Maluku adalah provinsi yang luas dan berbatasan dengan beberapa negara. Oleh karena itu, pertahanannya harusnya diperkuat.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS – Walaupun memiliki posisi strategis dan luas, kekuatan pertahanan di Provinsi Maluku sebagai salah satu wilayah perbatasan negara dianggap belum sesuai. Ke depan, di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, akan diadakan Satuan TNI Terintegrasi seperti di Natuna.
Gubernur Maluku Murad Ismail dalam acara makan malam dengan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo di Ambon, Minggu (3/7/2022), menyampaikan perlunya peningkatan gelar pertahanan, terutama TNI AU, di Maluku.
Murad mengatakan, dari sisi ukuran luas keseluruhan, Provinsi Maluku adalah provinsi terluas di Indonesia dengan luas 712.000 kilometer persegi. Sekitar 92 persen Provinsi Maluku terdiri atas laut. Provinsi Maluku berbatasan dengan tiga negara, yaitu Timor Leste, Palau, dan Papua Niugini.
”Masak lanud di NTT
(Provinsi Nusa Tenggara Timur) lebih tinggi tipenya. Di sana tipe A, di Maluku tipe B. Padahal, kan banyak juga pulau-pulau terdepan di sini,” katanya.
Murad mengharapkan ada perhatian dari KSAU terkait hal ini. Sebab, adanya pulau-pulau terdepan itu penting untuk wawasan nasional sesuai UU tentang Pemda.
Marsekal Fadjar Prasetyo mengakui, Provinsi Maluku sangat strategis untuk pertahanan. Ia merujuk sejarah Operasi Trikora pada 1961-1962. Pada saat itu, pangkalan-pangkalan udara di Maluku menjadi titik tolak Operasi Trikora. ”Ada beberapa lanud yang perlu dikembangkan, tetapi sekarang masih ada keterbatasan,” katanya.
Namun, kata Fadjar, Maluku sedikit lagi akan memiliki pangkalan strategis di Saumlaki. Saumlaki akan diisi Satuan TNI Terintegrasi (STT). Saat ini telah ada STT di Natuna, Kepulauan Riau.
Saumlaki yang berbatasan dengan wilayah selatan saat ini telah memiliki pangkalan udara. TNI AU tahun 2022 meresmikan Lanud Ignatius Dewanto di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar. Fadjar mengatakan, saat ini juga telah ada satuan radar di Saumlaki. ”Saumlaki adalah titik pertahanan udara strategis,” katanya.
Fadjar mengatakan, tahun ini Hari Bhakti TNI AU khusus dipusatkan di Maluku. Harapannya agar TNI AU lebih dekat dengan masyarakat Maluku.
Sebelum menghadiri makan malam, Fadjar dan Ketua Umum Persatuan Istri Anggota TNI AU (PIA) Ardhya Garini Ny Inong Fadjar Prasetyo dianugerahi gelar kehormatan adat oleh Majelis Latupati Maluku, yakni Ama Elakekai Saka Runa Sanaeno. Majelis Latupati ialah perwakilan 21 raja-raja kabupaten di Maluku. Gelar yang berarti Penjaga Angkasa tersebut diberikan dengan ditandai oleh pengenaan pakaian adat Maluku dan penyerahan piagam keputusan adat Latupati Maluku.