Menengok Markas The Jupiters, Duta Bangsa di Angkasa
Dari sebuah gedung di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, The Jupiters merancang, mematangkan, juga mengevaluasi manuver aerobatik yang dipertunjukkan pada khalayak, baik dalam maupun luar negeri.
Merah Putih, teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi, di Indonesiaku ini
Merah Putih, teruslah kau berkibar
Ku akan slalu menjagamu
Lagu ”Bendera” yang dipopulerkan band Cokelat mengalun kencang ketika enam buah titik hitam mulai bergerak dari sisi utara langit Kota Yogyakarta. Lama-kelamaan, titik hitam itu terlihat jelas sebagai enam pesawat dengan eagle formation yang melambangkan elang pelindung Tanah Air sebagai pembuka sekuens penampilan Jupiter Aerobatic Team atau JAT TNI AU, Kamis (25/8/2002) pagi. Eagle formation tersebut ditutup dengan formasi arrow head loop.
Selama 12 menit, The Jupiters—sebutan bagi para penerbang JAT—menari-nari di angkasa mempertontonkan kebolehannya. Ada sepuluh manuver yang ditampilkan. Selain manuver pembuka, The Jupiters juga menampilkan manuver tersulit, yaitu delta loop and vulcan pass; leader benefit and roll back; arrow head break off; twin half cuban; jupiter wheel; tango to diamond loop and high G turn; heart; screw roll; dan terakhir loop and cascade.
Tepuk tangan para peserta Press Tour dan Airmen Gathering TNI AU 2022 terdengar setiap kali The Jupiters menyelesaikan manuvernya. Terlebih lagi ketika JAT menyelesaikan manuver heart yang meninggalkan bentuk hati di angkasa.
”Keren banget,” kata Amel, salah satu peserta Press Tour dan Airmen Gathering yang diselenggarakan Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau). Ia sungguh merasa beruntung mengikuti kegiatan tersebut dan disambut dengan hangat oleh penampilan The Jupiters.
Baca juga : Evolusi Enam Dekade ”Duta Bangsa di Angkasa”
Penampilan 12 menit dengan 10 manuver itu juga akan ditampilkan dalam perayaan HUT ke-77 TNI, 5 Oktober mendatang, di Jakarta. The Jupiters sudah berlatih jauh-jauh hari sebelumnya guna memantapkan manuver yang akan ditampilkan. Menurut rencana, JAT akan menampilkan sekuens (rangkaian manuver) baru yang disesuaikan dengan alokasi waktu dan kondisi lingkungan sekitar Markas Besar TNI AD.
Formasi yang dipertontonkan bukan tanpa makna. Mayor Penerbang Olive Rizando ”Cyborg” selaku narator dalam pertunjukan udara mengungkapkan, ada makna yang ingin disampaikan dalam setiap formasi. Formasi leader benefit, misalnya, menunjukkan integritas dan loyalitas yang tinggi kepada pemimpin. Sementara pemimpin seharusnya menjadi contoh dan panutan bagi anggotanya atau mereka yang dipimpinnya. Dalam manuver ini, Jupiter One selaku pemimpin diikuti oleh para wingman yang terbang tepat di belakangnya dalam formasi segaris atau line abreast.
Rumah Jupiter
Seusai pertunjukan, para peserta gathering Airmen TNI AU berkesempatan berkunjung ke rumah The Jupiters yang berada di kompleks Pangkalan TNI AU (Lanud) Adisutjipto, Yogyakarta. Para peserta disambut oleh enam penerbang yang sebelumnya beratraksi. Mulai dari Mayor Pnb Ripdho Utomo ”Mohawk” selaku leader, Mayor Pnb Pujo Anggoro ”grackle” (left wingman), Mayor Pnb I Gede Ngurah ”Viper” (right wingman), Mayor Pnb Ferdian Habibi ”Corbie” (lead synchro), Kapten Pnb Bayu Anugerah ”Meerkat” (slot), dan Mayor Pnb Idam Satria ”Godham” (synchro). Bayu merupakan anggota termuda.
Formasi yang dipertontonkan bukan tanpa makna. Ada makna yang ingin disampaikan dalam setiap formasi.
Mereka berdiri berjejer di teras gedung Sasongko di kompleks Lanud Adisutjipto. Di gedung tersebut terletak ”The Jupiters Lounge” yang menjadi ”dapur” setiap penampilan JAT. Di sinilah, setiap penampilan JAT direncanakan, dimatangkan, kemudian dievaluasi. Tempat yang diresmikan oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Yuyu Sutisna pada 12 Oktober 2018 itu menjadi lokasi berkumpul, bercengkerama, sekaligus menguatkan ikatan para anggota tim Jupiter.
Sebuah ruang tamu berisi satu set sofa berwarna hitam terlihat begitu memasuki lounge. Enam replika pesawat KT-1B Woong Bee dalam formasi elang menghias dinding. Di ruangan ini pula terdapat seperangkat permainan minigolf dan juga Playstation.
Ruangan berikutnya merupakan ruangan yang lebih serius dengan area utama meja tempat evaluasi dilakukan. Meja tersebut tertempel pada salah satu dinding dengan satu buah televisi di atasnya. Tujuh kursi mengitari meja tersebut. Salah satu kursi yang berada di ujung merupakan kursi ”leader” JAT. Di dekatnya terdapat sebuah papan tulis kecil dengan enam miniatur pesawat menempel di atasnya.
”Kami biasanya melakukan briefing, mengevaluasi latihan, merencanakan latihan di sini. Di ruang briefing,” kata Kapten Pnb Bayu.
Ruang briefing dan ruang tamu The Jupiters Lounge dipenuhi foto-foto penampilan JAT di sejumlah kegiatan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
JAT dibentuk berdasarkan inisiatif para instruktur penerbang di lingkungan Skadeon Pendidikan (Skadik) 103 pada tahun 1997. Nama Jupiter diambil dari julukan para instruktur penerbang yang mengajar di Lanud Adi Sutjipto. The Jupiters tampil pertama kali pada HUT TNI 5 Oktober 1997.
Setelah sempat vakum pada medio 2002-2008, JAT kembali tampil pada acara wingday sekolah penerbang, Juli 2008. Saat itu, The Jupiters bermanuver dengan menggunakan pesawat KT-1B Woong Bee buatan Korea Selatan.
Baca Juga: Tujuh Jupiter dan Cerita Badge Terbalik di Singapura
Penampilan The Jupiters terus berkembang, hingga pada tahun 2011 ada penambahan dua pesawat. Pada tahun itu pula JAT mengikuti pertunjukan pertama di luar negeri, yakni saat peringatan 100 Tahun Angkatan Udara Thailand.
Setelah itu, beragam pertunjukan internasional diikuti The Jupiters. Salah satunya Singapore Air Show (SAS) yang digelar tiap dua tahun sekali. Terakhir, pada Februari 2022, JAT turut meramaikan SAS yang berlangsung di Changi Exhibition Center, Singapura.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah mengungkapkan, JAT sudah berkeliling ke beberapa negara. The Jupiters menjadi duta bangsa di udara melalui berbagai pertunjukan aerobatik. Selain itu, tim aerobatik merupakan identitas Angkatan Udara suatu negara. Bagaimana keahlian yang dikuasai, kemampuan, dan profesionalisme terbang AU sebuah negara salah satunya dapat dilihat dari kemampuan tim aerobatik yang dimiliki.
”Kami sebut JAT sebagai ambassador in the sky, bukan hanya representasi AU. Pada saat tampil di event-event internasional, JAT sebagai duta RI,” kata Indan sembari mengatakan penampilan The Jupiters merupakan bukti bahwa bangsa ini tidak kalah maju daripada negara lain.
Kepala Staf TNI AU periode 2018-2020 Marsekal Yuyu Sutisna mengungkapkan, JAT merupakan etalase TNI AU. The Jupiters juga menjadi elatase bangsa Indonesia dalam menampilkan sedikit kemampuan profesional TNI AU. ”Kalau dari aerobatik saja, kelihatan bagus, orang akan berpikir bagaimana dengan yang lain,” katanya (Kompas, 20/3/2019).
Salah satu kendala yang dihadapi JAT untuk memiliki prestasi tingkat dunia saat ini adalah endurance atau ketahanan pesawat. Daya jelajah pesawat KT-1B Woong Bee yang digunakan JAT terbatas, hanya sampai Thailand, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.”Jarak tempuhnya terbatas karena enggak punya drop tank. Sempat kemarin ditawarin ke Seoul Air Show, tetapi untuk jalan ke sana saja harus seminggu lebih sehingga kita terbatas di Kawasan Asia,” kata Mayor Pnb Ripdho, salah seorang penerbang.
Meski begitu, The Jupiters merasa sangat terbantu dengan adanya sejumlah pertunjukan internasional yang digelar di sejumlah wilayah Indonesia. Salah satunya MotoGP Mandalika 2022 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Pada gelaran itu, The Jupiters mempersembahkan atraksinya untuk para penggemar MotoGP dari berbagai belahan dunia.
Bangun kebersamaan
Perkembangan perjalanan JAT dan prestasinya tak lepas dari keberadaan dua buah ruangan penting yang ada di homebase mereka di Lanud Adisutjipto. Sebab, dari sinilah semuanya dibangun.
Ripdho ”Mohawk” mengungkapkan, JAT memiliki cara sendiri dalam upaya menciptakan ikatan atau bonding di antara para penerbang. Biasanya, para penerbang melakukan kegiatan bersama, seperti bermain golf di luar jam dinas dengan membawa istri dan anak masing-masing. Selain itu, anggota tim sering pula bermain Playstation saat menunggu penerbangan.
”Kadang, kami terbang pukul 10.00, pukul 8.00 briefing. Kalau terbang, yang jelas stres. Kami lepaskan stres biasanya dengan main PS (Playstation),” ujarnya.
Menurut Oliv Rizando ”Cyborg”, bermain Playstation sangat efektif untuk menciptakan chemistry di antara awak JAT. Hubungan emosional yang baik dibangun dalam situasi dan kondisi yang santai dan kondusif. The Jupiters juga kerap saling melempar canda demi membangun hubungan emosional yang baik di antara mereka.
”Kami harus mencari momen berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan yang merupakan hobi kami semua. Dengan begitu, komunikasi akan menjadi lancar. Jika ada unek- unek yang selama ini terpendam karena mungkin (masalah) senioritas, pada saat main bareng disampaikan dan semuanya bisa tahu. Begitu terbang plong, tidak ada keraguan lagi,” ujar Oliv.
Kekompakan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah tim, apalagi seperti JAT. Ketika menari-nari di angkasa dengan KT-1B Woong Bee, semua anggota memiliki peran. The Jupiters harus saling percaya satu sama lain karena sebuah kesalahan kecil bisa mengancam keselamatan diri ataupun anggota tim lainnya. ”Kami saling percaya, saling menggantungkan nyawa,” kata Ripdho.
Peran Ripdho selaku leader juga penting. Sebab, dia mengemban kepercayaan dari lima anggotanya saat berada di angkasa. Dalam kaitan itulah, interaksi psikologis dan emosional serta kebersamaan baik di darat maupun di angkasa penting adanya.