Kontrak Efektif Bulan Ini, Airbus Siapkan Jalur Produksi A400M Pesanan Indonesia
Pemerintah Indonesia menandatangani kontrak pembelian dua unit pesawat angkut Airbus A400M pada ajang Dubai Airshow 2021 yang akan efektif pada 2021. Kedua unit pesawat tersebut akan dioperasikan TNI Angkatan Udara.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kontrak pembelian pesawat angkut multiperan Airbus A400M oleh Pemerintah Indonesia akan efektif pada November 2022 ini. Saat ini, Airbus telah mengamankan jalur produksi untuk dua unit A400M yang dipesan Pemerintah Indonesia tersebut.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian dua unit pesawat angkut Airbus A400M pada ajang Dubai Airshow 2021 yang akan efektif pada 2021. Kedua unit pesawat tersebut akan dioperasikan TNI Angkatan Udara. Pada kesempatan itu, Pemerintah Indonesia juga menandatangani letter of intent (LoI) untuk pembelian 4 unit A400M di masa mendatang.
Terkait kontrak pembelian tersebut, Airbus Chief Representative Indonesia Dani Adriananta, dalam jumpa pers menjelang gelaran Indo Defence 2022, Selasa (1/11/2022), di Jakarta, mengatakan, pihak Airbus masih meyakini bahwa kontrak pembelian 2 unit Airbus A400M tersebut akan efektif pada November ini. Adapun ajang Indo Defence akan digelar pada 2-5 November 2022.
Menurut Dani, untuk mengefektifkan kontrak tersebut, memang diperlukan syarat-syarat tertentu, seperti pembayaran uang muka (down payment) dan konfirmasi persetujuan atas kontrak tersebut. ”Itu semua sudah berjalan,” kata Dani.
Terkait dengan kontrak tersebut, HO Asia Pacific Airbus Defence and Space Johan Pelissier mengatakan, Airbus telah mengamankan jalur produksi untuk 2 unit A400M pesanan Indonesia. Dengan demikian, ia memastikan pesanan tersebut akan segera dikerjakan begitu kontrak efektif.
Jadi sudah ada (jalur produksinya).
”Jadi sudah ada (jalur produksinya),” kata Pelissier.
Meski demikian, menurut Dani, pihaknya tidak bisa membuka perihal waktu penyelesaian penyerahan pesawat Airbus A400M tersebut ke Pemerintah Indonesia. Namun, ia memastikan bahwa waktu penyerahan itu sudah tertuang dalam kontrak.
Terkait dengan imbal dagang (offset) atau transfer teknologi bagi Indonesia atas pembelian A400M, Dani memastikan hal itu akan dilakukan terkait dengan rencana pembelian 4 unit A400M tambahan. Untuk itu, ia berharap agar kerja sama terus berlanjut sehingga dimungkinkan untuk dibangun center of excellence.
Terlebih, lanjut Dani, Airbus telah lama menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak di Indonesia dan berkomitmen untuk mengembangkan kerja sama yang sudah ada. Salah satu rekan strategis Airbus, lanjut Dani, adalah PT Dirgantara Indonesia dan juga Defence Industry Indonesia atau Defend ID, grup badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertahanan.
Terkait dengan kemampuan pesawat Airbus A400M tersebut, Pelissier memastikan bahwa pesawat tersebut memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pesawat angkut sejenis yang dioperasikan TNI AU. Keunggulan itu adalah daya jangkau yang lebih panjang, kecepatan yang lebih cepat, serta daya angkut yang lebih besar. Pesawat tersebut memiliki fungsi strategis untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia.
Indo Defence 2022
Terkait dengan Indo Defence 2022, Pelissier mengatakan, Indonesia telah menjadi pasar yang penting bagi Airbus. Sebab, selain pesawat komersial, saat ini terdapat 150 helikopter dan 60 pesawat transportasi militer yang beroperasi di Indonesia.
Yang terbaru, Indonesia melakukan pembelian pesawat angkut A400M. ”Indonesia akan menjadi operator ke-10,” kata Pelissier.
Selain pesawat, lanjut Pelissier, Airbus juga menawarkan kerja sama yang lebih luas dalam bidang keantariksaan, khususnya dalam hal penyediaan satelit untuk kebutuhan penginderaan jarak jauh. Sejauh ini, Airbus telah bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk mendukung kemampuan penerimaan gambar satelit.
Kami telah berbicara dengan sejumlah pihak dan agensi dan mereka menunjukkan minat yang besar.
”Kami telah berbicara dengan sejumlah pihak dan agensi dan mereka menunjukkan minat yang besar,” ujar Pelissier.
Dalam kesempatan itu, HO Asia Pacific Airbus Helicopters Vincent Dubrule mengatakan, Airbus melihat potensi permintaan helikopter yang lebih banyak ke depan. Saat ini, armada helikopter dari Airbus mencakup sepertiga dari total helikopter aktif di Indonesia.
Ke depan, lanjut Dubrule, pihaknya menilai permintaan helikopter di Indonesia akan didorong dari kebutuhan untuk pelatihan, untuk misi pencarian dan penyelamatan (SAR), serta keamanan maritim. Sementara untuk kebutuhan sipil akan didorong dari layanan evakuasi medis dan kebutuhan sipil lainnya. ”Kami mencari kemungkinan kerja sama yang lebih luas,” kata Dubrule.
Naval Group
Masih terkait dengan gelaran Indo Defence 2022, produsen perlengkapan militer untuk matra laut, Naval Group juga memastikan kehadirannya dalam ajang tersebut. Dalam keterangan tertulis, Naval Group menyatakan bahwa Indonesia merupakan mitra penting di kawasan Indo-Pasifik.
Hal itu terbukti penandatanganan kerja sama pertahanan tingkat menteri antara Indonesia dan Perancis pada Agustus 2021. Kemudian, pada Februari 2022, Naval Group dan PT PAL Indonesia menandatangani perjanjian kemitraan strategis untuk memadukan kapabilitas dari kedua belah pihak dalam memenuhi kebutuhan TNI AL.
Dalam gelaran Indo Defence 2022, Naval Group akan memamerkan kapal selam kelas Scorpène, sistem pertahanan anti-torpedo CANTO, serta kapal fregat kelas Belharra. (NAD)