Kirab Budaya Akhiri Upacara Penurunan Merah Putih di Istana
Setelah Presiden Jokowi meninggalkan lokasi upacara, duplikat bendera pusaka dan naskah proklamasi dikembalikan dari Istana menuju ke Monas dengan prosesi kirab.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN, NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Berbeda dengan tahun sebelumnya, upacara penurunan bendera negara, Sang Merah Putih, Rabu (17/8/2022) sore, diakhiri dengan prosesi kirab budaya untuk mengembalikan duplikat bendera pusaka dan naskah proklamasi dari Istana Kepresidenan, Jakarta, ke tempat penyimpanan di Monas, Jakarta. Upacara penurunan bendera ini sekaligus mengakhiri rangkaian Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Presiden Joko Widodo kembali bertindak sebagai inspektur upacara dalam upacara penurunan Merah Putih. Kepala Negara hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan didampingi oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin.
Tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dinamai Tim Pancasila Sakti menjalankan tugasnya dalam upacara tersebut. Anggota Paskibraka yang membawa baki bendera Merah Putih bernama Ayumi Putri S yang merupakan siswa SMAN 2 Taruna Bayangkara dari Jawa Timur.
Tiga orang lainnya dari Tim Pancasila Sakti yang bertugas untuk menurunkan bendera ialah Arnold Steven Sinaga sebagai Komandan Kelompok 8 yang mewakili Sulawesi Tenggara, Isra Mashel Arifin sebagai pembentang bendera yang mewakili Banten, dan Muhammad Rajwa Al Farizi sebagai pengerek bendera yang mewakili Jawa Tengah.
Sementara itu, bertindak selaku Komandan Upacara Penurunan Bendera Negara Sang Merah Putih adalah Kolonel Pnb Agni Prayogo. Saat ini, ia menjabat sebagai Komandan Wing 4 (Danwing 4) Lanud Atang Sendjaja. Adapun yang bertindak sebagai Komandan Kompi Paskibraka ialah Ajun Komisaris Yaumil Hendityo SIK, yang saat ini bertugas sebagai Pasi Ops Batalyon C Resimen I Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri.
Adapun Brigadir Jenderal Novi Helmy Prasetya kembali bertindak sebagai Perwira Upacara pada sore hari ini. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1993 yang lahir di Bangkalan, 10 November 1971. Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta.
Seusai penurunan Merah Putih, duplikat bendera pusaka kemudian diserahkan kepada Presiden Jokowi sebagai inspektur upacara. Selanjutnya, setelah Presiden Jokowi meninggalkan lokasi upacara, duplikat bendera pusaka dan naskah proklamasi dikembalikan dari Istana menuju ke Monas dengan prosesi kirab.
Peserta kirab budaya terdiri dari lebih 100 orang yang menggunakan aneka busana adat dari beragam suku di Indonesia. Peserta kirab ini merupakan taruna dari Akademi TNI, Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Kepolisian.
Di depan mimbar inspektur upacara, kereta kencana Ki Jagarasa berhenti. Kereta ini ditarik enam kuda yang, antara lain, bernama gunung kondo, gunung sinabung, bunga akasia, dan bunga seruni. Kereta kencana ini juga dikawal 14 kuda sebanyak 7 kuda di kanan dan 7 kuda di kiri sebagai simbol angka 77.
Dua anggota purna Paskibraka duta pancasila, yaitu Ardelia dan Valentina Diastika, kemudian turun dari kereta kencana Ki Jagarasa untuk mengambil duplikat bendera pusaka dan naskah proklamasi.
Duplikat bendera pusaka Sang Merah Putih dan naskah proklamasi diambil dari mimbar, lalu dibawa kembali ke kereta kencana Ki Jagarasa. Duplikat bendera pusaka dan naskah proklamasi akan dikembalikan ke ruang kemerdekaan di Cawan Monas.
Tugas menteri
Sebelum Upacara Penurunan Bendera Negara Sang Merah Putih, acara juga sempat dimeriahkan dengan beragam pertunjukan kesenian berupa persembahan marching band, lagu, dan tarian. Pengisi acara, antara lain, marching band oleh Gita Handayani, Naura Ayu, EkosDance Company, dan Andmesh. Selain itu, hadir penari daerah Papua, Gita Bahana Nusantara, dan penari daerah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Secara terpisah, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, dalam upacara penurunan bendera, diundang pula secara fisik sekitar 4.000 orang. Adapun secara daring, sekitar 77.000 warga bisa mengikutinya. Karena itu, secara keseluruhan, warga yang mengikuti upacara baik penaikan bendera maupun penurunan bendera mencapai sekitar 150.000.
Dalam upacara penurunan bendera, beberapa pejabat negara, seperti menteri dan kepala-kepala staf angkatan TNI, juga hadir. Namun, kata Heru, beberapa menteri absen.
Presiden meminta beberapa menteri untuk menjadi inspektur upacara di daerah-daerah tertentu, seperti Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Sosial Tri Rismaharini, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Muhadjir, misalnya, bertugas memimpin upacara di salah satu pesantren di Jawa Timur. ”Tujuannya agar para pejabat hadir di daerah dan yang di daerah merasa lebih terhormat,” tutur Heru.
Ke depan, diharapkan para menteri bisa hadir di daerah perbatasan dan daerah-daerah terpencil. Kehadiran para menteri dinilai mampu merangkul dan memberikan semangat untuk membangun negara bersama.