Dianugerahi Gelar Doktor Kehormatan, Puan: Kerja Keras untuk Diakui Publik
Ketua DPR Puan Maharani mendapat gelar doktor ”honoris causa” dari Pukyong National University, Busan, Korea Selatan. Menurut Puan, butuh kerja keras untuk mencapai eksistensi sebagai politisi yang diakui publik.
Oleh
MARCELLUS HERNOWO dari KOREA SELATAN
·4 menit baca
BUSAN, KOMPAS — Sebagai cucu dari Presiden pertama RI Soekarno serta putri dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas yang semasa hidupnya pernah mejabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Puan Maharani tidak berarti dengan serta-merta ia menjadi politisi dan praktisi kenegaraan. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menegaskan pentingnya kerja keras untuk menjadi politisi yang diakui publik.
”Nasib kita bukanlah hal yang harus ditunggu, melainkan yang harus dicapai. Dicapai dengan memilih jalan, menempuh, dan meraihnya dengan perjuangan,” kata Puan dalam pidato ilmiahnya di Pukyong National University (PKNU), Busan, Korea Selatan, Senin (7/11/2022).
Puan mendapat gelar doktor kehormatan atau honoris causa bidang ilmu politik dari PKNU. Ini merupakan doktor kehormatan kedua untuk Puan. Pada 14 Februari 2000, ia juga mendapat gelar yang sama dalam bidang kebudayaan dan kebijakan pembangunan nasional dari Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.
Nasib kita bukanlah hal yang harus ditunggu, melainkan yang harus dicapai. Dicapai dengan memilih jalan, menempuh, dan meraihnya dengan perjuangan.
Penganugerahan doktor kehormatan itu dihadiri sekitar 250 hadirin. Selain Megawati, hadir pula Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Hendrar Prihadi, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko, pimpinan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang bekerja sama dengan PKNU, serta Ketua DPP PDI-P Rokhmin Dahuri.
Hadir juga Ketua Fraksi PDI-P di DPR Utut Adianto, Sekretarsi Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto, dan sekitar 40 anggota Fraksi PDI-P serta Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar. Selain pin yang merupakan tanda sebagai anggota legislatif, para anggota DPR yang hadir ini mengenakan pin warna emas dengan gambar dan tulisan Puan Maharani.
Sesudah acara penganugerahan dan di sela-sela waktu luang saat mengikuti acara selanjutnya, sejumlah anggota DPR yang hadir meneriakkan, ”Mbak Puan Presiden!” Teriakan senada juga sempat muncul seusai makan malam bersama yang digelar Wali Kota Busan pada Minggu (6/11/2022) malam. Namun, Puan tak memberikan reaksi atas teriakan-teriakan itu.
Kehidupan politik
Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul ”Demokrasi Pancasila untuk Mewujudkan Indonesia dan Dunia yang Lebih Sejahtera, Adil, Aman, dan Berkelanjutan”, Puan menuturkan, ia mulai mengikuti politik dengan aktif di PDI-P. ”Secara bertahap saya dapat memahami dinamika dan dialektika politik,” tuturnya.
Menurut Puan, demokrasi adalah alat untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Demokrasi menjamin partisipasi warga, termasuk perempuan, dalam mengartikulasikan hak-haknya di segala bidang.
”Laki-laki dan perempuan adalah dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayapnya sama kuatnya, terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya,” kata Puan yang beberapa kali suaranya terdengar tercekat karena terharu saat pidatonya membahas tentang peran perempuan.
Agar demokrasi di Indonesia semakin maju, diperlukan pemilu yang berkualitas. Juga dibutuhkan partai yang semakin maju dalam mengartikulasikan kepentingan rakyat dan memegang teguh komitmennya dalam menjaga serta mengawal ideologi bangsa dan memperkukuh persatuan bangsa.
Sementara itu, Rektor PKNU Jang Yeong-soo mengatakan, Indonesia merupakan mitra utama Korea dan menjadi pemain kunci dalam panggung politik serta ekonomi internasional. ”Kita tidak bisa membicarakan sejarahnya tanpa membahas kontribusi dari keluarga Ketua DPR Puan Maharani,” ujarnya.
Menurut Jang Yeong-soo, Puan memiliki pengalaman dan kompetensi yang sangat baik sebagai seorang pemimpin. Puan menjadi perempuan pertama yang menjabat menteri koordinator serta perempuan pertama dan termuda yang menjabat Ketua DPR.
Hubungan antara Puan dan PKNU diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatkan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di berbagai bidang.
Megawati, yang mendampingi Puan, menyatakan bangga atas gelar doktor kehormatan yang diraih putrinya itu. Ia menantang Puan untuk mendapatkan gelar melebihi dirinya dan Bung Karno.
Setelah penganugerahan gelar doktor kehormatan, dilakukan penanaman pohon di halaman PKNU dan penandatanganan nota kesepahaman antara PKNU dan delapan universitas di Tanah Air. Universitas itu adalah Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pattimura, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret, Universitas Mataram, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Makassar. Acara diakhiri dengan peninjauan ke PKNU maritime training vessel dan ke Busan Indonesia Center di Busan.