Hari Ini, 39 Bakal Calon Ketua Umum Muhammadiyah Dipilih lewat E-voting
Untuk pertama kalinya, Muhammadiyah dan Aisyiyah menggunakan e-voting untuk memilih 39 calon tetap anggota PP Muhammadiyah. Sebanyak 39 nama itulah yang akan diajukan untuk dipilih menjadi anggota PP Muhammadiyah.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah memulai rangkaian muktamar ke-48 dengan menggelar tanwir yang digelar sepanjang Jumat (18/11/2022) ini. Selain membahas laporan pertanggungjawaban Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta program dan isu-isu strategis yang akan didiskusikan dalam muktamar, dalam tanwir itu juga akan dipilih 39 dari 92 calon ketua umum melalui sistem pemilihan elektronik atau e-voting.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan, proses penjaringan calon anggota PP Muhammadiyah sudah berlangsung selama dua tahun. Dari proses seleksi itu diperoleh 92 bakal calon anggota PP Muhammadiyah. ”Pada tanwir ini juga akan ada pemilihan anggota pimpinan dari sejumlah calon yang sudah disiapkan oleh panlih (panitia pemilih) dengan proses seleksi selama dua tahun itu yang nanti memilih 39 orang,” ujar Haedar sebelum membuka tanwir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sebanyak 92 bakal calon dimaksud di antaranya 13 pimpinan pusat periode 2015-2020. Selain Haedar, ada pula Yunahar Ilyas, Dahlan Rais, Muhammad Busyro Muqoddas, Abdul Mu’ti, Anwar Abbas, Muhadjir Effendy, Syafiq A Mughni, Dadang Kahmad, Suyatno, Agung Danarto, Goodwill Zubir, dan Hajriyanto T Thohari.
Berbeda dengan Muhammadiyah, jumlah bakal calon anggota PP Aisyiyah yang masuk penjaringan sebanyak 105 orang. Dari jumlah itu akan dipilih 39 orang menjadi calon tetap anggota PP Aisyiyah.
Kita tidak pernah cemas dengan hal-hal negatif. Karena apa, di balik sistem e-voting itu ada trust, amanah, integritas warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Menurut rencana, pemilihan 39 calon tetap anggota PP Muhammadiyah dan Aisyiyah dilaksanakan melalui e-voting. Haedar dalam pidato pembukaan tanwir mengatakan bahwa pemilihan calon pimpinan pusat, baik di tahap tanwir maupun muktamar, akan dilakukan menggunakan sistem pemilihan elektronik atau e-voting. Muhammadiyah menjadi pelopor organisasi yang menerapkan sistem tersebut. Meski merupakan sistem baru, pihaknya tidak pernah mencemaskan hal-hal negatif yang berpotensi muncul.
”Kita tidak pernah cemas dengan hal-hal negatif. Karena apa, di balik sistem e-voting itu ada trust, amanah, integritas warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah,” ujar Haedar.
Ia menambahkan, penggunaan sistem e-voting merupakan wujud adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih. Hal itu penting karena persyarikatan memerlukan reformasi organisasi dan kaderisasi secara sistematis. Sebab, setiap pengurus baik di daerah maupun wilayah akan datang dan pergi, termasuk dalam setiap posisi dan jabatannya.
”Kita diajari oleh Muhammadiyah jangan mencari jabatan. Sekali diberi amanah, tunaikan dengan baik. Akan tetapi, ketika tidak diberi amanah, tetap berkhidmat,” kata Haedar.
Menurut dia, prinsip tersebut menjadikan gelombang baru pembinaan kader yang lebih mutakhir sebagai keniscayaan ke depan. Apalagi, saat ini populasi masyarakat didominasi generasi milenial, generasi Z, dan generasi post-Z yang menurut berbagai kajian mulai meragukan agama dan keberadaan ormas keagamaan. Untuk itu, kaderisasi dan pengembangan sumber daya manusia persyarikatan harus direncanakan secara optimal.
Pemilihan direncanakan akan berlangsung selama satu hari. Sebanyak 39 calon tetap yang terpilih akan diajukan ke forum muktamar, Sabtu (19/11/2022). Selanjutnya, sebanyak 260 peserta muktamar akan memilih 13 nama dari 39 calon anggota PP Muhammadiyah. Setelah terpilih, 13 anggota PP Muhammadiyah akan bermusyawarah untuk menetapkan salah seorang dari mereka sebagai ketua umum.
Apresiasi
Secara terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi sumbangsih Muhammadiyah terhadap bangsa selama ini. ”Muhammadiyah sangat dinamis dan bersinergi dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan program-program kerja Presiden Joko Widodo. Peran aktif Muhammadiyah turut memulihkan perekonomian nasional pascapandemi Covid-19 dan komitmen untuk terus membangun Indonesia melalui berbagai sektor,” tuturnya.
Mantan Panglima TNI itu mengungkapkan, Muhammadiyah telah membuktikan kemampuan menangani pandemi Covid-19 sekaligus dampak resesi ekonomi global. Selama pandemi, setidaknya 89 rumah sakit milik Muhammadiyah dilibatkan dalam penanganan Covid-19.
Oleh karena itu, Moeldoko mengharapkan, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah mampu mencetak pemimpin yang berani bergerak memberikan solusi serta berperan aktif mengisi isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan menjadi Indonesia yang kuat dan bermartabat. ”Islam berkemajuan merupakan risalah pandangan agama yang damai, menyatukan, dan memajukan kehidupan bangsa, gerakan dakwah peradaban menuju Indonesia Emas 2045, generasi muda unggul dan berdaya saing,” tuturnya.
Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah akan dibuka di Stadion Manahan, Kota Surakarta, pada Sabtu (19/11/2022). Menurut rencana, pembukaan muktamar akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Sementara suasana Kota Surakarta dan Sukoharjo mulai semarak. Di sepanjang jalan protokol terpasang bendera Muhammadiyah serta berbagai poster menyambut muktamar. Selain itu, didapati pula baliho ucapan selamat muktamar dari berbagai tokoh dan politisi nasional seperti Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan sejumlah pimpinan partai politik.