Sejumlah Anggota Mundur Setelah Nasdem Putuskan Usung Anies Baswedan
Partai Nasdem mengklaim mundurnya sejumlah anggota setelah pendeklarasian Anies Baswedan sebagai bakal capres tidak berdampak apa pun bagi partai. Jumlah anggota baru partai justru bertambah setelah pendeklarasian Anies.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah kader Partai Nasdem memutuskan untuk keluar dari keanggotaan setelah partai itu resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pemilihan Presiden 2024. Nasdem mengklaim keputusan sejumlah kader tersebut tidak berdampak apa pun bagi partai.
Salah satu kader yang memutuskan keluar dari keanggotaan Partai Nasdem adalah Niluh Djelantik. Pada Senin (3/10/2022) malam, pengusaha asal Bali itu menyampaikan salam perpisahan untuk Nasdem melalui akun Twitter-nya. Salam perpisahan tersebut disampaikan tak lama setelah pendeklarasian Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) oleh Partai Nasden, Senin pagi.
”Niluh Djelantik konsisten tegak lurus pada perjuangan untuk rakyat bersama rakyat. Dengan atau tanpa partai politik. Sikapku tegas. Integritasku jelas,” ujar Niluh. Unggahan Niluh tersebut hingga kini telah disukai sekitar 8.800 akun Twitter.
Selain Niluh, Ketua DPP Nasdem Effendy Choirie menyebutkan ada salah satu kader Nasdem di Kalimantan Barat yang juga memutuskan keluar. Ia enggan menyebutkan namanya, tetapi kader ini pernah maju dalam pemilihan umum legislatif tahun 2019, tetapi tidak terpilih.
”Iya, tidak apa-apa mereka mundur. Mereka hanya setia pada pikirannya, bukan kepentingan pada partai,” kata pria yang akrab dipanggil Gus Choi itu saat dihubungi, Selasa (4/10/2022).
Dia menegaskan, keputusan mendukung Anies sudah melalui proses yang demokratis. Anies dipilih oleh mayoritas pengurus dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Nasdem, pertengahan Juni lalu. Kemudian, sebelum keputusan diambil, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyerap masukan dari berbagai pihak dan juga melihat hasil survei, yang intinya menginginkan Anies untuk maju.
Baca juga: Anies Baswedan Bakal Capres Partai Nasdem
”Surya Paloh walaupun diberikan mandat oleh partai untuk memutuskan, tetapi dia tetap mempertimbangkan suara mayoritas keinginan kader dan publik,” ujar Gus Choi.
Tidak berpengaruh
Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Hermawi Taslim menanggapi dingin unggahan Niluh yang menyatakan keluar dari Nasdem pasca-pendeklarasian Anies sebagai bakal capres di Pilpres 2024. ”Saya pikir lebih baik begitu, ya, karena Niluh selama ini juga, kan, tidak berbuat apa-apa untuk partai, tidak ada aktivitas apa pun,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Hermawi, hampir tiga tahun Niluh menjabat sebagai salah satu Ketua Departemen Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) DPP Partai Nasdem, tetapi kinerjanya belum terlihat. Sampai saat ini, bidang UMKM masih kosong, belum terbentuk, dan belum ada personel sama sekali. ”Jadi, mundur (adalah) pilihan yang paling pas buat Niluh,” ucapnya.
Setiap hari selalu ada penambahan jumlah keanggotaan Partai Nasdem. Sejak deklarasi Anies pada Senin kemarin, hingga Selasa ini, setidaknya penambahan anggota baru melalui sistem elektronik kartu tanda anggota (e-KTA) berjumlah 3.601 orang.
Hermawi mengatakan, mundurnya Niluh tidak akan berdampak apa pun bagi Nasdem. Keputusan untuk mendukung Anies justru berdampak positif bagi partai. Buktinya, setiap hari selalu ada penambahan jumlah keanggotaan Partai Nasdem. Sejak deklarasi Anies pada Senin kemarin, hingga Selasa ini, setidaknya penambahan anggota baru melalui sistem elektronik kartu tanda anggota (e-KTA) berjumlah 3.601 orang. Info tersebut diperoleh dari sistem digital keanggotaan Partai Nasdem.
”Saya meyakini jumlah masyarakat yang akan menjadi kader Nasdem akan terus bertambah. Seperti istilah atau pepatah mati satu tumbuh seribu dan esa hilang, seribu terbilang,” ujarnya.
Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa menambahkan, keputusan untuk mencalonkan Anies sudah melalui pertimbangan matang, baik risiko maupun peluang yang akan didapat partai. Tak hanya itu, Nasdem juga sudah memprediksi kemungkinan adanya penolakan dari kader. Namun sampai saat ini, sebagian besar kader justru menanggapi positif pencalonan Anies.”
Komunikasi intensif
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Hinca Panjaitan saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa siang, menyampaikan, pada prinsipnya, Demkorat menghormati keputusan Nasdem yang sudah terlebih dahulu mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres. Menurut dia, semua partai politik berdaulat untuk menentukan masa depan partainya, masa depan Indonesia, termasuk kewajiban menyiapkan siapa calon pemimpin bangsa ke depan.
Namun, lanjut Hinca, dengan sudah mengumumkan Anies, artinya, Nasdem ke depan akan lebih bekerja keras. Sebab, masyarakat kini akan menunggu siapa sosok cawapres yang menjadi pendamping Anies. Selain itu, Nasdem juga harus berusaha menggaet partai lain untuk berkoalisi sehinga bisa memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
”Artinya, harus kerja keras lagi dengan partai-partai sahabat lainnya supaya bisa memenuhi syarat formal dan materiilnya,” kata Hinca.
Baca juga: Nasdem Beri Otoritas kepada Anies untuk Pilih Bakal Cawapres
Demokrat sendiri, tutur Hinca, belum ingin bercepat-cepat mendeklarasikan capres yang akan diusung di Pilpres 2024. Sebab, Demokrat masih terus menjalin komunikasi dengan semua partai. Lagi pula, tahapan pendaftaran capres dan pencoblosan masih jauh.
”Politik itu berkomunikasi. Apakah sudah ada final hasilnya? Belum, masih terus kami komunikasikan. Jadi, soal nama calon, itu bagian dari dinamika dan itu semakin banyak yang diumumkan, (publik) makin banyak pilihan. Jadi, dari kami, masih terus berkomunikasi, masih panjang,” ucap Hinca.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, secara prinsip, Majelis Syura PKS sudah membuat keputusan tentang koalisi dan kualifikasi capres yang akan diusung PKS. Sejumlah kriteria capres tersebut, di antaranya religius nasionalis, mampu menghadirkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, serta mempunyai potensi untuk menang.
Kemudian, Majelis Syura PKS juga telah memberikan mandat kepada Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) untuk mengeksekusi dan membahas perkembangan harian soal pencalonan presiden dan wakil presiden. DPTP tentu sudah membuat kajian serta berkomunikasi dengan sejumlah parpol soal pencalonan presiden dan wakil presiden tersebut.
Untuk diketahui, DPTP itu terdiri dari Ketua Majelis Syuro PKS, empat Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Sekretaris Majelis Syura PKS, Presiden PKS, Sekretaris Jenderal PKS, Bendahara Umum PKS, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS, serta Ketua Dewan Syari’ah PKS.
”Oleh karena itu, kapan akan kemudian memutuskan dan mengumumkan koalisinya, secara prinsip terjadi sebelum 2022 berakhir, tetapi bisa juga dipercepat berdasarkan hasil rapat DPTP. Jadi, secara prinsip Majelis Syuro sudah mendelegasikan kepada DPTP, nanti DPTP yang akan memutuskan, bisa jadi tidak terlalu lama dari sekarang, tetapi yang jelas sebelum 2022 berakhir,” kata Hidayat.
Hidayat menyebut, sejauh ini komunikasi dengan Nasdem dan Demokrat sangat intensif. Bahkan, Senin kemaren, sebelum pendeklarasian Anies sebagai bakal capres, Nasdem juga berkomunikasi dengan PKS. ”Jadi kami saling mengerti, mengetahui, dan memahami pilihan waktu pengumuman siapa capres dan pasangan cawapres,” ucap Hidayat.