Milad Ke-90 Pemuda Muhammadiyah, Menjaga Jati Diri di Tengah Arus Zaman
Pemuda Muhammadiyah yang lahir dari rahim Muhammadiyah pada 2 Mei 1932, kini telah berusia 90 tahun. Di tengah arus zaman, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar tidak kehilangan jati dirinya.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
Tak terasa, Pemuda Muhammadiyah kini telah berusia 90 tahun. Usia yang sangat matang untuk sebuah organisasi kepemudaan. Pemuda Muhammadiyah diharapkan senantiasa menjadi terang serta menghadirkan solusi konkret di tengah pelbagai persoalan bangsa, terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Pemuda Muhammadiyah lahir dari rahim Muhammadiyah pada 2 Mei 1932. Tak heran, gerakan Islam kepemudaan Muhammadiyah ini tentu telah melewati lika-liku perjalanan panjang bangsa Indonesia.
Pada zaman kolonial Belanda, misalnya, mereka mengalami kondisi bangsa Indonesia yang tengah terjajah, tertinggal, dan kemiskinan merajalela. Momentum milad ke-90 ini sekiranya mengingatkan para pemuda dengan kondisi lampau tersebut.
Semua negara, termasuk Indonesia, kini berjuang keras melawan pandemi Covid-19. Hingga Rabu (4/5/2022), setidaknya 6.047.315 orang terjangkit virus Covid-19 dan 156.305 nyawa berguguran akibat virus tersebut.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan, situasi ini perlu menjadi refleksi bagi Pemuda Muhammadiyah. Pemuda Muhammadiyah harus mampu menjawab tantangan dengan menghadirkan solusi bagi kehidupan umat manusia.
”Perhimpunan pemuda harus menghantarkan bangsa kita keluar dari segala problematikannya termasuk tatkala pandemi seperti saat ini,” ujar pria yang akrab disapa Cak Nanto ini.
Hal ini sejalan dengan tema milad ke-90 Pemuda Muhammadiyah, yakni sinergi membangun bangsa. Pemuda Muhammadiyah akan berada pada barisan paling depan untuk urusan memajukan bangsa serta menjadi generator syiar Islam yang wasathiyah, Islam yang moderat, dan Islam yang rahmatan lil alamin.
Apalagi, milad Pemuda Muhammadiyah tahun ini bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1443 H. Pemuda Muhammdiyah diharapkan dapat membawa rahmat dan terang bagi sesama.
Cak Nanto berpesan kepada para kader Pemuda Muhammadiyah agar senantiasa menguatkan ukhuwah islamiyah sekaligus ukhuwah insaniyah dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa.
”Persaudaraan dan kesatuan generasi muda merupakan modal utama sebuah bangsa dalam memenangi kompetisi global sekaligus benteng paling kokoh menjaga kedaulatan Tanah Air dan bangsa. Sebuah keniscayaan yang kini harus menjadi laku hidup utama para pemuda untuk senantiasa merawat keberagaman dan merajut persamaan,” ujar Cak Nanto.
Menjaga tradisi
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018 Dahnil Simanjuntak menyoroti keistimewaan milad ke-90 ini karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri dan juga selalu bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). ”Ada pesan yang tersimpan di momentum milad ke-90 kali ini, yakni pesan terus menjaga tradisi ilmu dalam sebuah gerakan Pemuda Muhammadiyah,” kata Dahnil.
Pemuda Muhamadiyah harus tampil, memajukan, menggembirakan dakwah Islam di Indonesia melalui tradisi ilmu yang tinggi, melalui tradisi tauhid yang murni, dan juga melalui tradisi amal yang banyak. Karena itu, Pemuda Muhammadiyah tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai gerakan intelektual, serta gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan, perjalanan panjang perjuangan dakwah Pemuda Muhammadiyah dalam mengajak umat kepada kebaikan merupakan kontribusi nyata membangun bangsa. Ia berharap, di usianya yang semakin matang, Pemuda Muhammadiyah bisa terus bersinergi untuk membangun bangsa dan negara sesuai dengan jargon milad ke-90 tahun ini.
”Pesan itu semoga dapat tersampaikan ke seluruh penjuru negeri karena kehadiran Pemuda Muhammadiyah dalam setiap aspek pembangunan bangsa selalu dinanti,” kata Puan.
Sebagai anak kandung dari gerakan Islam berkemajuan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, Pemuda Muhammadiyah memiliki mandat ideologis untuk mewujudkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ’alamin dan tidak antiterhadap kemajuan. Untuk mencapai itu, dibutuhkan wawasan yang luas, inklusif, dan bervisi negarawan dari para pemuda yang ada di dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah.
Saat ini Indonesia sedang mendapatkan bonus demografi di mana sebagian besar penduduknya berusia muda dan produktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, perkiraan jumlah pemuda (usia 16-30 tahun) sebesar 64,50 juta jiwa atau hampir seperempat dari total penduduk Indonesia.
Itu artinya, menurut Puan, pemuda memiliki peranan sangat penting di dalam pembangunan negara. Para pemuda harus menjadi motor solidaritas bagi sekitarnya dan mempunyai semangat perjuangan, seperti sang proklamator, Soekarno.
Puan lalu mengutip pidato Soekarno: ”Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Ia menilai pernyataan kakeknya puluhan tahun lalu itu masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. ”Kalimat itu perlu direnungkan kembali oleh para pemuda di zaman ini,” ujarnya.