalam memilih pemimpin yang mengerti hal yang dirasakan rakyat. ”Pilih nanti di 2024, pilih pemimpin yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat. Setuju? Juga pilih pemimpin, pilih pemimpin, yang tahu, yang tahu, apa yang diinginkan oleh rakyat. Apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Setuju?” katanya disambut seruan persetujuan dari hadirin.
Presiden Jokowi menambahkan bahwa Indonesia adalah negara dan bangsa yang besar. ”Buat saya, ini prinsip yang paling penting (dalam) mengelola negara seperti Indonesia, (yakni) pemimpinnya seperti apa? Pemimpin Indonesia, memimpin Indonesia, itu harus menyadari, harus menyadari, mengenai keberagaman Indonesia,” ujarnya.
Terkait keberagaman tersebut, Presiden Jokowi pun merinci bahwa Indonesia memiliki 714 suku, 1.300 lebih bahasa daerah, dan perbedaan agama. Oleh sebab itu, pemimpin Indonesia harus menyadari keberagaman Indonesia.
”Terakhir, kita harus yakin akan kemampuan kita sendiri. Sekali lagi, kita harus yakin akan kemampuan kita sendiri. Kita harus percaya diri dan optimis(tis). Waktu kemarin di G20, semua lihat, kan? Kita mampu berdiri tegak dengan kepala mendongak di antara negara besar dunia,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi pun bergerak sedikit menjauhi podium sembari memperagakan gayanya saat bersalaman dengan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 Bali beberapa waktu lalu. Gestur Jokowi bersalaman terlihat berposisi berdiri tegak dan kepala tidak menunduk.
”Di sana negara besar, di sini juga negara besar. Saya salaman juga begini. Dengan negara-negara Eropa, kita juga tidak menunduk-nunduk. Salaman juga begini. Kita harus percaya diri dan optimis(tis). Mampu berdiri tegak dengan kepala mendongak menunjukkan bahwa kita adalah bangsa besar yang benar-benar memiliki keinginan untuk menjadi negara maju dengan kerja keras yang tinggi, dengan kerja keras tanpa lelah, dengan kerja keras tanpa menyerah,” kata Presiden Jokowi.
Dia pun meminta agar jangan sedikit-sedikit mengeluh karena itu bukan ciri bangsa pekerja keras. ”Setuju? Semuanya harus bekerja keras, setuju? Semuanya harus bekerja keras tanpa lelah, tanpa menyerah, setuju? Jayalah negeriku, Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi tidak menampik bahwa sebagai manusia biasa tentu ada kekurangan yang perlu dikoreksi atau dievaluasi. ”Bahwa perlu ada yang dikoreksi, ya, kita harus koreksi karena kita manusia biasa yang penuh dengan kekurangan. Bahwa perlu ada yang dievaluasi, ya, memang harus dievaluasi, diperbaiki karena kita juga manusia biasa yang penuh dengan kekurangan. (Hal ini) karena juga situasi sekarang sangat sulit, situasi pandemi, situasi ekonomi global, situasi resesi global sangat sulit, itulah yang harus kita perbaiki,” katanya.
Di bagian akhir pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa belum semua hal yang dicita-citakan tercapai. ”Apa yang kita cita-citakan belum semuanya tercapai. Oleh karena itu, sekali lagi, keberlanjutan itu sangat penting sekali. Kesamaan visi dan misi ke depan itu sangat penting sekali. (Hal) yang sudah on the right track, di jalur yang benar, harus diteruskan, dilanjutkan, setuju? Sekali lagi, jayalah negeriku, NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Ikut arahan Jokowi
Sementara itu, di sela-sela acara Nusantara Bersatu, sejumlah perwakilan dari sukarelawan Nusantara Bersatu menyampaikan pernyataan sikap mereka yang diberi judul ”Risalah Nusantara”. Mereka mengklaim diri sebagai perwakilan dari 37 provinsi yang ada di Indonesia.
Salah satu perwakilan menyampaikan, selama sewindu terakhir, Presiden Jokowi telah menorehkan sejumlah prestasi, di antaranya pembangunan infrastruktur dari hulu ke hilir, peningkatan sumber daya manusia, dan pertumbuhan ekonomi.
Sehubungan dengan hal itu, para sukarelawan kini berkumpul untuk menjadi saksi dan memastikan pembangunan Indonesia, baik infrastruktur maupun sumber daya manusia, tak berhenti. Pemerataan ekonomi juga harus terus terjadi sehingga tidak ada lagi ketimpangan di seluruh negeri.
Mereka meyakini, bersama Jokowi, bangsa ini mampu melewati arus ketidakpastian global, mampu menyelesaikan dampak pandemi Covid-19, serta membawa ekonomi terus berkelanjutan. Apalagi, dengan adanya Ibu Kota Nusantara nanti, perekonomian diyakini dapat bergerak lebih cepat dan membawa Indonesia pada peradaban baru.
”Maka, kami sukarelawan Jokowi berhimpun dalam gerakan Nusantara Bersatu, bersama Presiden Jokowi, kami berkomitmen membentuk barisan kuat, mengawal Indonesia Emas 2045. Indonesia yang maju,” kata salah satu perwakilan tersebut.
Di akhir pembacaan pernyataan sikap, mereka bersama-sama meneriakkan bahwa pada 2024 mendatang para sukarelawan akan mengikuti arahan Presiden Jokowi. ”2024, manut (Jawa: ikut) Jokowi. 2024, manut (ikut) Jokowi. 2024, manut (ikut) Jokowi,” pekik mereka.
Ditemui seusai acara, Aminuddin Ma’ruf selaku Ketua Panitia Nusantara Bersatu mengatakan, acara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan 30 perwakilan sukarelawan bersama Presiden Jokowi, beberapa minggu lalu. Saat itu, para sukarelawan meminta izin kepada Jokowi untuk menggelar kegiatan Nusantara Bersatu.
Aminuddin menyebut, setidaknya 80.000 sukarelawan, baik di tingkat nasional maupun daerah, ikut memeriahkan acara Nusantara Bersatu. Menurut dia, gerakan Nusantara Bersatu ini ingin mencoba mengolaborasikan antara gerakan sukarelawan di tingkat nasional dan di tingkat lokal untuk seritme dan seirama dengan arahan Jokowi.
”Biar nanti pas Presiden Pak Jokowi menyampaikan arahannya, mesinnya sudah siap,” ujar Aminuddin yang juga menjabat Staf Khusus Presiden.
Ia enggan berspekulasi sosok yang dimaksud Jokowi ketika menyatakan seorang pemimpin terlihat dari kerutan wajah dan memiliki rambut putih. ”Kami menunggu arahan yang jelas dan tadi Pak Jokowi waktu turun ke bawah (tribune), kami berdialog sekitar 20 menit dengan Pak Presiden, di ruang holding. Beliau masih menyampaikan, belum ada arahan,” ucapnya.