Bank Dunia Dukung Pendanaan Penuh bagi Program Percepatan Penurunan Tengkes
Kerja sama Bank Dunia akan terus dilanjutkan dengan kementerian/lembaga terkait. Bank Dunia mengupayakan ketersediaan dana dukungan percepatan penurunan angka tengkes dalam kurun waktu pada 6-12 bulan mendatang.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus menyusun strategi sebagai upaya menangani penurunan stunting atau tengkes melalui upaya konvergensi, kolaborasi, dan eksplorasi segala potensi yang dimiliki Indonesia. Dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Bank Dunia menyatakan komitmen akan memberikan dukungan pendanaan penuh pada program percepatan penurunan tengkes di Indonesia.
Wapres Amin menerima jajaran Delegasi Bank Dunia, di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/10/2022). Turut hadir pada kesempatan tersebut, Country Director for The World Bank in Indonesia & Timor Leste Satu Kristiina Jyrintytaer Kaehkoenen, Regional Director for Human Development Bank Daniel Hugo Dulitzky, dan Operations Manager Bolormaa Amgaabazar.
Vice President for Human Development at The World Bank, Mamta Murthi menyampaikan, Bank Dunia akan memberikan dukungan pendanaan penuh kepada program percepatan penurunan angka tengkes di Indonesia. ”Kami akan melanjutkan dukungan untuk memberikan tambahan pendanaan dan akan memperluas dukungan pembiayaan,” kata Mamta.
Selain itu, Bank Dunia juga akan terus melanjutkan kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait. Bank Dunia berupaya mengupayakan ketersediaan dana dukungan percepatan penurunan angka tengkes dalam kurun waktu 6-12 bulan mendatang.
”Kami akan melanjutkan dukungan untuk memberikan tambahan pendanaan dan akan memperluas dukungan pembiayaan. ”
”Kami juga akan melanjutkan kerja sama dengan kementerian/lembaga lain untuk memberikan dukungan finansial tersebut. Dan kami juga berharap dalam waktu 6-12 bulan ke depan pendanaan tersebut akan tersedia,” tambah Mamta.
Jadi fokus
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Amin memberikan apresiasi atas bantuan serta dukungan yang selama ini diberikan Bank Dunia terhadap program percepatan penurunan angka tengkes di Indonesia. ”Terima kasih Bank Dunia selama ini sudah ikut memberikan dukungan dan memang kita sangat memerlukan adanya dukungan lembaga-lembaga internasional,” ujarnya.
Menurut Wapres, percepatan penurunan angka tengkes telah menjadi fokus Pemerintah Indonesia dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing tinggi. Untuk itu, pemerintah terus mengupayakan tercapainya percepatan penurunan angka tengkes agar mencapai angka 14 persen pada 2024, melalui kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai lembaga internasional.
”Kami masih sangat memerlukan adanya kerja sama kemitraan dengan lembaga-lembaga internasional, dengan Bank Dunia, dengan UNDP (United Nations Development Programme), FAO (Food Agriculture Organization) untuk bisa menanggulangi [penurunan tengkes]."
”Kami masih sangat memerlukan adanya kerja sama kemitraan dengan lembaga-lembaga internasional, dengan Bank Dunia, dengan UNDP (United Nations Development Programme), FAO (Food Agriculture Organization) untuk bisa menanggulangi [penurunan tengkes]. Perlu adanya kerja sama dengan berbagai lembaga internasional,” tambah Wapres.
Wapres menyebutkan bahwa pemerintah terus menyusun strategi sebagai upaya menangani penurunan tengkes melalui upaya konvergensi, kolaborasi, dan eksplorasi segala potensi yang dimiliki Indonesia. ”Strategi kami itu konvergensi, kolaborasi, dan semua potensi yang kita miliki ini kita kerahkan,” kata Wapres.
Selanjutnya, Wapres Amin menyampaikan bahwa penanganan tengkes di Indonesia melibatkan para pemangku kepentingan untuk melakukan sinergi dan kolaborasi, seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pihak swasta. ”Melibatkan semua kementerian/lembaga, pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kita libatkan, kemudian juga swasta,” kata Wapres.
Penanganan tengkes juga melibatkan perseorangan di bawah koordinasi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). ”Jadi, kerja kolaborasi inilah yang kita andalkan, sehingga sudah kita petakan bahwa tahun ini akan tercapai penurunan 5 persen melalui langkah-langkah yang sudah diprogram,” imbuhnya.