Terima Gelar Kesultanan Ternate, Presiden Tekankan Jaga Kebinekaan
Untuk kedua kalinya, Presiden Jokowi memperoleh gelar adat. Kali ini Presiden memperoleh gelar adat ”Dada Madopo Malomo” dari Kesultanan Ternate. Sehari sebelumnya, Presiden terima gelar kehormatan dari Kesultanan Buton.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menerima anugerah gelar adat ”Dada Madopo Malomo” dari Kesultanan Ternate di Kedaton Sultan Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Rabu (28/9/2022). Penganugerahan gelar adat ini merupakan bagian dari tradisi dan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Hal ini dinilai sebagai wujud kebinekaan Indonesia yang terus harus dirawat dan dijaga sebagai sebuah kekuatan.
”Pagi hari ini, saya mendapatkan gelar dari Kesultanan Ternate, dari Bapak Sultan Hidayatullah Sjah, Sultan Ternate yang ke-49 dengan gelar 'Dada Madopo Malomo'. Nanti artinya seperti apa, tanyakan langsung ke Bapak Sultan. Tapi ini adat, tradisi, kearifan lokal memang harus terus kita jaga dan terus kita rawat,” ujar Presiden dalam keterangannya selepas menerima anugerah gelar adat tersebut.
Gelar adat ”Dada Madopo Malomo” yang diperoleh merupakan gelar adat kedua yang diterima Presiden dalam dua hari berturut-turut. Sehari sebelumnya, Presiden juga menerima gelar Kehormatan Adat Kesultanan Buton La Ode Muhammad Lakina Bhawaangi yi Nusantara di Baruga Keraton Kesultanan Buton, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang gelar adat yang diterima dua hari berturut turut, Kepala Negara menegaskan tentang pentingnya menjaga data istiadat. ”Sekali lagi saya sampaikan sekali lagi inilah pentingnya menjaga adat menjaga tradisi menjaga kearifan lokal karena negara ini adalah negara besar yang penuh dengan kearifan lokal yang penuh dengan bermacam-macam adat dan tradisi yang berbeda beda,” tambah Presiden.
Prosesi penganugerahan itu turut dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba.
Presiden menegaskan bahwa menjaga adat dan tradisi merupakan hal penting untuk dilakukan karena Indonesia merupakan negara besar. Menurutnya, keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia merupakan sebuah kekuatan bangsa. ”Inilah kebinekaan negara kita yang terus harus kita rawat dan kita jaga sebagai sebuah kekuatan. Perbedaan itu bukan memecah, tapi mempersatukan,” ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga mengapresiasi Kesultanan Ternate dalam upayanya menjaga dan merawat adat, tradisi, serta kearifan lokal yang ada di wilayah Ternate. ”Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dikerjakan Kesultanan Ternate, menjaga, merawat adat, tradisi, kearifan lokal, sehingga inilah yang sering saya sampaikan, berkepribadian dalam kebudayaan,” ucap Presiden.
Pakaian kebesaran
Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengenakan pakaian kebesaran Roke berwarna hitam dan disambut langsung Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Sjah. Presiden Jokowi juga dipasangkan mahkota adat ”Lastar Ngare” dan dianugerahi gelar ”Dada Madopo Malomo” oleh Sultan Ternate yang memiliki arti pemimpin besar.
”Arti dari gelarnya itu sendiri adalah seorang pemimpin besar atau pemimpin sebuah negara besar yang mana dalam memimpin negara besar itu kearifan dan bijaksanaan seorang pemimpin itu lebih dikedepankan,” ujar Sultan Ternate dalam keterangannya seusai prosesi penganugerahan.
Presiden Jokowi juga dipasangkan mahkota adat ”Lastar Ngare” dan dianugerahi gelar ”Dada Madopo Malomo” oleh Sultan Ternate yang memiliki arti pemimpin besar.
Sultan Ternate menjelaskan, sebelumnya Presiden Joko Widodo juga dinobatkan sebagai Pangeran Kesultanan Ternate dengan gelar Kaitjil. ”Beliau Yang Mulia Presiden Republik Indonesia juga dinobatkan sebagai Pangeran Kesultanan Ternate dengan gelar Kaitjil. Kaitjil itu pangeran atau garis kesatu dari Sultan Ternate,” ucapnya.
Seusai acara pemberian gelar itu, menurut rencana, Presiden akan mengunjungi beberapa daerah di Maluku Utara, yakni Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kota Tidore Kepulauan. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyampaikan, setelah menerima gelar adat, Presiden diagendakan menuju Pasar Bahari Berkesan dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Ternate untuk menyerahkan bantuan sosial sekaligus mengecek penyaluran bantuan subsidi upah (BSU) kepada para penerima manfaat.
”Tentunya Bapak Presiden akan memberikan bantuan BLT (bantuan langsung tunai) dan berdiskusi apa yang harus disampaikan dari masyarakat kepada Bapak Presiden,” ujar Heru.
Setelah itu, Heru melanjutkan, Kepala Negara akan menuju Bandara Sultan Babullah Ternate untuk kemudian lepas landas ke Kabupaten Halmahera Barat. Setibanya di sana, Presiden akan bertemu masyarakat di Kantor Pos Jailolo dan Pasar Rakyat Jailolo.
”Beliau juga mendatangi kantor pos setempat, yaitu Kantor Pos Jailolo, untuk memastikan juga bantuan-bantuan sudah sampai ke masyarakat dan tentunya menyapa kembali di Pasar Halmahera Barat, Pasar Jailolo,” ujar Heru.
Heru menuturkan, Kepala Negara kemudian akan lepas landas ke Kota Tidore Kepulauan. Presiden akan langsung menuju Pasar Galala dan Kantor Pos Desa Guraping untuk melaksanakan hal serupa. ”Setelah itu masih ada waktu, beliau akan menuju ke Sofifi, Tidore. Akan ada kegiatan juga, yaitu ke Pasar Galala dan kantor pos, titik terakhir ke UKM Mart,” tuturnya.
Setelah seluruh agenda kegiatan di Provinsi Maluku Utara selesai, Presiden beserta rombongan terbatas akan menuju Helipad Kompi Khusus, Kota Tidore Kepulauan, untuk lepas landas ke Kota Ternate. Setibanya di Bandara Sultan Babullah Ternate, Presiden beserta rombongan akan lepas landas untuk kembali ke Jakarta.