Mengasah Kemampuan Prajurit Koopssus TNI Melumpuhkan Teroris di Pantai Ancol
Para personel Koopssus TNI terus diasah kemampuannya. Latihan teknik penyerbuan untuk pembebasan sandera, latihan evakuasi medis, penanganan bahan peledak, hingga dekontaminasi pun dilakukan.
Oleh
IWAN SANTOSA
·4 menit baca
Pagi baru saja menyingsing di pesisir utara Ancol, Jakarta Utara, Selasa (21/6/2022) sekitar pukul 07.40. Tiba-tiba terlihat helikopter serbu Bell TNI AD, dan helikopter Caracal TNI AU terbang merapat ke atap Hotel Mercure yang berada di tepi pantai. Dalam hitungan detik terlihat tali menjulur dan sejurus kemudian para prajurit Koopssus TNI meluncur turun dan mendarat di atas atap hotel.
Dalam bilangan beberapa menit, mereka bergerak dari atap hotel dari sisi utara, menyerbu bangunan dengan memecah kaca dari luar lalu menyerbu masuk. Mereka tengah melakukan simulasi penyerbuan kelompok teroris di hotel tersebut.
Penembak runduk melumpuhkan teroris di bagian luar gedung. Para prajurit pun di dalam hotel terus bergerak menyasar para teroris. Terdengar rentetan tembakan, dan dalam hitungan kurang dari 20 menit seluruh operasi selesai.
Para teroris yang disimulasikan menyandera tamu hotel berhasil dilumpuhkan. Selanjutnya dalam waktu kurang lebih 20 menit seluruh lantai hotel dinyatakan aman dan berhasil dikuasai para prajurit Koopssus TNI.
Para prajurit Koopssus juga membersihkan hotel dari bahan peledak yang ditinggalkan teroris. Bahan peledak tersebut dibawa ke unit disposal yang bersiaga di bagian depan hotel di lapangan parkir yang berada di sisi selatan.
Setelah itu, para sandera sebagian dievakuasi lewat laut dengan helikopter TNI AL. Dalam simulasi tersebut terlihat helikopter yang hovering bergerak maju mundur beberapa menit hingga akhirnya ”sandera” yang didampingi prajurit Koopssus naik dengan teknik stabo—berdiri dan berpegangan pada tali—yang menjulur di bawah badan helikopter.
Saat para sandera menunggu diangkut, beberapa perahu karet sea raider TNI membentuk perimeter berjaga di sekitar lokasi perairan Ancol. Sementara kendaraan taktis Koopssus berada di depan parkiran hotel berjaga-jaga.
Serbuan di pantai Ancol itu adalah bagian dari Latihan Penanggulangan Teror yang digelar Koopssus TNI yang kini berusia dua tahun. Koopssus TNI sebelumnya berhasil melumpuhkan teroris di Poso kelompok Ali Kalora dan kawan-kawan pada tahun 2021. Mereka bertugas membantu Satgas Tinombala di Sulawesi Tengah mengatasi kelompok teroris yang sudah 20 tahun menteror dan membunuhi rakyat.
Makin profesional
Panglima Koopssus TNI Mayjen Joko Putranto menjelaskan, latihan tersebut merupakan program tahunan dengan skenario tahun ini operasi pembebasan sandera di Hotel Mercure, Ancol dan juga di Terminal 1B Bandara Soekarno Hatta.
”Sebelumnya kita melakukan gladi posko, perwira staf memberikan masukan kepada komandan. Selanjutnya turun perintah operasi dan dilakukan table top exercise sebelum eksekusi di lapangan,” kata Joko, yang berasal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Dia mengatakan, para prajurit Koopssus TNI semakin profesional. Mereka bisa beroperasi siang dan malam hari. Kemampuan terbang malam juga dimiliki para penerbang TNI sehingga dapat menunjang operasi kapan saja.
Selain teknik penyerbuan untuk pembebasan sandera, latihan evakuasi medis, penanganan bahan peledak (explosive ordinance), hingga dekontaminasi yang melibatkan pasukan dengan keahlian nuklir-biologi- kimia (nubika) juga digelar dalam kegiatan tersebut.
”Profiling”dan Negosiasi
Para personel Koopssus terus diasah kemampuannya. Semisal dalam situasi penyanderaan, para prajurit dengan cepat melakukan profiling dan mengidentifikasi para teroris. Para prajurit Koopssus berasal dari Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL, dan Korps Paskhas TNI AU. Mereka mampu bekerja sama dalam organisasi Koopssus dengan baik selama ini.
Dalam latihan di Pantai Ancol, negosiator Koopssus berusaha membangun komunikasi dan kepercayaan para teroris. Negosiator Koopssus mendengarkan tuntutan teroris yang meminta kawanan mereka yang dipenjara Pemerintah Republik Indonesia agar dibebaskan. Sebaliknya, negosiator meminta para teroris membebaskan sebagian sandera terutama anak–anak, para perempuan, dan warga lanjut usia.
Kemampuan untuk membaca situasi, mengambil langkah, dan eksekusi lapangan sangat menentukan dalam operasi–operasi pasukan khusus.
Seorang Pamen Mabes TNI yang berasal dari Kopassus yang hadir dalam acara tersebut menerangkan, untuk meluncur dari helikopter dengan teknik fast rope pun harus presisi. Para prajurit yang turun dari dua sisi heli harus bersamaan dan mendarat dengan selamat. Pergerakan mereka meluncur turun sangat memengaruhi keseimbangan dan keselamatan terbang helikopter yang melakukan manuver hovering atau terbang statis.
Selain itu, hal–hal baru yang terus dipelajari, seperti keamanan siber (cyber security) hingga penggunaan alat teknologi baru seperti wahanan terbang tanpa awak (drone) dan beragam perlengkapan canggih, terus memperkuat kemampuan profesional para prajurit Koopssus TNI.
Panglima Koopssus Mayjen Joko Putrantot menegaskan, para prajuritnya siap untuk beroperasi dan bertugas dalam berbagai situasi termasuk pengamanan agenda besar nasional dan internasional, seperti pertemuan G-20 menjelang akhir tahun 2022 di Pulau Bali.