Anggaran Latihan Marinir Dinaikkan Tiga Kali Lipat
Korps Marinir TNI AL akan meningkatkan anggaran untuk latihan dan juga jumlah personel. Selain itu, untuk bisa mempelajari perang modern, Korps Marinir akan belajar pada Marinir Korsel dan AS.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menyikapi perkembangan teknologi dan lingkungan strategis, Korps Marinir meningkatkan anggaran latihannya. Korps Marinir di Korea Selatan dan Amerika Selatan menjadi acuan untuk studi banding tentang penggunaan korps marinir dalam perang modern.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono, seusai upacara perayaan Hari Ulang Tahun Ke-77 Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Lebih lanjut Heri menyampaikan, peningkatan anggaran latihan pada tahun 2023 itu dilakukan dengan latar belakang perkembangan lingkungan strategis. ”Ini termasuk teknologi dan ancaman ke depan,” kata Heri.
Ia mengatakan, untuk bisa mempelajarai perang modern dan peranan korps marinir di sejumlah negara, Korps Marinir TNI AL akan melakukan studi banding dengan beberapa korps marinir di negara lain, di antaranya dengan Korsel dan AS. Studi banding dengan Marinir di kedua negara itu diharapkan bisa meningkatkan kemampuan Korps Marinir TNI AL.
”Di samping juga jumlah prajuritnya meningkat,” katanya.
Ia mengatakan, pengembangan sumber daya manusia (SDM), baik dari sisi kualitas dan kuantitas, menjadi fokus. Saat ini ada tiga pasukan marinir di Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), dan Sorong (Papua). Secara bertahap satuan-satuan itu akan diisi. Selain itu, kemampuan SDM harus ditingkatkan.
”Anggaran latihan kita naikkan tiga kali lipat, supaya mereka (prajurit) berlatih dengan baik, meningkatkan kemampuan bertempur dan bertarung,” ucapnya.
Pengajar Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Muhammad Arif, mengatakan, berdasarkan pengamatannya, perkembangan lingkungan strategis menjadi faktor yang jadi pertimbangan TNI, termasuk Korps Marinir. Narasi tentang Laut China Selatan juga sering muncul.
Faktor lain, Arif melihat bahwa Korps Marinir TNI AL melihat peluang di tengah kompetisi geopolitik. Saat ini, AS sangat memperhatikan kawasan Asia Pasifik. Korps Marinir AS menjadi sangat penting karena doktrin perang AS yang memproyeksikan pasukannya dengan peperangan di wilayah yang jauh dari daratan AS. Hal ini membuat AS semakin menggandeng militer-militer di kawasan itu.
”Korps Marinir melihat ini peluang bagus untuk meningkatkan kemampuannya bertempur,” kata Arif.
Menurut dia, Korsel dan AS memiliki doktrin peperangan yang hampir sama untuk marinir. Oleh karena itu, akan lebih memudahkan bagi marinir TNI AL untuk melakukan studi banding ke kedua negara ini. ”Operabilitas bisa meningkat dan prosesnya jadi lebih sederhana,” kata Arif.
Namun Arif mengatakan, dalam upaya peningkatan kemampuan itu, ada pra-kondisi yang harus ditempuh. Ia mengatakan, menjadi hal yang klasik tentang kurangnya persenjataan marinir dari sisi kualitas dan kuantitas.
Butuh modernisasi
Heri mengakui bahwa Korps Marinir membutuhkan modernisasi alat utama sistem persenjataan dan masih menunggu realisasi dari Kementerian Pertahanan. ”Kita sudah berusaha untuk modernisasi tank BMP3F dan PT 76. Tahun 2023 nanti ada 57 tank BMP yang punya sistem kendali senjata,” kata Heri.
Selain itu, Korps Marinir juga melengkapi pasukan khususnya dengan alat-alat penembak runduk dan pesawat nirawak. “Tahun 2023 kita tunggu 20 kendaraan pendaratan amfibi dan 12 artileri pertahanan udara,” kata Heri.